Kawanan Hiu Paus Kembali Muncul di Baubau, Perairan Harus Terus Terjaga
Lima ekor hiu paus muncul di perairan Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, dua hari terakhir. Berbagai pihak diharap tetap menjaga kebersihan laut agar keberadaanya tetap terjaga.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Lima ekor hiu paus (Rhincodon typus) muncul di perairan Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, dua hari terakhir. Meski bukan yang pertama kali, kemunculan hiu paus ini menjadi tontonan dan hiburan masyarakat. Berbagai pihak diharap tetap menjaga kebersihan laut agar hewan dilindungi ini tetap terjaga.
Lima ekor hiu paus ini muncul ke perairan Kadolomoko di Kota Baubau sejak dua hari lalu. Kemunculan hewan laut dalam ini menarik perhatian masyarakat sekitar untuk datang dan melihat.
Ilman Jaya (30), warga sekitar perairan Kadolomoko, menyampaikan, hiu paus ini muncul sejak dua hari terakhir. Lima ekor kawanan hewan ini terlihat muncul di perairan yang berjarak sekitar 100 meter dari tepian.
”Hiu paus ini muncul setiap tahun, tapi baru kali ini banyak begini. Biasanya hanya satu atau dua ekor. Makanya warga begitu antusias,” kata Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Limbo Wantiro itu saat dihubungi dari Kendari, Rabu (27/7/2022).
Irman berharap kemunculan hiu paus ini bisa terus ada secara berkala. Dengan demikian, kemunculannya bisa menjadi salah satu atraksi wisata yang bisa bermanfaat untuk masyarakat banyak. Terlebih lagi, kemunculan hiu paus rutin terlihat pada periode Juli hingga September.
Oleh karena itu, untuk menjaga ekosistem laut, ia dan masyarakat sekitar berusaha menjaga kebersihan laut. Salah satu masalah yang masih dihadapi adalah sampah masyarakat yang masih sering dibuang ke laut.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Baubau Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sultra Prihanto menyampaikan, pihaknya telah melakukan monitoring awal terkait kemunculan hiu paus ini. Berdasarkan pemantauan, diketahui ada lima ekor hiu paus dengan panjang 3-4 meter.
”Berdasarkan keterangan warga, (hiu paus) mulai muncul sejak hari Senin lalu. Lima ekor hiu paus ini berenang di dekat tepian dan menjadi tontonan warga,” kata Prihanto.
Kemunculan hiu paus di perairan Baubau bukan kali pertama. Pada 2021 lalu, dua ekor hiu paus muncul di sekitar Pelabuhan Murhum yang berjarak sekitar 1 kilometer dari lokasi kemunculannya saat ini. Pada 2020, satu ekor hiu paus muncul di pelabuhan yang sama. Kemunculannya berada pada periode Juli-Agustus.
Hiu paus biasanya memiliki jalur migrasi yang sama dari waktu ke waktu.
Menurut Prihanto, hiu paus yang saat ini kembali muncul adalah hiu paus yang sama, tetapi membawa kawanan yang bertambah. Sebab, hiu paus biasanya memiliki jalur migrasi yang sama dari waktu ke waktu.
Mereka adalah hiu paus yang berada di perairan dalam yang berpindah untuk mencari perairan yang hangat. Dalam perjalanannya, mereka singgah sementara untuk mencari makanan sebelum melanjutkan perjalanan.
Kemunculan hiu paus di lokasi yang sama, tambah Prihanto, menandakan perairan di sekitar Baubau masih dalam kondisi yang cukup baik. Namun, perairan harus terus dijaga agar hewan ini bisa terus muncul secara berkala.
”Saya kira semua pihak harus menjaga kebersihan laut, baik itu dari sampah maupun limbah. Laut yang kotor akan membahayakan hewan laut, baik hiu paus maupun jenis lainnya,” tambahnya.
Selain di Baubau, kemunculan hiu paus di Sultra telah berulang kali. Pada awal 2021 lalu, seekor hiu paus terdampar di Teluk Kendari dan terjebak Lumpur di muara Sungai Wanggu. Butuh lebih dari enam jam untuk mengevakuasi hewan ini keluar dari perairan dangkal.
Kepala BKSDA Sultra Sakrianto Djawi menuturkan, hiu paus adalah hewan yang dilindungi dengan status perlindungan penuh. Hal ini berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18 Tahun 2013. Selain itu, hewan ini juga termasuk dalam golongan Appendix II sejak 2003. Di Sultra, hewan ini sering dijumpai di perairan bebas, terutama di sekitar Laut Banda.