Bus Trans Jatim Tulang Punggung Angkutan Umum Surabaya Raya
Angkutan massal berbasis bus dengan skema pembelian layanan (”buy the service”) yang ditunjang teknologi canggih ini akan menjadi tulang punggung angkutan massal yang aman, nyaman, dan berbiaya terjangkau.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·5 menit baca
RUNIK SRI ASTUTI
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan pengoperasian bus Trans Jatim, Jumat (19/8/2022). Armada bus sebanyak 22 unit ini akan menjadi tulang punggung transportasi umum yang akan menguatkan konektivitas di wilayah aglomerasi Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik.
SIDOARJO, KOMPAS — Kementerian Perhubungan mengoperasikan bus Trans Jatim Koridor I Surabaya-Sidoarjo-Gresik, Jumat (19/8/2022). Angkutan massal berbasis bus dengan skema pembelian layanan (buy the service) yang ditunjang teknologi canggih ini akan menjadi tulang punggung angkutan massal yang aman, nyaman, dan berbiaya terjangkau.
Pengoperasian secara resmi berlangsung di Terminal Porong, Sidoarjo. Acara itu dihadiri Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Direktur Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan Suharto, Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor, Bupati Gresik Fandi Ahmad Yani, dan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Khofifah meyakini kehadiran bus yang dinamai Raden Wijaya ini akan memperkuat konektivitas di Surabaya Raya yang meliputi Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik. Tiga daerah ini menjadi pusat kegiatan ekonomi atau merupakan wilayah Ring Satu Jatim.
”Jatim menjadi kontributor produk domestik regional bruto (PDRB) terbesar kedua secara nasional setelah Provinsi DKI Jakarta. Pusat pertumbuhan ekonomi Jatim berada di wilayah aglomerasi Surabaya Raya, ditopang wilayah Pasuruan, Mojokerto, dan Malang,” ujar Khofifah.
Para kru bus Trans Jatim bersiap melayani masyarakat. Bus ini mulai dioperasikan untuk melayani transportasi umum di wilayah aglomerasi Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, Jumat (19/8/2022).
Dia menambahkan, transportasi publik merupakan pekerjaan rumah bersama karena jumlah penduduk yang semakin banyak, sementara infrastruktur jalan sulit bertambah. Di sisi lain, angkutan massal juga mampu menjawab ancaman krisis energi karena menekan biaya transportasi masyarakat, terutama pada komponen biaya bahan bakar minyak yang mengandalkan energi fosil.
Menurut Khofifah, kehadiran bus Trans Jatim juga bakal menekan emisi gas buang sehingga sejalan dengan upaya perbaikan lingkungan, terutama menekan polusi udara. Dari sisi transportasi, beroperasinya angkutan umum diharapkan mengurangi angka kecelakaan lalu lintas, terutama sepeda motor. Sebanyak 75 persen kejadian kecelakaan lalin di Jatim melibatkan sepeda motor.
Kepala Dinas Perhubungan Jatim Nyono mengatakan, bus Trans Jatim merupakan upaya meningkatkan layanan angkutan umum berbasis jalan. Selain itu, bagian dari upaya menghadirkan layanan angkutan umum yang baik, nyaman, aman, cepat, tepat waktu, dan berbiaya terjangkau sehingga diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap angkutan umum.
”Seiring naiknya kepercayaan terhadap angkutan umum, masyarakat diharapkan menanggalkan kendaraan pribadinya, terutama sepeda motor,” kata Nyono.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Arus kendaraan dari arah Bundaran Waru yang akan menuju Kota Surabaya macet di Jalan Ahmad Yani, pagi hari saat awal jam kerja, Senin (21/5/2007). Kemacetan itu masih menjadi problem hingga saat ini.
Jumlah bus Trans Jatim yang dioperasikan total 22 armada dengan rincian 20 armada tetap dan dua armada cadangan. Jenis bus yang digunakan berkapasitas medium sekitar 35 penumpang berdiri dan memiliki fasilitas dek yang tinggi (high deck). Bus kecil ini diharapkan bisa lincah menyusuri jalanan perkotaan yang volume kendaraannya sangat padat.
Bus akan mengambil penumpang di setiap halte dan bukan di tepi jalan antarhalte. Hal itu agar kehadiran bus Trans Jatim tidak mengganggu keberadaan angkutan umum pelat kuning yang selama ini berfungsi sebagai feeder atau angkutan pengumpan.
Nyono mengatakan, bus akan melayani rute Terminal Porong-Pasar Larangan-Tol Sidoarjo turun Bunder, Gresik. Rute perjalanan yang ditempuh sejauh 74 km. Total terdapat 32 halte bus dengan rincian 15 halte tersebar di wilayah Sidoarjo dan 17 halte bus tersebar di Gresik. Halte tersebut telah dilengkapi dengan fasilitas untuk penumpang difabel.
RUNIK SRI ASTUTI
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meresmikan pengoperasian bus Trans Jatim, Jumat (19/8/2022).
Bus Trans Jatim ini mulai beroperasi pukul 05.00 hingga pukul 21.00 waktu setempat. Jarak antarbus 15 menit pada pagi hari dan 30 menit pada sore hari. Di dalam bus ada pramugara dan pramugari yang akan melayani penumpang. Adapun tarif yang dikenakan yakni Rp 2.500 per penumpang pelajar dan santri.
Sementara itu, penumpang umum dikenai tarif Rp 5.000 per orang. Sistem pembayarannya nontunai atau cashless bisa menggunakan E-money, QRIS, Shopee Pay, dan Gopay. Bus juga dilengkapi fasilitas penunjang yang berteknologi canggih, seperti fitur pembelian layanan tiket, info jaringan bus, peta rute, dan info bus terdekat.
Seiring naiknya kepercayaan terhadap angkutan umum, masyarakat diharapkan menanggalkan kendaraan pribadinya, terutama sepeda motor.
Suharto menambahkan, Kemenhub mengapresiasi tingginya komitmen Pemprov Jatim dalam mendorong penggunaan angkutan umum di berbagai wilayah perkotaan. Menurut dia, masih banyak kepala daerah yang belum memahami hak masyarakat terhadap akses angkutan umum yang aman, nyaman, dan berbiaya terjangkau.
”Konsep pembelian layanan atau buy the service (BTS) pertama kali justru diluncurkan di Jatim, yakni pada bus Trans Semanggi Surabaya, akhir 2021. Dari 10 kota yang menyelenggarakan konsep BTS, Surabaya merupakan kota yang pelaksanaannya terbaik,” ucap Suharto.
RUNIK SRI ASTUTI
Bus Trans Jatim mulai dioperasikan untuk melayani transportasi umum di wilayah aglomerasi Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, Jumat (19/8/2022).
Dia menambahkan, bus Trans Jatim koridor I ini akan terintegrasi dengan angkutan bus Trans Semanggi Surabaya dan bus angkutan umum lainnya yang telah beroperasi. Kemenhub menargetkan seluruh wilayah aglomerasi Surabaya Raya sudah terlayani angkutan massal yang lengkap, tidak hanya berbasis energi fosil, tetapi juga listrik dan gas pada 2024.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor meminta dukungan penuh dari Kementerian Perhubungan dan Pemprov Jatim agar upaya membangun sistem transportasi umum dan massal berkesinambungan. Hal itu karena upaya menyadarkan masyarakat agar menggunakan transportasi umum bukan perkara mudah.
”Apabila implementasi program ini dinilai masih belum berhasil pada tahun ini, tidak serta-merta dihentikan. Pemprov Jatim agar tetap memberikan dukungan anggaran pada tahun 2023 demi keberlangsungan program transportasi massal,” pinta Muhdlor.
RIZA FATHONI
Mural berisi ajakan bagi masyarakat untuk menggunakan transportasi umum terlukis di salah satu sudut di kawasan Gandaria Selatan, Jakarta Selatan, Rabu (20/11/2019). Jawa Timur kini juga menggencarkan kampanye memakai transportasi umum untuk mengurai kemacetan.
Dia mengatakan, transportasi massal sejatinya kebutuhan masyarakat, terutama menghadapi ancaman krisis energi dan krisis ekonomi. Hal itu terkait erat dengan mobilitas masyarakat, terutama warga Sidoarjo yang sangat tinggi setiap harinya. Sebagai gambaran, jumlah penduduk Sidoarjo pada pagi hari sekitar 2 juta jiwa dan pada malam hari mencapai 4 juta jiwa.
Hal itu menandakan adanya perpindahan atau transisi sebesar 2 juta penduduk setiap pagi. Jutaan orang itu pergi ke Surabaya untuk bekerja karena mereka tinggal di Sidoarjo. Oleh karena itulah layanan bus Trans Jatim idealnya terkoneksi dengan bus Surabaya supaya lebih efektif, efisien, dan menjangkau lebih banyak orang.
”Bus Trans Jatim ini sejatinya program yang sangat dinantikan masyarakat di Surabaya Raya, yakni Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo. Dalam layanan angkutan massal idealnya tidak ada dikotomi antara warga Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik karena mobilitas penduduknya sama-sama tinggi,” pungkas Muhdlor.