Jemaah Haji Rentan Sumbang Peningkatan Kasus Covid-19 Jatim
Pelaku perjalanan luar negeri, terutama anggota jemaah haji, berpotensi menyumbang kenaikan jumlah kasus Covid-19 di Jawa Timur. Hal itu perlu diantisipasi agar situasi pandemi tidak bertambah buruk.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Jemaah haji berpotensi menyumbang kenaikan jumlah kasus Covid-19 di Jawa Timur. Sejumlah gerai akan difungsikan untuk memberikan vaksinasi penguat mencegah penularan baru.
Data Kementerian Kesehatan menyebutkan, sebanyak 14 anggota jemaah haji Indonesia positif Covid-19. Sebanyak 13 terdeteksi di Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur. Seorang lagi di Bandara Internasional Adi Sumarmo, Solo, Jawa Tengah.
Potensi kasus baru masih ada. Kantor Wilayah Kementerian Agama Jatim mendata jumlah anggota jemaah haji Debarkasi Surabaya 1443 Hijriah/2022 mencapai 16.968 orang. Gelombang kepulangan mereka sejak 17 Juli 2022 hingga 13 Agustus 2022.
Wakil Kepala Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Surabaya Acub Zaenal, Rabu (20/7/2022), mengatakan, kasus positif Covid-19 terdeteksi berdasarkan penapisan reaksi berantai polimerase (PCR) Kantor Kesehatan Pelabuhan Surabaya.
Semua yang terkonfirmasi positif, katanya, diperbolehkan pulang dengan pengawasan dinas kesehatan setempat. Namun, mereka wajib karantina sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah setempat.
Deteksi dini dilakukan dengan meningkatkan pengawasan. Satuan Tugas Penanganan Covid-19, misalnya, mengeluarkan Surat Edaran Nomor 22 Tahun 2022 tentang Protokol Kesehatan bagi Pelaku Perjalanan Luar Negeri pada Masa Pandemi Covid-19.
Di sana disyaratkan pemeriksaan kesehatan kepada jemaah haji setelah tiba di Tanah Air. Layanan vaksinasi dosis penguat juga disediakan bagi yang belum mendapatkannya.
Selain itu, jemaah haji mendapat Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji (K3JH). Kartu ini digunakan untuk memantau perkembangan kesehatan selama 21 hari setelah pulang dari Tanah Suci.
Sementara itu, data Satgas Penanganan Covid-19 Jatim menyebutkan, terjadi 344 kasus baru pada 19 Juli 2022. Jumlahnya dua kali lipat lebih besar ketimbang kasus sehari sebelumnya, 181 kasus.
Hingga Rabu, total kasus aktif di Jatim sebanyak 564 kasus. Kasus aktif terbanyak di Kota Surabaya dengan 184 orang, Kota Malang (73), dan Sidoarjo (64).
Anggota Satgas Penanganan Covid-19 Jatim, Makhyan Jibril, mengatakan, subvarian BA.4 dan BA.5 mendominasi kasus baru. Varian ini memiliki karakter lebih menular dibandingkan dengan varian delta. ”Untuk menekan laju penularannya, kami mengimbau masyarakat melakukan vaksinasi penguat,” kata Jibril.
Sejauh ini, pencapaian vaksinasi penguat di Jatim masih rendah, 21,19 persen. Padahal, untuk mendapatkan kekebalan komunal dibutuhkan sedikitnya 70 persen vaksinasi. Penambahan gerai vaksinasi diharapkan bisa menggenjot angka itu.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meminta bupati dan wali kota mempercepat vaksinasi penguat. Selain meningkatkan kekebalan warga, vaksinasi menjadi syarat mengakses fasilitas publik.
”Kami akan berkolaborasi dengan berbagai pihak meraih capaian ideal vaksinasi dosis penguat. Selain pemda, akan dilibatkan perguruan tinggi dan sektor swasta,” katanya.
Sebelumnya, layanan vaksinasi dosis penguat dibuka di Terminal Purabaya, terminal bus terbesar di Jatim. Layanan ini diberikan bagi konsumen hingga pengemudi bus. Selain itu, ada juga vaksinasi dosis ketiga yang digelar Polresta Sidoarjo.