Pembukaan lembaga pendidikan mode dan peragaan busana dalam Mejeng Nang Suroboyo seolah mengindikasikan ambisi Surabaya, Jawa Timur, ingin menjadi salah satu pusat pengembangan mode Tanah Air.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Surabaya, ibu kota Jawa Timur, mulai berambisi menjadi pusat mode alternatif di Indonesia. Situasi itu didorong oleh pembukaan lembaga pendidikan mode dan pergelaran busana atau festival model secara rutin.
Bagi perancang busana Hian Tjen, Surabaya amat potensial untuk menjadi salah satu yang terdepan dalam pengembangan mode Tanah Air dan mungkin dunia. “Pusat mode tidak melulu di Jakarta, bahkan kini terus bergerak ke daerah lain, termasuk Surabaya,“ katanya di sela pembukaan ESMOD Surabaya di Milieu Spae, Surabaya, Jawa Timur, Senin (8/8/2022).
Hian Tjen merupakan perancang busana lulusan ESMOD Jakarta, pionir pendidikan mode dengan pusat operasi di Paris, Perancis, negeri mode. Di Indonesia, ESMOD telah beroperasi sejak 1996 dan mulai tahun ini membuka cabang di Surabaya yang salah satunya terkait potensi ibu kota Jatim tersebut untuk turut menjadi pusat mode di Nusantara.
Hian Tjen melanjutkan, mode erat terkait atau bagian dari ekonomi kreatif. Mode bahkan diyakini kian dibutuhkan. Ini bukan sekadar pemahaman bahwa busana merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia selain pangan dan papan (hunian), melainkan jati diri dalam pemajuan kebudayaan. “Profesi perancang sekarang kian diseriusi, ternyata dipercaya berpenghasilan lebih layak, jauh di atas upah standar,“ ujarnya yang kini mengembangkan rumah mode sendiri.
Head of Business Development ESMOD Jakarta Adhika Kusuma mengatakan, ekosistem mode di Indonesia terus meningkat. Dunia mode mulai lazim menjadi bagian dalam pendidikan tinggi. Bahkan ESMOD berkolaborasi dengan Institut Teknologi Bandung dalam program magister 18 bulan.
“Sejumlah kampus di Surabaya yang terkemuka bahkan kian menjadikan mode sebagai bagian dari departemen atau program studi. Ini menandakan, dunia mode semakin mendapat tempat,“ kata Adhika. Di Surabaya, ESMOD menawarkan program kelas kursus singkat dengan materi desain dan bisnis.
Christie Erin, Manager Representative Milieu, mengatakan, kolaborasi dengan ESMOD selaras dengan tujuan Milieu sebagai bagian dari ekosistem co-working space atau gedung untuk kolaborasi kerja sekaligus kedai dan ruang multifungsi untuk galeri dan kriya seni. Program ESMOD dapat menguatkan industri kreatif terutama yang dimotori generasi muda dan generasi milenial.
Secara terpisah, Pemerintah Kota Surabaya mendukung kegiatan berbasis mode untuk mendorong kreativitas dan ekspresi generasi muda. Untuk itu, diadakan peragaan busana Mejeng Nang Suroboyo di pelataran kompleks Balai Pemuda atau Alun-alun Surabaya, Sabtu (6/8/2022). Acara bertema “Street Style“ itu kolaborasi dengan Paguyuban Cak dan Ning Surabaya, Surabaya Creative Network, dan Asli Suroboyo.
“Mejeng Nang Suroboyo untuk mewadahi generasi muda untuk mengembangkan bakat dan kreativitas dalam fesyen dan mode,“ kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Acara ini memang turut terinspirasi gerakan Citayam Fashion Week di Jakarta yang dimotori oleh remaja dan generasi muda Bogor-Depok dan sempat mencuri atensi publik, lalu mendorong kemunculan gerakan serupa di daerah lain.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kota Surabaya Wiwiek Widayati menambahkan, stan kuliner usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) binaan pemerintah juga dihadirkan untuk mengakomodasi keinginan jajan pengunjung. “Mejeng Nang Suroboyo akan diadakan secara rutin sebagai salah satu program wisata, tetapi perlu dievaluasi terlebih dahulu dan harus dipastikan tidak mengganggu aktivitas publik,“ katanya.
Wiwiek mengatakan, beberapa pekan setelah Citayam Fashion Week menjadi viral, di Jalan Tunjungan Surabaya sempat ada kegiatan peragaan busana oleh kalangan generasi muda. Namun, kegiatan itu akhirnya diminta berhenti karena mengganggu kelancaran lalu lintas dan aktivitas wisata di Jalan Tunjungan yang notabene salah satu lokasi ikonik Surabaya. Untuk mewadahi kegiatan peragaan busana agar tak mengganggu kepentingan umum, pemerintah mewadahi dengan Mejeng Nang Suroboyo.