Harapan dari Gubernur Sumut, Nelayan, hingga Warga Desa Terpencil
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengharapkan masyarakat ikut mengisi kemerdekaan dalam pembangunan daerah. Optimisme juga disuarakan nelayan dari perbatasan hingga warga desa terpencil di Kabupaten Tapanuli Utara.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengharapkan masyarakat ikut mengisi kemerdekaan dalam pembangunan daerah. Optimisme juga disuarakan para nelayan yang biasa melaut di Selat Malaka hingga warga desa terpencil di Kabupaten Tapanuli Utara. Kemerdekaan menjadi momentum pembangunan Sumut.
Edy menyampaikan pesan kemerdekaan saat menjadi inspektur upacara pengibaran bendera Merah Putih pada upacara Hari Ulang Tahun Ke-77 Republik Indonesia di Lapangan Astaka, Jalan Willem Iskandar, Deli Serdang, Rabu (17/8/2022). Upacara tidak dilakukan di Lapangan Merdeka Medan karena sedang direvitalisasi.
”Kita harus berani menghadapi tantangan dengan optimisme yang tinggi dan jiwa pantang menyerah untuk membuktikan bahwa kita adalah bangsa yang tangguh, yang terus bertumbuh untuk mewujudkan Indonesia merdeka, Indonesia maju,” kata Edy.
Edy mengatakan, usia Republik Indonesia tidak muda lagi. Karena itu, seluruh pihak mesti mengejar cita-cita bangsa. Generasi muda pun harus ikut berperan dalam pembangunan nasional dan daerah. Hal ini sangat penting untuk bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19.
Tahun ini, perayaan HUT Ke-77 Kemerdekaan RI berlangsung cukup meriah di Medan setelah dua tahun tidak ada perayaan dengan kegiatan terbuka akibat pandemi Covid-19. Pusat perayaan berada di sepanjang Jalan Diponegoro dari Lapangan Benteng hingga ke Jalan Sudirman.
Masyarakat memadati trotoar di jalan-jalan menyaksikan pawai pembangunan, karnaval mobil hias, dan marching band. Pawai dan karnaval diikuti berbagai instansi pemerintahan. Sementara marching band ditampilkan oleh siswa-siswi dari berbagai sekolah. Warga ikut memeriahkan dengan melambaikan bendera-bendera kecil di tangannya.
Rahmat (35), warga Kecamatan Medan Tembung, mengatakan, ia datang bersama istri dan anak-anaknya untuk melihat kemeriahan acara di pusat kota. Pedagang bahan pokok ini berharap ekonomi Kota Medan bisa pulih lagi seperti sebelum pandemi.
”Kalau kami dari pedagang melihatnya ekonomi sudah mulai bangkit, tetapi masih jauh dari sebelum pandemi,” katanya.
Dari desa terpencil di Kabupaten Tapanuli Utara, yakni Desa Simardangiang, Kecamatan Pahae Julu, Usman Sitompul (52) mengatakan, mereka berharap pembangunan bisa dilakukan sampai ke desa mereka. Hingga kini, akses jalan dan listrik PLN belum masuk ke dusun mereka.
Warga hanya memiliki listrik yang dihasilkan turbin air yang kecil dan kadang tidak bisa digunakan jika air sungai tidak stabil. ”Hari ini kami bisa menonton upacara kemerdekaan di Istana Negara setelah warga mengumpulkan uang untuk membeli minyak genset,” kata Usman yang merupakan petani kemenyan itu.
Nelayan dari Desa Nagur, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai, Hasyim (55), mengatakan, mereka berharap kehidupan nelayan bisa semakin baik dalam momentum HUT Ke-77 RI ini. Dalam beberapa tahun ini, kehidupan nelayan di kabupaten itu semakin baik setelah bisa lebih mandiri dan tidak bergantung lagi kepada tengkulak yang biasanya memberi modal dan menyewakan kapal.
”Hampir semua nelayan di sini sudah punya perahu sendiri yang kami lengkapi dengan GPS (perangkat navigasi berbasis satelit) dan radio dua arah. Kami pun tidak takut lagi melaut hingga ke dekat perbatasan. Lautan pun tidak lagi sepi karena kami biasa berbincang di radio,” kata Hasyim.