Situs Gondang di Trenggalek Perlu Ekskavasi Lanjutan
Temuan struktur diduga candi dan arca serta relief di Situs Gondang, Trenggalek, Jawa Timur, perlu ditindaklanjuti dengan ekskavasi lanjutan untuk mengetahui potensi kekayaan purbakala masa Medang-Kadiri tersebut.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
BPCB JAWA TIMUR
Dokumentasi oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur memperlihatkan struktur bata kuno yang diduga candi yang ditemukan di Desa Gondang, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek, dalam kegiatan survei penyelamatan pada 26-30 Juli 2022. Selain struktur candi, ditemukan juga tiga arca, yakni dua dari batu putih dan satu relief dari terakota. Temuan di Desa Gondang dikaitkan dengan kemungkinan masa peradaban kuno pra-Majapahit atau sebelum abad ke-13.
SURABAYA, KOMPAS — Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur mendorong Pemerintah Kabupaten Trenggalek menyelamatkan kekayaan purbakala dari Situs Gondang. Berada di Desa Gondang, Kecamatan Tugu, diyakini ada candi dan repihan arca serta fragmen relief yang dikaitkan dengan masa Medang-Kadiri atau antara abad ke-10 dan ke-12.
Tim arkeologi Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek telah merampungkan kegiatan survei penyelamatan bangunan kuno di Situs Gondang pada 26-30 Juli 2022. Dalam survei itu dilaksanakan juga metode penggalian.
Menurut arkeolog BPBC Jatim, Muhammad Ichwan, Minggu (31/7/2022), tim menemukan struktur sembilan lapis susunan bata kuno di barat laut, timur laut, dan tenggara. Rata-rata batu bata sepanjang 38 sentimeter, lebar 25 sentimeter, dan tinggi 8-9 sentimeter.
Selain itu, ditemukan juga arca Agastya dan Mahakala dari batu putih. Ada juga relief Apsari dari terakota atau tanah liat.
”Tiga arca ditemukan di bagian timur struktur. Ketiganya tertimbun reruntuhan dan terkubur gundukan tanah,” kata Ichwan.
Ichwan memaparkan, struktur itu mengindikasikan bentuk bujur sangkar berukuran 6 meter x 6 meter atau 36 meter persegi. Namun, tim belum menemukan arah hadap struktur hingga unsur pendukung, seperti lokasi tangga dan gerbang.
Pamong budaya dan mantan Kepala BPCB Jatim, Andi Muhammad Said, mengatakan, di Situs Gondang pernah ditemukan dua arca oleh penduduk pada 2018.
”Corak arca dan reliefnya Hindu-Buddha,” katanya.
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
Wicaksono Dwi Nugroho, arkeolog BPBC Jatim, menerangkan arca tinggalan purbakala di Goa Pasir, Tulungagung, Jawa Timur, Minggu (15/8/2021). BPCB Jatim sedang menelusuri narasi pembagian wilayah Kerajaan Kahuripan oleh Raja Airlangga menjadi Jenggala dan Panjalu. Goa Pasir diyakini sebagai tinggalan Airlangga untuk penanda pembagian kerajaan itu guna menghindari konflik internal.
Said melanjutkan, struktur sembilan lapis bata kuno diyakini kaki candi. Namun, tim belum bisa memastikan arah hadap bangunan itu apakah ke timur atau ke barat.
”Belum ditemukan prasasti penunjang atau angka tahun, tetapi dari tinggalan struktur ini bisa dikaitkan dengan peradaban yang lebih tua daripada Majapahit (abad ke-13),” kata Said.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Trenggalek Sunyoto akan segera melaporkan perkembangan survei penyelamatan kepada bupati. ”Kami berharap ada kegiatan berikutnya sehingga dapat mengetahui lebih jelas Situs Gondang ini,” katanya.
Pada Juni 2018, pemerintah mendapat laporan temuan arca Ganesha dari batu putih di Situs Gondang. Penemuan itu tidak lantas diilanjutkan penggalian.
Pemerintah Kabupaten Trenggalek juga mencatat temuan dua prasasti penting, Kampak dari Desa Karangrejo, Kecamatan Kampak, dan Kamulan dari Desa Kamulan, Kecamatan Durenan.
Prasasti Kampak sudah diambil di masa Hindia-Belanda atau sejak 1862. Meski belum diketahui masanya, isi prasasti mengenai anugerah sima atau status swatantra untuk bangunan suci dan penyebutan pejabat kerajaan di masa pemerintahan Sindok.
Sindok diketahui memindahkan Medang atau Mataram Kuno dari Jawa Tengah ke Jawa Timur pada abad ke-10. Sindok memerintah pada kurun 929-94 dengan gelar Sri Maharaja Rake Hino Pu Sindok Sri Isanawikrama Dharmottungadewa.
KOMPAS/AMBROSIUS HARTO
Lebih dari 300 murid dan 50 guru pendidikan anak usia dini menari Turangga Yaksa untuk memeriahkan Prigi Fest 2017 di Pantai Prigi, Tenggalek, Jawa Timur, Minggu (26/3/2017). Festival tahunan yang digagas dan diwujudkan oleh warga Prigi ini sudah berjalan sejak 2015 dengan tujuan mempopulerkan Pantai Prigi dan pesisir Trenggalek sebagai destinasi wisata nasional.
Sementara itu, Prasasti Kamulan ditemukan dalam periode 1980-1985 di Desa Kamulan. Dari pembacaan oleh filolog, prasasti itu berangka tahun 1116 Saka atau 1194.
Pemerintah Kabupaten Trenggalek mengadopsi tanggal dikeluarkannya prasasti itu pada 31 Agustus 1194 sebagai hari jadi. Prasasti ini dikeluarkan sekaligus yang pertama diterbitkan oleh Sri Kertajaya yang bergelar Sarmeswara Trikramawataranindita Srngga Lancana Dikwijayotunggadewa, penguasa Pangjalu (Kadiri).
Ichwan dan Said mengaitkan temuan Situs Gondang kemungkinan tidak jauh dari keberadaan peradaban masa Medang-Kadiri.
”Namun, untuk lebih kuat, perlu dilaksanakan upaya lanjutan, misalnya ekskavasi untuk menyingkap struktur lebih luas dan semoga mendapat temuan lain yang signifikan,” ujar Said.