Merayakan Berkah Hari Jadi Ke-77 Jabar untuk Semua
Jawa Barat merayakan hari jadi ke-77 pada Jumat (19/8/2022). Banyak pencapaian diraih selama setahun terakhir. Ada harapan untuk menjadi lebih baik pada tahun-tahun selanjutnya.
Peringatan Hari Jadi Ke-77 Jawa Barat di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Jumat (19/8/2022), berlangsung penuh sukacita. Sejumlah perbaikan kinerja pemerintah disampaikan. Terselip juga harapan sebagian warga untuk Jabar lebih baik di kemudian hari.
Di tengah Lapangan Gasibu, tepat di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Muhammad Hanif Muslim (21) tidak dapat menyembunyikan kebanggaannya berdiri di hadapan para pejabat daerah, Jumat.
Ketua Umum Perkumpulan Mahasiswa Pencinta Alam Institut Pertanian Bogor (Lawalata IPB) ini mewakili organisasinya, menerima penghargaan dalam peringatan Hari Jadi Ke-77 Jabar untuk kategori pencinta alam. Lawalata IPB dianggap berkontribusi memadukan kegiatan pelestarian alam berbasis sains (scientific adventure).
Hanif mencontohkan salah satu kegiatan yang dilakukan adalah mendata potensi Situ Dewa Dewi Cipiit di Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, tahun 2021. Kawasan itu, lanjut Hanif, memiliki potensi keindahan yang membutuhkan sentuhan ekowisata.
”Ini kebanggaan karena diberikan Gubernur Jabar. Saya juga tidak menyangka bisa satu barisan bersama Pak Wali Kota (Bogor),” ujarnya semringah. Dalam kesempatan itu, Wali Kota Bogor Bima Arya menerima penghargaan sebagai daerah terbaik satu kategori jumlah penduduk skala sedang.
Ke depan, Hanif yakin penghargaan ini akan terus memacu semangat organisasinya untuk terus berkontribusi lebih baik. Tidak hanya untuk Jabar, tetapi juga berbagai daerah di Indonesia. Terakhir, Hanif mengatakan, Lawalata IPB mendata anoa, satwa endemik Sulawesi, di Taman Nasional Gendang Dewata, Sulawesi Barat.
”Tim baru kembali awal Agustus 2022 setelah sebulan berada di sana. Gendang Dewata merupakan taman nasional baru dan kami berkoordinasi untuk pendataan. Laporan hasil kegiatan dan datanya kami rencanakan rampung Oktober ini,” ujar Hanif.
Baca juga : Selamatkan Secuil Bumi Jawa Barat Lewat Grup WA hingga Listrik Tenaga Bayu
Laju ekonomi
Kontribusi yang dilakukan Lawalata IPB setidaknya sejalan dengan harapan Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Gubernur yang biasa disapa Emil itu menyebutkan, inovasi dan adaptasi adalah kunci menghadapi beragam hal di masa depan.
”Kita (Jabar) adalah provinsi besar dengan 50 juta penduduk atau 20 persen dari Indonesia. Butuh inovasi untuk melayani warga. Sejauh ini, kita sudah melakukannya. Semua dapat dilihat dari capaian-capaian yang diraih dalam usia ke-77,” kata Emil.
Emil mengklaim, Jabar tercatat sebagai provinsi dengan pencapaian investasi terbaik di Indonesia. Pada 2021, realisasi investasi mencapai Rp 136,13 triliun dan menyerap 135.638 tenaga kerja.
Emil juga menyebut Jabar adalah provinsi pengekspor terbesar dengan nilai 15,71 miliar dollar AS. Jumlah itu setara 13,67 persen secara nasional. Bahkan, pada triwulan kedua ini, nilai ekspor Jabar sudah mencapai 19,23 miliar dollar AS atau peringkat pertama tingkat nasional.
Pencapaian itu menunjukkan roda perekonomian kembali berputar kencang setelah tersendat akibat pandemi Covid-19. Emil menyebut, pertumbuhan ekonomi Jabar pada triwulan II tahun 2022 menyentuh 5,68 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Baca juga : Petani Milenial, Wajah Segar Pertanian Jabar
Desa digital
Jumlah itu, menurut Emil, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dalam periode yang sama, sebesar 5,4 persen. Sementara itu, laju pertumbuhan ekonomi Jabar mencapai 3,74 poin atau meningkat 0,5 poin dari tahun 2021.
Dari segi Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Jabar menyentuh 72,45 poin atau meningkat 0,35 dibandingkan dengan tahun 2021. Persentase penduduk miskin menyentuh 7,79 persen atau menurun 0,46 persen dari 2021. Hal itu ikut berkontribusi pada penurunan tingkat pengangguran terbuka sebesar 9,82 poin atau menurun 0,64 poin dari tahun lalu.
Emil mengatakan, kontribusi daerah yang lebih baik juga datang dari 5.312 desa di Jabar. Dia mengklaim Jabar sudah tidak memiliki desa berstatus sangat tertinggal dan desa tertinggal pada tahun 2022. Sebelumnya, pada tahun 2018 desa berstatus sangat tertinggal dan tertinggal mencapai lebih dari 1.000 daerah.
”Pertumbuhan desa mandiri juga pesat, dari sebelumnya 30-an sekarang sekitar 1.100 desa,” ujarnya.
Kemajuan ini, lanjut Emil, dicapai dengan penguasaan aspek digital yang menyasar hingga ke desa. Pemanfaatan teknologi secara inklusif mampu memaksimalkan potensi desa. Aplikasi digital digunakan dalam program petani milenial hingga memberi makan ikan menggunakan telepon seluler.
”Kami menyelaraskan pembangunan di desa dan kota. Semua berkolaborasi, saling mengisi sehingga bisa mengurangi ketimpangan,” ucap Emil.
Baca juga : Oleh-oleh Emil dari Italia untuk Warga Jabar
Gambaran itu juga yang akan dipotret dalam ajang ”Cycling de Jabar” pada 27-28 Agustus 2022 sebagai acara puncak HUT Jabar. Bekerja sama dengan harian Kompas dan Bank bjb, acara itu berupa perjalanan sepeda menyusuri Jabar Selatan, dari Geopark Ciletuh di Sukabumi hingga Pangandaran berjarak lebih dari 300 kilometer.
Dari semua pencapaian tersebut, Emil menyatakan Jabar telah menggenggam 345 penghargaan di tingkat nasional dan internasional dalam kurun 2018-2021. Dia menyatakan, prestasi ini sebagai bentuk kerja keras semua pihak yang cinta Jabar.
”Peringatan hari jadi tahun ini bersejarah. Setelah tiga tahun berturut-turut berjuang bangkit, kita mampu pulih dari situasi pandemi,” ucap Emil yang menyediakan sajian tumpeng untuk dinikmati bersama warga yang hadir dalam kesempatan itu. Dari atas, tumpeng-tumpeng itu membentuk angka 77.
Baca juga : Saat Anies, Ganjar, dan Ridwan Kamil Bertemu dalam Kompas Fest 2022
Berkah tumpeng
Ketika seremoni di Lapangan Gasibu usai, Ny Casmen (67), warga Coblong, Kota Bandung, tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menikmati sajian tumpeng itu. Nasi kuning dan beragam lauk dia ambil untuk kemudian dilahap bersama warga lainnya.
Tumpeng yang dinikmati Casmen sudah kehilangan pucuknya. Sebelumnya, pucuk tumpeng dinikmati oleh para pejabat pemda. Namun, ia tidak keberatan asalkan kelak dapat merasakan kesejahteraan sama seperti para pejabat itu.
Casmen bukan warga asli Bandung. Ia datang dari Cirebon. Di awal pandemi Covid-19, ia nekat merantau untuk bekerja sebagai asisten rumah tangga. Semua dilakukan untuk menghidupi keluarganya.
”Anak-anak saya ada yang jaga toko hingga jualan es krim. Semua mengeluh susah dapat pembeli. Hal itu membuat saya ke Bandung meski usia sudah tidak muda lagi. Untungnya, sekarang keadaan sudah membaik. Saya dapat pekerjaan. Dagangan anak-anak saya juga laku lagi. Semoga esok lebih baik lagi,” tutur Casmen.
Fifit Sri Zunia (33), ibu dari Tegar Rajasa (11), penyandang disabilitas grahita, juga berharap serupa. Harapan itu mereka apungkan saat menjadi peserta kirab budaya di halaman Gedung Sate bersama rekan-rekannya dari Yayasan Biruku Indonesia, Kamis sore. Yayasan ini mendampingi anak-anak berkebutuhan khusus lewat beragam program seni budaya.
Sejauh ini, warga Sukajadi, Kota Bandung, itu mengatakan sudah merasakan banyak perbaikan terkait infrastruktur bagi kalangan difabel. Banyak tempat pemerintahan di Bandung sudah menyediakan sarana bagi difabel. Dalam berbagai kegiatan kalangan difabel juga dilibatkan, termasuk saat perayaan HUT Jabar kali ini.
Kondisi itu, katanya, ikut menjadi semangat bagi Tegar dan banyak anak difabel lainnya untuk beraktivitas. Fifit mencontohkan, saat ini anaknya semakin percaya diri untuk melakukan hobinya berenang hingga olahraga ruang terbuka.
”Besar harapan kami, akan semakin banyak tempat umum lainnya yang ramah difabel. Dengan itu, Jabar pasti akan menjadi yang terbaik untuk semua orang,” katanya.
Dengan usia yang semakin bertambah, Jabar dituntut lebih ”dewasa” menghadapi berbagai perkembangan zaman. Inovasi, adaptasi, dan kolaborasi di antara semua pihak dibutuhkan menghadapi ragam tantangan yang akan datang.
Baca juga : Ruang Kreativitas Tanpa Batas dari Jabar