Petani di Lampung didorong untuk mampu mengolah komoditas unggulan daerah menjadi produk yang layak ekspor. Di tengah krisis pangan, peluang ekspor produk hasil pertanian terbuka lebar.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Petani di Lampung didorong untuk mampu mengolah komoditas unggulan daerah menjadi produk yang layak ekspor. Di tengah krisis pangan, peluang ekspor produk hasil pertanian terbuka lebar.
Pelaksana Harian Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandar Lampung Irsan Nuhantoro mengatakan, peluang ekspor produk pertanian asal Lampung tidak hanya pada komoditas unggulan seperti kopi, lada, atau cengkeh. Petani bisa mengolah komoditas pertanian menjadi produk turunan yang mempunyai nilai tambah untuk diekspor.
”Petani yang biasanya menjual kopi dalam bentuk biji kami dorong untuk memproduksi biji kopi yang sudah disangrai. Saat ini kami juga sedang mendorong petani untuk memproduksi tepung mocaf dari singkong,” kata Irsan dalam acara Bimbingan Teknik Akselerasi Ekspor Komoditas Pertanian Lampung di Kabupaten Lampung Tengah, Senin (8/8/2022).
Menurut dia, peluang ekspor tepung mocaf terbuka lebar di tengah isu krisis pangan dunia. Saat ini harga jual gandum dunia melonjak akibat terdampak perang antara Rusia dan Ukraina. Kondisi itu membuat sejumlah produsen makanan beralih pada tepung mocaf sebagai alternatif bahan baku pembuatan kue atau mie. Selain lebih murah, tepung mocaf juga dianggap lebih menyehatkan karena rendah gluten.
Irsan menyebutkan, pada 2021, nilai ekspor tapioka (tepung singkong) mencapai Rp 1 triliun. Sementara hingga pertengahan 2022, Lampung tidak mengekspor tapioka karena dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. ”Pengolahan tepung mocaf ini bisa dikembangkan oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kami mendorong UMKM di Lampung untuk bisa ekspor tepung mocaf,” katanya.
Selain itu, petani juga dapat mengolah komoditas seperti keripik pisang, keripik singkong, hingga rengginang yang terbuat dari ketan. Jika diproduksi dengan kualitas yang baik dan pengemasan yang menarik, bukan tak mungkin produk pertanian itu bisa menembus pasar hingga ke luar negeri.
Untuk itulah, Balai Karantina Pertanian Lampung mengadakan kegiatan bimbingan teknis ekspor untuk masyarakat di pedesaan. Dengan kegiatan itu, petani diharapkan dapat menggali potensi komoditas pertanian di desa untuk diolah menjadi produk ekspor. Dengan begitu, nilai tambah dari aktivitas ekspor bisa langsung dinikmati oleh masyarakat.
Menurut Irsan, bimbingan teknis ini digelar untuk meningkatkan kapasitas pelaku UMKM dalam mengurus persiapan ekspor. Dalam kegiatan itu, pelaku usaha diberikan pengetahuan tentang persiapan dan cara menembus pasar ekspor.
Selain itu, pelaku usaha juga diberikan pendampingan secara langsung terkait cara merawat tanaman dengan baik dan mencegah munculnya organisme pengganggu tumbuhan. Hal ini penting karena produk yang akan diekspor harus melewati pemeriksaan karantina tumbuhan.
Saat ini negara tujuan ekspor asal Indonesia semakin bertambah. Selain China dan Amerika Serikat, produk hasil pertanian di Lampung juga dapat diekspor ke negara-negara di Asia, Eropa, Timur Tengah, hingga Afrika.
Pemerintah siap membantu dan memfasilitasi pelaku UMKM agar bisa melakukan ekspor mandiri.
Anggota Komisi IV DPR, Dwita Ria, yang hadir dalam kegiatan tersebut, menyampaikan, DPR mendukung berbagai program untuk peningkatan ekspor produk pertanian. Selain komoditas pertanian, petani Lampung juga berpotensi mengekspor produk hasil pertanian agar nilai tambahnya meningkat.
Ia mendorong agar anak-anak muda di desa menggali potensi hasil pertanian di daerah dan mengolahnya menjadi produk yang mempunyai nilai ekspor. Pemerintah siap membantu dan memfasilitasi pelaku UMKM agar bisa melakukan ekspor mandiri.
Yasir (30), eksportir tanaman hias asal Bandar Lampung, menyatakan, Indonesia memiliki banyak potensi tanaman yang diminati di luar negeri. Selain tanaman hias, produk teh dari bunga talang juga banyak dicari di pasar luar negeri. Ini tentu menjadi peluang ekspor yang bisa digarap masyarakat di perdesaan.
Saat ini, Yasir secara rutin mengekspor tanaman hias 3-4 kali dalam satu pekan. Sebagian besar tanaman hias tersebut diekspor ke Amerika Serikat.