Kapal Motor Prima United, kapal perikanan dari Batang, Jawa Tengah, tenggelam setelah dihantam ombak tinggi. Lima orang meninggal, 1 orang masih hilang, dan 8 orang selamat. Kapal diklaim laik berlayar.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·4 menit baca
TOTO SIHONO
Ilustrasi Kapal Tenggelam Toto Sihono
BATANG, KOMPAS — Sebuah kapal perikanan asal Batang, Jawa Tengah, tenggelam setelah dihantam ombak di perairan utara Karimunjawa, Senin (22/8/2022). Akibat kejadian itu, lima anak buah kapal meninggal, 1 hilang, dan 8 orang selamat. Pencarian korban masih terus dilakukan.
Kapal yang tenggelam itu adalah Kapal Motor Prima United. Kapal memiliki ukuran 30 gros ton dan menggunakan alat tangkap jaring tarik berkantong. Saat berlayar, kapal itu mengangkut 14 orang yang terdiri dari satu nakhoda dan 13 ABK.
Korban meninggal adalah Daroni, Waras Robi, Ahmad Muslih, Agus Prayitno, dan Tauhid. Korban yang hilang adalah Eka Yulianto. Adapun korban selamat adalah Slamet Sutoyo, Slamet Wibowo, Muh Iqba, Diki Samsul Prasetyo, Binti Kodi, Quroji, Egar, dan Roji.
Kabar tenggelamnya KM Prima United pertama kali diketahui Senin sekitar pukul 07.15. Kala itu, nakhoda KM Prima United meminta tolong pada kapal-kapal perikanan di sekitar perairan Karimunjawa karena kapalnya akan tenggelam. Komunikasi itu dilakukan melalui saluran radio.
”Kapal itu baru tawur atau tebar jaring, posisi kapalnya agak miring. Di saat yang sama, ada gelombang tinggi yang menghantam kapal itu sehingga posisi kapal semakin miring kemudian terbalik,” ujar Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Batang Teguh Tarmujo.
KOMPAS/KRISTI UTAMI
Kapal-kapal berukuran di atas 100 gros ton sedang diparkir di Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal, Jateng, Minggu (19/1/2020). Kapal tersebut akan diikutkan dalam proses tes identifikasi kapal untuk ikut dalam program mobilisasi nelayan ke Natuna.
Mendengar ada yang meminta tolong, kapal-kapal di sekitar lokasi langsung berkoordinasi untuk merapat ke tempat kejadian. Dua kapal yang pertama kali tiba adalah kapal KM Jati Unggul Jaya 2 dan KM Alam Rahayu. Keduanya merupakan kapal perikanan asal Batang.
Setelah menyisir lokasi, KM Jati Unggul Jaya 2 berhasil mengevakuasi 11 orang. Dari jumlah itu, 5 meninggal dan 6 orang selamat. Sementara itu, KM Alam Rahayu berhasil mengevakuasi dua orang dalam keadaan selamat.
”Korban selamat dari KM Alam Rahyu dipindahkan ke KM Unggul Jaya 2. Seluruh korban, baik yang selamat maupun yang meninggal, saat ini sedang dalam perjalanan menuju Pelabuhan Niaga Batang, diangkut oleh KM Jati Unggul Jaya 2. Kemungkinan mereka akan tiba di Batang Selasa dini hari,” kata Teguh.
Teguh menuturkan kondisi para korban selamat baik, namun sebagian masih trauma. Begitu tiba di Batang, mereka akan dibawa menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kalisari untuk pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.
Hingga Senin malam, pencarian terhadap satu korban hilang masih terus dilakukan. Selain oleh awak KM Alam Rahayu, pencarian juga dilakukan oleh sejumlah kapal ikan lain asal Batang yang sedang berada di sekitar lokasi.
Kejadian tenggelamnya kapal itu sudah dilaporkan ke Satuan Polisi Air dan Udara Kepolisian Resor Batang, Senin siang. Pelaporan dilakukan oleh Teguh bersama pemilik KM Prima United, Gunawan.
Pemilik Kapal Prima United bersama Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Batang melaporkan tenggelamnya KM Prima United kepada petugas Satuan Polairud Polres Batang, Jawa Tengah, Senin (22/8/2022). Dalam kejadian itu, lima orang meninggal dunia, satu orang hilang, dan delapan orang selamat.
"Kami akan menindaklanjuti laporan terkait kasus tenggelamnya KM Prima United yang dilaporkan, Senin siang. Selanjutnya, kami akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait dan turut mengupayakan pencarian terhadap satu korban yang masih hilang," ucap Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jateng M Iqbal Alqudusy.
Berbalik
KM Prima United yang berangkat dari Pelabuhan Niaga Batang pada Minggu (21/8/2022) pagi sedianya akan dinahkodai oleh pemiliknya, Gunawan. Setelah berlayar selama dua jam, Gunawan mengeluhkan tidak enak badan. Kapal kemudian berbalik ke Pelabuhan Niaga Batang pada Minggu siang. Kapal itu kemudian diberangkatkan kembali dengan nahkoda lain.
Saat berangkat, kapal disebut dalam kondisi laik jalan. Kapal itu juga telah mengantongi surat persetujuan berlayar dari kesyahbandaran setempat. "Tidak ada tanda kerusakan di kapal sebelum berangkat. Menurut informasi teman-teman nelayan ombak di sekitar lokasi sedang tinggi, lebih dari dua meter. Kapal yang kondisinya baik, kalau posisi sedang miring terus dihantam ombak setinggi itu memang berpotensi terbalik," tutur Teguh.
Menurut pemilik kapal, di KM Prima United ada pelampung yang bisa digunakan oleh nahkoda dan para ABK. Pelampung itu diletakkan di satu tempat yang sama. Kendati demikian, saat kapal tenggelam, mereka tidak sempat mengambil pelampung. "Dalam kondisi seperti itu, mereka pasti panik semua. Kemungkinan mereka sempat mengambil pelampung itu kecil karena kejadiannya sangat cepat," imbuhnya.
Idealnya, pelampung dipakai saat kapal mulai berlayar. Sehingga, saat ada kecelakaan yang mengakibatkan kapal tenggelam, fatalitas bisa ditekan. Kendati demikian, sebagian nelayan merasa mudah gerah dan geraknya terbatas jika terus-terusan memakai pelampung.