Bus Damri Akan Layani Rute Kupang-Dili, Timor Leste, Agustus 2022
Bus Damri antarnegara, Indonesia-Timor Leste, segera beroperasi. Sesuai dengan rencana, bus Damri beroperasi pada Agustus-September 2022. Bus ini untuk meningkatkan kerja sama kedua negara.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KORNELIS KEWA AMA
Terminal Oebobo, Kota Kupang, Kamis (21/7/2022).
KUPANG, KOMPAS — Bus Damri dijadwalkan akan melayani rute Kupang-Dili, Timor Leste, Agustus 2022. Uji coba perjalanan sudah dilakukan pada Agustus 2019 dari Kupang ke Dili. Penumpang tetap dikenai visa perjalanan untuk kedua negara dan menjalani sejumlah persyaratan lintas batas negara.
Kepala Dinas Perhubungan Nusa Tenggara Timur (NTT) Isyak Nuka di Kupang, Kamis (21/7/2022), mengatakan, rute bus Damri dari Kupang ke Dili sudah digagas dan diuji coba pada Agustus 2019. Rencana saat itu, Damri mulai beroperasi permanen tahun 2020, tetapi karena pandemi Covid-19 tertunda sampai hari ini.
”Rute bus Damri antarnegara ini pun sudah disepakati Presiden Ramos Horta dan Presiden Jokowi di Jakarta, kemarin, juga Menteri Perhubungan RI dan Kementerian Transportasi Timor Leste. Sesuai rencana, Agustus atau September 2022 rute bus Damri Kupang-Dili mulai dibuka. Teknisnya akan diatur setelah terjadi pertemuan antara Gubernur NTT Viktor dan Presiden Timor Leste Ramos Horta di Labuan Bajo hari ini atau besok ini,” kata Nuka.
Sesuai uji coba itu, bus Damri berangkat dari Terminal Bus T Oebobo, Kota Kupang, menuju Terminal Tipe A Kefamenenu. Perjalanan dilanjutkan ke Terminal Pos Lintas Batas Negara di Motaain, kemudian berlanjut ke Dili.
Saat ini pemerintah sedang menyiapkan terminal bus tipe A yang lebih strategis di Bimoku (batas antara Kota dan Kabupaten Kupang) untuk tempat parkir bus Damri. Penumpang dari Timor Leste akan turun di terminal itu sebelum ke tempat tujuan masing-masing.
KOMPAS/KORNELIS KEWA AMA
Inilah Pos Lintas Batas Negara Motaain, RI-Timor Leste, Minggu (9/2/2020). Bus Damri dari Kupang ke Dili akan berhenti dan menurunkan penumpang di dalam PLBN ini, kemudian dilanjutkan bus Damri lain menuju Dili.
Kehadiran bus Damri ini ditujukan untuk mempermudah mobilisasi masyarakatdari Indonesiake Timor Leste atau sebaliknya. Jalur ini juga bisa meningkatkan kerja sama kedua negara di bidang perdagangan, kebudayaan, pendidikan, pertanian, peternakan, sosial, dan lainnya.
Nuka mengatakan, tahap pertama ada dua unit Damri yang melayani rute ini. Satu unit melayani rute Kupang-Motaain atau Batugade. Kemudian satu unit lagi melayani rute Dili-Batugade atau Motaain. Kedua unit bus ini mengambil penumpang dari kedua negara dengan sistem estafet, dengan titik temu di Motaain atau Batugade.
Penumpang dari Indonesia akan berhenti di Motaain (perbatasan di Indonesia) kemudian menyeberang menuju Batugade (perbatasan di Timur Leste) yang berjarak sekitar 100 meter dengan berjalan kaki. Bisa juga bus Damri dari Kupang masuk sampai di Batugade, atau bus Damri dari Dili masuk sampai Motaain, mengangkut penumpang lanjutan dari kedua negara.
Adapun pembahasan teknis soal rute itu antara Menteri Perhubungan RI dan Kementerian Transportasi Timor Leste sudah dilakukan. Pembahasan itu, antara lain, menyangkut tarif angkutan penumpang, barang, biaya perawatan bus, sopir, dan jenis barang apa saja yang boleh diangkut dengan bus Damri melintasi negara itu.
Di titik batas kedua negara, yakni Motaain (RI) dan Batugade (Timor Leste), tetap berlaku bea dan cukai, keimigrasian, Pos Pengamanan Lintas Batas, dan karantina. Di titik batas kedua negara itu, setiap penumpang tetap membayar visa masuk sesuai dengan ketentuan yang berlaku di negara itu.
Pemeriksaan soal identitas penumpang, barang bawaan, tujuan kedatangan, dan keberangkatan setiap penumpang tetap berlaku seperti biasa. ”Intinya semua ketentuan itu tidak memberatkan penumpang atau masyarakat kedua negara. Semua hal yang kemudian dinilai memberatkan bisa diatur,” kata Nuka.
KORNELIS KEWA AMA
Kantor Konsulat Timor Leste di Kupang, Kamis (21/7/2022). Kantor ini melayani sejumlah kebutuhan keimigrasian warga yang hendak bepergian ke Timor Leste, baik warga Timor Leste maupun warga Indonesia.
Jumlah penumpang yang diangkut untuk tahap awal sekitar 25 orang dari 50 jumlah kursi yang tersedia. Jumlah ini bisa bertambah atau berkurang, tergantung dari situasi dan kondisi di lapangan.
Kemungkinan dengan kehadiran bus Damri ini, mahasiswa dari Timor Leste yang belajar di sejumlah perguruan tinggi di Kota Kupang, Kefamenanu, atau perguruan tinggi Atambua meningkat.
Wakil Gubernur Joseph Nae Soi saat menerima kunjungan Komisi E DPR Timor Leste yang membidangi masalah transportasi, perhubungan, dan transportasi yang dipimpin Fabien de Oliveira mengajak NTT dan Timor Leste terus membangun kerja sama di berbagai bidang dalam semangat persaudaraan. ”Kita berada dalam satu pulau, memiliki adat, budaya, dan tradisi yang sama, hanya saja kita dipisahkan oleh pemerintahan yang berbeda,” kata Nae Soi.
Ia mengajak pemerintah dan parlemen Timor Leste memperkuat kerja sama dengan Indonesia, khususnya NTT, di berbagai bidang demi kesejahteraan masyarakat kedua negara. Pulau Timor dihuni dua bangsa, tetapi memiliki satu nenek moyang dengan budaya dan tradisi yang sama.
Pertemuan Parlemen Timor Leste dengan Wakil Gubernur NTT di Kupang, Rabu (20/7/2022).
Sementara itu, rombongan Komisi E Timor Leste beranggotakan enam orang bertemu dengan Wakil Gubernur NTT Joseph Nae Soi di Kupang, Rabu (20/7/2022). Rombongan parlemen Timor Leste dipimpin Fabien de Oliveira. Selain bertemu Wagub, mereka juga melakukan kunjungan ke sejumlah bendungan di Timor Barat, seperti Rotiklot di Belu, Temef di Timor Tengah Selatan, dan Raknamo di Kabupaten Kupang.
”Kami sudah kunjungi bendungan-bendungan itu. Ternyata di Pulau kita ini, kita bisa buat sesuatu yang megah seperti tiga bendungan yang kami kunjungi. Informasi dan pengamatan langsung di lapangan, ternyata bendungan itu memiliki multifungsi bagi masyarakat. Ini sebagai referensi yang baik supaya bendungan seperti ini juga bisa dibangun di Timor Leste, terutama di daerah perbatasan,” kata Fabien.
Ia mengatakan, Komisi E Parlemen Timor Leste akan merekomendasikan kepada Menteri Pekerjaan Umum Timor Leste agar membangun bendungan serupa. Tentu bendungan seperti itu butuh anggaran yang tidak sedikit, tetapi Timor Leste juga harus memulai demi kesejahteraan masyarakat setempat ke depan.