Optimalkan Akses Jaringan Telekomunikasi, Bali Bangun Turyapada Tower
Pembangunan Taman Teknologi Turyapada Tower di Buleleng, Bali, resmi dimulai. Pencanangan proyek kawasan menara telekomunikasi dan taman wisata teknologi ini diharapkan bisa meningkatkan akses telekomunikasi warga.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Gubernur Bali Wayan Koster mencanangkan dimulainya pembangunan menara telekomunikasi Turyapada Tower berikut kawasan tamannya, yang berada di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali, Sabtu (23/7/2022). Taman Teknologi Turyapada Tower KBS 6.0 ditargetkan rampung pada 2023 sehingga masyarakat di Bali utara, terutama di Kabupaten Buleleng, Jembrana, dan Karangasem, dapat optimal menggunakan layanan telekomunikasi dan juga televisi.
Pencanangan dimulainya pengerjaan proyek Taman Teknologi Turyapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali di perbukitan di wilayah Desa Pegayaman, Buleleng, Sabtu (23/7), ditandai dengan acara peletakan batu pertama pembangunan kawasan taman telekomunikasi itu. Seperti diikuti melalui tayangan langsung, Sabtu (23/7), seremoni pencanangan pembangunan Turyapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali juga dihadiri pimpinan dan anggota DPRD Provinsi Bali, beberapa bupati di Bali, dan kalangan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Bali lainnya, termasuk Kepala Polda Bali dan Komandan Korem 163/Wirasatya.
Pembangunan Taman Teknologi Turyapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali menjadi proyek bergengsi pada masa kepemimpinan Wayan Koster sebagai Gubernur Bali. Selain akan dibangun sebagai menara (tower) setinggi 115 meter di bukit dengan ketinggian 1.521 meter di atas permukaan laut (mdpl), Turyapada Tower juga disiapkan sebagai daya tarik wisata baru, yang akan merangsang bertumbuhnya pusat-pusat ekonomi baru di sekitar kawasan taman telekomunikasi itu.
Keberadaan menara telekomunikasi itu, menurut Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Bali Ida Bagus Ketut Agung Ludra, yang dihubungi terpisah, Sabtu (23/7), diharapkan dapat meningkatkan penerimaan layanan siaran televisi ataupun telekomunikasi lainnya di wilayah utara Bali, yang sampai saat ini masih memiliki area sulit mendapatkan sinyal atau menangkap siaran (blank spot area).
Menara Turyapada di atas bukit itu direncanakan dapat meningkatkan penerimaan sinyal hingga 90 persen di area blank spot saat ini.
Sementara itu, dalam seremoni pencanangan proyek Turyapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali di Desa Pegayaman, Buleleng, Sabtu, Gubernur Koster menyatakan, pembangunan Taman Teknologi Turyapada Tower itu merupakan realisasi janji kampanyenya. Akan tetapi, menurut Koster, realisasi janji politiknya saat kampanye pemilihan kepala daerah (pilkada) itu ditingkatkan, tidak hanya membangun menara telekomunikasi, tetapi juga membuat taman teknologi berikut menara pemancarnya.
Taman Teknologi Turyapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali itu direncanakan menjadi salah satu menara telekomunikasi tertinggi di dunia, yang bersanding dengan Menara Eiffel di Perancis, Menara Tokyo di Jepang, atau Menara CN Toronto di Kanada. Tinggi gedung dan menara Turyadapada dirancang hingga 115 meter dan bangunan berada di bukit dengan ketinggian 1.521 mdpl sehingga ketinggian Turyapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali direncanakan mencapai 1.636 mdpl.
Turyapada Tower KBS 6.0 dinyatakan menerapkan filosofi kearifan lokal di antara bale kulkul (menara kentongan) yang menjadi sarana komunikasi masyarakat tradisional, dan akan dilengkapi sejumlah fasilitas wisata dan sarana edukasi, misalnya, skywalk, planetarium, museum, dan laboratorium edukasi. Selain sebagai menara telekomunikasi, kawasan Taman Teknologi Turyapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali direncanakan menjadi daya tarik wisata yang dapat menjadi sumber baru pendapatan asli daerah.
Perencanaan dan perancangan bangunan tinggi itu dikerjakan tim dari Fakultas Teknik Universitas Udayana, Bali. Adapun proyek pembangunan dikerjakan dalam bentuk kerja sama operasi (KSO) dua badan usaha milik negara (BUMN), termasuk PT Hutama Karya. Koster menyebut anggaran pembangunan Taman Teknologi Turyapada Tower mencapai Rp 418 miliar.
”Astungkara (semoga terjadi atas kehendak Tuhan), pimpinan dan anggota DPRD Provinsi Bali memberikan dukungan penuh,” kata Koster, seperti diikuti melalui tayangan langsung. ”Tahun (2022) ini dianggarkan sekitar Rp 90 miliar. Tahun (2023) depan dianggarkan sebesar Rp 300 miliar. Saya yakin bisa,” ujar Koster.