Tragedi Kebakaran di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta, Dua Pasien Tewas
Kebakaran melanda Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta, di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (5/8/2022). Insiden tersebut menewaskan dua pasien. Evaluasi perlu dilakukan pihak manajemen rumah sakit.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Kebakaran melanda Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta, di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (5/8/2022) dini hari. Insiden tersebut menewaskan dua pasien. Evaluasi perlu dilakukan pihak manajemen rumah sakit agar kejadian serupa tak terulang di kemudian hari.
Hanya ada satu ruang yang terbakar, yakni Ruang Puntadewa, yang merupakan ruang perawatan intensif psikiatri untuk pasien laki-laki. Ruang tersebut diperkirakan mengalami kebakaran pada pukul 03.42. Itu diketahui oleh salah seorang petugas yang tengah berjaga malam. Ia melihat api sudah cukup besar. Setelahnya, ia segera memanggil dua temannya dan menyalakan alarm kedaruratan.
”Sampai 10 apar (alat pemadam kebakaran) digunakan, tetapi tidak mampu mengendalikan api. Lalu, kami memanggil petugas pemadam kebakaran. Api bisa dipadamkan sekitar 10 menit setelah tim pemadam kebakaran tiba,” kata Kepala Bagian Umum Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Surakarta Joko Mulyono saat ditemui, di RSJD Surakarta, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Jumat siang.
Mulyono menjelaskan, proses evakuasi cukup menantang. Sebab, hanya ada tiga petugas jaga. Padahal, terdapat 18 pasien yang berada di ruang yang terbakar itu.
Pasien-pasien tersebut juga termasuk dalam kategori akut sehingga memerlukan penanganan intensif. Untuk itu, sebagian pasien harus diikat di kasurnya. Bahkan, mereka dikeluarkan dalam kondisi masih terikat di kasur.
Celakanya, ada dua pasien yang meninggal akibat insiden tersebut. Mereka justru termasuk yang berada dalam kondisi paling parah karena dirawat di ruangan isolasi. Ruangan tersebut memiliki pintu teralis dan selalu terkunci. Diduga, mereka tewas akibat terjebak api. Itu dikarenakan dinding ruangan isolasi juga terbuat dari tembok busa yang mudah terbakar.
”Mudah-mudahan ini menjadi bagian evaluasi mendalam terkait keselamatan pasien. Semoga ini menjadi kejadian yang pertama dan terakhir bagi kami. Kami sudah berkoordinasi dengan pihak keluarga. Keluarga bisa memahaminya sebagai bagian dari musibah atau kecelakaan,” kata Mulyono.
Direktur RSJD Surakarta Tri Kuncoro mengungkapkan, evaluasi bakal dilakukan secepatnya. Pihaknya akan mengecek kembali aspek keamanan dari ancaman kebakaran yang berpotensi muncul. Meski demikian, pihaknya merasa mitigasi sudah disiapkan dengan menyediakan sejumlah alat pemadam kebakaran. Ia siap menerima segala masukan demi mencegah terjadinya insiden serupa di masa mendatang.
”Kecepatan dalam reaksi, koordinasi, dan harmonisasi satu sama laian dalam pertolongan bersama ini akan kami tingkatkan. Kami sudah menyiapkan diri dengan baik terhadap antisipasi kebakaran. Apar (alat pemadam kebakaran) sudah kami siapkan di mana-mana, tetapi belum bisa mengatasi yang terjadi,” kata Tri.
Secara terpisah, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta evaluasi segera dilakukan oleh manajemen rumah sakit. Peristiwa itu hendaknya bisa dijadikan pelajaran bagi semua pihak. Tidak hanya RSJD Surakarta saja. Kini, kasus tersebut diserahkankepada jajaran kepolisian untuk bisa segera diketahui penyebab kebakarannya.
Kepala Kepolisian Resor (Polres) Kota Surakarta Komisaris Besar Ade Safri Simanjuntak mengatakan, sejauh ini, sudah ada lima saksi yang diperiksa. Mereka terdiri dari tiga petugas jaga, seorang petugas keamanan, dan seorang petugas jaga dari bangsal lainnya. Pemeriksaan forensik juga telah dilakukan guna mengetahui penyebab pasti atas kebakaran tersebut.
”Kita tunggu sama-sama hasilnya dari Tim Labfor (Laboratorium Forensik) Polda Jateng yang mendalami penyebab kebakaran. Juga dari Tim Satreskrim Polres Kota Surakarta akan mendalami adakah unsur kelalaian dalam pelaksanaan tugas jaga sehingga mengakibatkan orang meninggal dunia,” kata Ade.
Selanjutnya, Ade menyampaikan, selain dua pasien meninggal dunia, ada tiga pasien lainnya yang mengalami luka bakar. Salah seorang di antaranya luka bakar berat dengan persentase 34 persen. Dua orang lainnya luka bakar ringan dengan persentase 13 persen dan 3 persen. Pasien dengan luka bakar dirawat di Instalasi Gawat Darurat RSJD Surakarta.