Kehadiran kafe teh kekinian memberikan warna lain dari budaya minum teh di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Teh yang disuguhkan tak lagi melulu punya rasa nasgitel. Eksplorasi itu dipelopori anak-anak muda.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·4 menit baca
Kehadiran kafe teh kekinian memberikan warna lain dari budaya minum teh di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Teh yang disuguhkan tak lagi melulu bercita rasa nasgitel atau panas, legi (manis), dan kenthel (kental). Eksplorasi ragam sajian teh ini dipelopori anak-anak muda yang penuh kreativitas.
Upaya eksplorasi sajian teh salah satunya dilakukan oleh Natasya Putri Dewi (26) melalui kedai tehnya yang bernama Helveteaca. Kedai tersebut dirintis bersama suaminya sejak 2020 lalu karena kesukaannya pada olahan teh.
”Memang dasarnya suka teh daripada kopi. Di samping itu, kafe kopi sudah banyak sekali. Saya juga ingin memperkenalkan teh ke kalangan anak muda. Kan, teh ini juga lebih banyak dikenal di wedangan. Saya ingin coba dengan konsep lainnya,” kata Natasya di Helveteaca, Kota Surakarta, Selasa (16/8/2022).
Guna membedakan dengan wedangan atau angkringan berkonsep tradisional, Natasya memilih bangunan modern untuk kedai tehnya. Di kedai itu, musik-musik yang diputar untuk menemani para pengunjung juga sesuai selera anak muda. Hal itu diharapkan mampu menambah nyaman para pengunjung.
Natasya menyampaikan, ada lebih dari 20 jenis teh yang bisa dipilih oleh para pelanggannya. Mulai dari teh hijau, teh putih, teh hitam, teh wangi, teh oolong, dan lain sebagainya. Teh-teh tersebut didatangkan dari sejumlah daerah, seperti Bandung, Slawi, dan Cirebon.
”Dari banyaknya macam teh ini, kami juga mencoba membuat ramuan-ramuan khusus. Teh itu bisa diramu dengan daun atau bunga selain teh itu sendiri. Ada menu-menu khusus untuk itu,” ujarnya.
Ramuan khusus itu salah satunya bisa ditemukan dari minuman berjenis signature blend. Di sana ada tiga menu kreasinya yang diyakini punya efek khusus. Ketiga menu itu ialah Black Calming, Anti Anxietea, dan Sleeping Beautea. Menu Black Calming merupakan campuran dari teh hitam dengan bunga lavender. Cita rasa yang disajikan cukup segar dari semerbak aroma bunga tersebut.
Lalu, Anti Anxietea memberikan sensasi yang lain lagi. Minuman itu merupakan seduhan dari teh putih, bunga chamomile, dan chrysanthemum. Wangi teh yang ringan bisa tercium lewat kepulan asap dari minuman tersebut. Aroma bunga tersebut memberikan efek yang menenangkan.
”Jadi, ramuan itu kami beri nama ’Anti Anxietea’. Itu sebenarnya pelesetan dari anxiety, yang dalam bahasa Indonesia artinya cemas. Harapannya, lewat aroma teh kami, bisa cukup menenangkan dan mencegah cemas,” kata Natasya.
Ada juga minuman ramuan lain yang dinamai ”Sleeping Beautea”. Minuman itu diramu dari teh hijau, bunga chamomile, bunga forget-me-not, dan peppermint. Campuran keempat jenis teh dan bunga itu diyakini mampu memberikan rasa rileks pada tubuh. Perasaan itu diberikan lewat sensasi sejuk dari campuran peppermint.
”Tidak berhenti pada ramuan-ramuan yang sudah ada, kami juga terus mencoba untuk menghasilkan ramuan-ramuan lainnya. Ini kami lakukan sambil berjalan,” ujarnya.
Teh itu bisa diramu dengan daun atau bunga selain teh itu sendiri.
Tidak itu-itu saja
Kafe teh lain yang menyuguhkan eksplorasi serupa adalah Surakartea. Lokasinya berada di Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta. Jaraknya hanya 350 meter dari Keraton Kasunanan Surakarta.
Sedikit berbeda dengan Helveteaca, Surakartea memilih bangunan dengan konsep tradisional. Namun, aspek artistiknya ditonjolkan. Ada sejumlah tembok dihiasi lukisan-lukisan kontemporer.
Surakartea dirintis oleh tiga orang teman sepermainan, yakni Naufal Hanif, Yusuf Haikal, dan Ardika Satria. Ketiganya dipertemukan oleh aktivitas teater. Ternyata, kegemaran mereka pada teh berujung pada rintisan kedai teh tersebut.
”Kami mulai sejak 2021. Ini berawal dari perhatian kami kepada minuman teh. Itu, kan, minuman yang sebenarnya sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Nah, kami ingin mengangkat kelas budaya minum teh itu lewat konsep kedai yang kekinian seperti ini,” kata Hanif saat ditemui di Surakartea.
Ada lebih dari 30 jenis teh yang bisa dipilih oleh para pelanggan di Surakartea. Teh-teh pilihan itu langsung diambil dari petani di sejumlah daerah, seperti Karanganyar, Wonosobo, Bandung, dan Tegal.
”Ini karena masing-masing daerah punya kekhasan teh sendiri. Kami ingin bisa menghadirkan semuanya. Jadi, pilihannya banyak. Orang juga bisa lebih teredukasi bahwa teh tidak hanya yang itu-itu saja,” kata Hanif.
Teh yang dipesan bisa disajikan langsung per cangkir, bisa juga dengan teko. Yang membedakan dari tempat lain, di Surakartea, baik teko maupun gelas tempat menyajikan teh berwarna bening. Dengan demikian, proses perubahan warna dari teh yang dipesan bisa dilihat langsung.
”Kami tidak hanya menyajikan minuman saja. Ini sekaligus pengalaman menikmati teh. Pelanggan dipuaskan tidak hanya indera pencecapnya saja, tetapi juga indera penglihatannya. Mereka bisa tahu lebih dari teh-teh yang dipesan,” tutur Hanif.