Kelompok Tani di Lampung Ekspor 10.500 Batang Aglonema ke Turki
Kelompok Tani Adipuro Sri Rejeki di Lampung Tengah akan mengekspor 10.500 batang tanaman hias aglonema ke Turki. Budidaya tanaman hias ini diharapkan menjadi penopang ekonomi baru petani Lampung.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
LAMPUNG TENGAH, KOMPAS — Kelompok Tani Adipuro Sri Rejeki di Kelurahan Adipuro, Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung, melakukan ekspor perdana tanaman hias aglonema jenis dona carmen, snow white, dan siam aurora ke Turki. Budidaya tanaman hias ini diharapkan menjadi penopang ekonomi baru petani Lampung.
Ketua Kelompok Tani Aglonema Adipuro Sri Sejeki, Margiono, menuturkan, ada 10.500 batang tanaman aglonema yang akan diekspor ke Turki. Saat ini, anggota kelompok tani tersebut sedang menyiapkan pengemasan tanaman hias yang akan diterbangkan ke Turki pada Selasa (16/8/2022) itu.
Menurut Margiono, ada 90 anggota kelompok tani yang memasok aglonema untuk ekspor perdana tersebut. Selain itu, pasokan aglonema juga dipasok oleh petani dari Kabupaten Lampung Timur.
”Dengan adanya ekspor aglonema ini, kuota penjualan tanaman hias petani meningkat. Kalau biasanya mereka hanya bisa menjual puluhan batang, sekarang sudah bisa menjual tanaman hias ratusan hingga ribuan batang,” kata Margiono di sela-sela kegiatan persiapan ekspor aglonema, Minggu (14/8/2022).
Subkoordinator Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandar Lampung, Irsan Nuhantoro, menuturkan, nilai ekspor tanaman aglonema itu mencapai Rp 50 juta. Pihaknya mendorong agar petani terus mengembangkan budidaya tanaman hias agar aktivitas ekspor bisa dilakukan secara kontinu.
Menurut Irsan, potensi ekspor tanaman hias masih terbuka lebar. Selain ke Turki, tanaman hias asli Indonesia juga dapat diekspor ke sejumlah negara lain, seperti Amerika Serikat, Vietnam, Singapura, Malaysia, Mesir, Belanda, dan Inggris.
Berdasarkan data yang dihimpun Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandar Lampung, pada 2020, Lampung tercatat hanya dua kali melakukan ekspor bibit tanaman hias jenis aglonema ke Amerika Serikat.
Pada 2021, frekuensi ekspor tanaman hias dari Lampung meningkat hingga 159 kali dengan jumlah batang tanaman yang diekspor sebanyak 2.044 batang dan nilai ekspor mencapai Rp 300 juta. Adapun pada semester I-2022, Lampung tercatat melakukan ekspor sebanyak 65 kali dengan nilai ekspor mencapai Rp 200 juta.
Untuk mempercepat proses ekspor, Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandar Lampung memfasilitasi rumah kaca sebagai tempat karatina tumbuhan di Kelurahan Adipuro. Selain itu, petani juga didampingi untuk bisa mencegah adanya organisme pengganggu tanaman sejak perawatan tanaman.
Sebelum diekspor, aglonema juga telah melewati pemeriksaan untuk memastikan tidak ada organisme pengganggu tanaman yang terbawa sampai ke luar negeri. Hal ini penting untuk menghindari risiko penolakan di negara tujuan ekspor. Tindakan karantina di tingkat desa itu dapat memangkas waktu hingga tiga pekan untuk persiapan ekspor.
Divisi Ekspor dari Asosiasi Tanaman Hias Indonesia Bonar Mattia Sitorus mengungkapkan, peluang Indonesia untuk merebut pasar ekspor tanaman hias dunia terbuka lebar. Apalagi, tanaman hias bisa dibudidayakan sepanjang musim di Indonesia.
Pada 2021, frekuensi ekspor tanaman hias dari Lampung meningkat hingga 159 kali dengan jumlah batang tanaman yang diekspor sebanyak 2.044 batang dan nilai ekspor mencapai Rp 300 juta.
Saat ini, Indonesia baru menguasai sekitar 0,1 persen perdagangan tanaman hias dunia. Sebagian besar perdagangan tanaman hias masih dikuasai negara-negara Eropa, antara lain Belanda, Italia, dan Jerman.
Oleh karena itu, Bonar mendorong agar generasi muda di Lampung melirik usaha ekspor tanaman hias. Selain peluang yang terbuka lebar, eksistensi ekspor juga menjadi suatu kebanggaan sebagai bangsa Indonesia.
Anggota Komisi IV DPR RI Hanan A Rozak menyampaikan, ekspor perdana tanaman hias itu membuktikan ekspor tidak hanya bisa dilakukan oleh perusahaan besar, melainkan juga kelompok tani. Kegiatan ekspor ini diharapkan bisa meningkatkan nilai tambah dan penghasilan petani di wilayah tersebut.
Hanan juga mengapresiasi semangat para petani muda Lampung yang ingin menjadi eksportir tanaman hias. Ia pun mendorong agar petani di Lampung terus mengembangkan sentra-sentra budidaya tanaman hias yang menghasilkan produk kualitas ekspor.