Empat Seniman Bali Terima Penghargaan Dharma Kusuma
Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan Dharma Kusuma kepada empat seniman. Penghargaan itu diberikan sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa empat seniman tersebut dalam memajukan kebudayaan Bali.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan Dharma Kusuma kepada empat seniman Bali. Penghargaan Dharma Kusuma diberikan sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa empat seniman tersebut yang dinilai telah memajukan kebudayaan Bali.
Penghargaan tersebut diserahkan Gubernur Bali Wayan Koster bersama Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati dan Wakil Ketua DPRD Bali Tjokorda Gde Asmara Putra Sukawati dalam rangkaian upacara peringatan hari jadi ke-64 Provinsi Bali di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Renon, Kota Denpasar, Minggu (14/8/2022).
Empat seniman penerima penghargaan itu adalah I Wayan Rai yang merupakan akademisi dan seniman karawitan, I Nyoman Windha sebagai komposer karawitan, Ni Wayan Latri yang merupakan seniman Dramatari Arja, dan almarhum Wayan Sujana ”Jedur” yang merupakan seniman drama gong dari Buleleng.
Penghargaan Dharma Kusuma menjadi bentuk penghormatan dan pengakuan Pemprov Bali atas jasa, prestasi, dan pencapaian seniman, budayawan, serta tokoh masyarakat dalam upaya penguatan dan pemajuan kebudayaan Bali.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha menyatakan, seniman yang menerima penghargaan Dharma Kusuma merupakan hasil usulan berbagai pihak, misalnya pemerintah daerah, institusi pendidikan, dan lembaga non-pemerintah. Usulan itu kemudian diverifikasi dan dinilai dengan melibatkan tim penilai, termasuk dari Majelis Kebudayaan Bali.
Budayawan Bali, I Made Bandem, mengatakan, penghargaan Dharma Kusuma tahun ini disiapkan lebih spesifik dalam pengategorian. Hal itu dilakukan untuk menguatkan figur penerima penghargaan Dharma Kusuma.
”Ini sebagai bentuk apresiasi dan penghormatan bagi seniman penerima penghargaan Dharma Kusuma,” ujar Bandem yang juga perwakilan Majelis Kebudayaan Bali.
Seniman penerima penghargaan Dharma Kusuma, I Wayan Rai, mengungkapkan rasa syukur dan terima kasihnya. Rai, yang juga mantan Rektor Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Tanah Papua, menyatakan, penghargaan Dharma Kusuma memberikan motivasi bagi dirinya untuk terus berkreasi dan berkarya.
”Sebagai seniman, kami tidak mengenal istilah koma, apalagi titik. Dalam filosofi Bali, seniman adalah orang yang dianugerahi bakat seni sehingga berkat itu harus dikembalikan lagi kepada Sang Pencipta melalui ngayah (kerja tulus ikhlas),” kata Rai.
Sementara itu, Ni Wayan Latri menyampaikan terima kasih kepada Pemprov Bali karena telah memperhatikan para seniman tradisi yang terus menekuni dan menghidupi seni secara ikhlas. ”Kami berharap seni budaya Bali umumnya dan seni tradisional Bali khususnya tetap hidup dan tidak hilang ditelan zaman,” ujar seniman asal Gianyar itu.
I Nyoman Windha mengatakan, penghargaan tersebut memberikan kebanggaan dan sekaligus memberi tanggung jawab agar dirinya berbuat lebih baik demi memajukan kebudayaan. Seniman karawitan dari Gianyar itu mengatakan, seni karawitan Bali sudah teruji kemampuannya beradaptasi dan berkolaborasi dengan seni tradisi, seni kontemporer, dan lintas bidang.
I Nyoman Darwin Setiabudi, putra Wayan Sujana ”Jedur”, mengatakan, penghargaan Dharma Kusuma itu menjadi pengakuan dan perhatian pemerintah kepada seniman-seniman Bali, termasuk seniman tradisi. ”Ini menjadi penghargaan dan pengakuan atas konsistensi dan ketekunan para seniman dalam mengembangkan dan menghidupkan kesenian Bali,” katanya.
Penghargaan Dharma Kusuma diberikan sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa empat seniman tersebut yang dinilai telah memajukan kebudayaan Bali.
Sementara itu, dalam upacara bendera memperingati hari jadi ke-64 Provinsi Bali, Gubernur Bali Wayan Koster menyebutkan, pembangunan Bali dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali mencakup lima bidang prioritas. Penguatan dan pemajuan desa adat, tradisi, seni budaya, dan kearifan lokal adalah satu dari lima bidang prioritas tersebut.
Upacara bendera tersebut turut dihadiri para tamu undangan, di antaranya Kepala Polda Bali Irjen Putu Jayan Danu Putra serta anggota DPD, yang juga mantan Kepala Polda Bali dan Gubernur Bali periode 2008-2018, I Made Mangku Pastika.