Pendakian Perayaan HUT RI ke Puncak Semeru Masih Ditutup
Status Semeru masih level 3 sehingga kegiatan pendakian belum diperbolehkan walaupun menjelang 17 Agustus banyak warga berminat merayakan kemerdekaan di puncak gunung tersebut.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS - Setelah mengalami erupsi pada Desember 2021, status Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, masih level 3 atau Siaga. Oleh karena itu, kegiatan pendakian masih ditutup, termasuk menjelang perayaan Hari Kemerdekaan Ke-77 Republik Indonesia kali ini.
Biasanya, gunung setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu menjadi salah satu magnet di kalangan pencinta alam setiap kali momentum hari proklamasi kemerdekaan tiba. Dari sejumlah daerah, mereka datang untuk menggelar upacara di puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa itu.
Besarnya animo pencinta alam membuat pihak Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) harus menetapkan kuota maksimal 600 pendaki setiap hari. Setiap pendaki diharuskan memesan tiket (booking) lebih dulu baru bisa mendaki.
”Pendakian di Semeru masih ditutup karena statusnya masih Siaga level 3,” ujar Kepala Subbagian Data Evaluasi dan Humas BBTNBTS Sarif Hidayat, Minggu (14/8/2022).
Berdasarkan laman Magma Indonesia per 14 Agustus pukul 06.00-12.00 (pengamatan visual), gunung terlihat jelas hingga tertutup kabut, asap kawah tidak teramati, cuaca berawan, angin lemah ke arah barat. Dari sisi pengamatan kegempaan, terjadi 18 kali gempa letusan dengan amplitude 11-22 milimeter dan lama gempa 60-110 detik.
Kecuali Semeru, menurut Sarif, kawasan TNBTS lainnya tetap dibuka untuk kunjungan wisatawan selama libur hari kemerdekaan. ”Gunung Bromo juga masih buka untuk kunjungan wisatawan,” katanya.
Selain puncak Semeru, lanjutnya, biasanya ada kegiatan apel 17-an oleh masyarakat, antara lain di Ranu Pani di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Namun, pihaknya belum bisa memastikan apakah kegiatan itu juga akan kembali diadakan tahun ini.
Berbeda dengan Semeru, Gunung Arjuno-Welirang (3.339 mdpl dan 3.156 mdpl) di perbatasan Kabupaten Malang, Batu, Pasuruan, dan Mojokerto, terbuka bagi pendaki yang ingin merayakan kemerdekaan di puncak. Pihak Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo tetap membuka kegiatan pendakian.
”Kalau yang secara resmi minta izin melakukan kegiatan upacara tidak ada. Tetapi kami tidak tahu kalau setiap pendaki kemudian melakukan upacara di puncak. Biasanya begitu,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Tahura R Soerjo, Ahmad Wahyudi.
Hingga 13 Agustus sudah ada 480 pendaki yang telah mendaftar naik ke Arjuno dari total kapasitas 750 orang yang disediakan.
Menurut Wahyudi, Dinas Kehutanan Jawa Timur, termasuk Tahura R Soerjo, akan mengadakan Ekspedisi 77 di puncak Arjuno. Dalam acara pertama kali ini, akan dikibarkan 77 bendera Merah Putih di puncak, penanaman 77 batang pohon cemara, pemasangan plakat, hingga pembersihan jalur oleh 77 pendaki.
”Start dari Cangar di Batu. Unsurnya ada dari dinas kehutanan, tahura, relawan, mahasiswa pencinta alam, dan pramuka. Semua ini untuk memeriahkan HUT ke-77. Mungkin, saat di atas nanti, para pendaki lain juga bisa bergabung dengan peserta Ekspedisi 77,” tuturnya.
Terkait masalah cuaca yang cepat berubah akhir-akhir ini, Wahyudi meminta pendaki bisa menyiapkan diri dengan baik, tidak hanya logistik, tetapi juga mereka diimbau tidak memaksakan diri apabila kondisi fisiknya kurang prima.
”Ini, kan, sebenarnya musim kemarau, tetapi tiba-tiba masih ada hujan deras. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, ada pengaruh badai tropis dari Pasifik, prediksinya sampai 15 Agustus. Meski setelah itu kembali normal, perubahan cuaca ini tetap perlu diwaspadai,” ujarnya.