Kunjungan ke TN Komodo Manggarai Barat NTT berangsur normal. Sebaiknya tarif baru itu hanya Rp 1 juta per orang per tahun.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
LABUAN BAJO, KOMPAS — Kunjungan ke Taman Nasional Komodo berangsur normal setelah sempat mengalami kekosongan beberapa hari sebelumnya. Pengunjung ke obyek wisata itu masih didominasi turis.
Pemandu Wisata Labuan Bajo, Latif dihubungidi Labuan Bajo, Selasa (9/7/2022), mengatakan, pengunjung yang masuk Labuan Bajo dan sekitarnya sempat sepi hampir satu pekan, yakni 1-5 Agustus 2022.
Saat itu meski pemerintah masih berencana menaikkan tarif baru masuk TN Komodo, dari Rp 150.000-Rp 300.000 menjadi Rp 3,750 juta per orang, tetapi sempat diberlakukan. Hal ini memicu gelombang demonstrasi massal pelaku usaha di sektor wisata selama beberapa hari untuk menolak kenaikan tarif itu.
”Setelah ada pengumuman penundaan kenaikan tarif, wisatawan mulai berangsur normal. Sore ini saya sedang membawa enam wisatawan asing dari Labuan Bajo ke Pulau Kanawa kemudian Pulau Sebayo,” katanya.
Rombongan ini pada malam hari tidur di dalam kapal. Jumlahnya enam orang. Dua hari yang lalu mereka ke Pulau Padar, Pulau Komodo, dan Pulau Rinca.
Ia mengatakan, jumlah wisatawan asing justru cenderung meningkat pada saat ada rencana kenaikan tarif dan aksi demonstrasi berlangsung di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, itu.
Sementara turis domestik sejak 1 Agustus 2022 sampai hari ini sangat jarang yang datang ke Labuan Bajo. Sebelumnya, jumlah wisatawan lokal, justru jauh lebih banyak.
”Bagi saya, asing atau lokal sama saja. Hanya wisatawan asing selalu tepat waktu, hal itu sebaliknya pada turis lokal. Meski sudah ada perjanjian waktu keberangkatan dan waktu tiba, cenderung melenceng,” kata Latif.
Anggota Himpunan Pariwisata Indonesia Manggarai Barat ini mengatakan, sebaiknya pemerintah mengevaluasi kembali tarif yang bakal diberlakukan 1 Januari 2023.
”Angka Rp 3,750 juta per orang, itu terlalu tinggi. Kami, pelaku usaha wisata di Labuan Bajo setuju dengan usulan Bapak Jusuf Kalla, sebesar Rp 1 juta per orang,” ujarnya.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Republik Indonesia Manggarai Barat Silvester Wanggel mengatakan, saat ini musim libur bagi wisatawan dari Eropa. Juga pascapandemi Covid-19, wisatawan asing ingin jalan-jalan, termasuk ke Labuan Bajo.
Banyak turis asing dari Rusia karena saat ini sedang perang antara Rusia dan Ukraina, mungkin mereka jenuh melihat situasi di negara mereka, lalu memutuskan ke Indonesia.
Mereka pun semakin mengenal Indonesia setelah Presiden Jokowi mengunjungi Presiden Putin belum lama ini, demi misi perdamaian.
Ia mengatakan, saat aksi demo beberapa hari sebelumnya di Labuan Bajo, sekitar 1.000 tamu menarik kembali uang dari hotel-hotel yang ada di Labuan Bajo. Namun, mereka bisa melakukan penjadwalan kunjungan kembali. Pemerintah telah membatalkan kenaikan tarif masuk Pulau Komodo dan Pulau Padar sampai dengan 1 Januari 2023.
Angka Rp 3,750 juta per orang, itu terlalu tinggi. Kami, pelaku usaha wisata di Labuan Bajo setuju dengan usulan Bapak Jusuf Kalla, sebesar Rp 1 juta per orang. (Latif)
Hampir semua wisatawan ke Labuan Bajo ingin mengunjungi Pulau Padar, Pulau Komodo dengan pantai Pink, dan pasir timbul di Taka Makassar yang membentuk huruf Sembilan.
Titik destinasi
Tiga titik destinasi ini sangat indah sehingga sasaran utama wisatwan ke Labuan Bajo, melihat tiga lokasi yang ada di Pulau Padar dan Pulau Komodo ini.
”Pulau Padar itu orang ingin foto-foto di sana karena bentangan alam yang indah dengan pemandangan air lautnya. Wisatawan yang berfoto di Pulau Padar, mereka punya sejarah, pernah ke Labuan Bajo, dan bisa menyimpan foto itu,” ujarnya.
Di tempat itu kata dia, wisatawan bisa memeragakan gaya apa saja saat foto. Keindahan ciptaan Tuhan itu harus dinikmati semua umat manusia, dan keindahan itu tidak bisa dibeli dengan uang.
Jika pengunjung sekadar foto dengan hewan komodo di Pulau Rinca, mereka juga bisa foto dengan komodo di Kebun Binatang di Surabaya, Jakarta, atau Denpasar. ”Kan hewan komodo ada di sana juga,” katanya.
Ia pun setuju dengan Latif. Kenaikan tarif masuk Pulau Komodo dan Pulau Padar, sebaiknya Rp 1 juta per orang, per sekali kunjungan. Angka itu sangat tepat, tidak berlebihan.
”Kalau Rp 3,75 juta per orang per tahun, itu sangat tidak masuk akal. Tidak mungkin satu orang datang berkali-kali dalam setahun ke sana. Sekali datang saja orang sudah bosan. Apakah tiket yang sama dipindahkan ke orang lain. Tidak mungkin juga,” katanya.
Aksi demonstrasi penolakan kenaikan tariff per 1 Agustus 2022 dilakukan para pelaku usaha karena kebijakan itu terkesan tergesa-gesa, tanpa perencanaan, dan tanpa melibatkan pelaku usaha wisata.
Demonstrasi itu merupakan puncak dari kekecewaan para pelaku usaha wisata dari kebijakan tarif baru itu. Semua upaya dari para pelaku usaha wisata sebelum 1 Agustus 2022 meninjau kembali kebijakan itu, ditolak pemerintah.
”Kami senang, pemerintah mau sosialisasikan tarif baru tadi. Tetapi, sebaiknya tarif Rp 3,75 juta per orang per tahun, itu diturunkan sampai bertahan pada angka Rp 1 juta per orang per sekali masuk. Jika itu diberlakukan, semua pihak akan terima termasuk para pelaku wisata Labuan Bajo,” kata Wanggel.