Kasus PMK di Aceh terus bertambah, tetapi tingkat pertambahan lebih rendah dibanding sebelumnya. Selain karena vaksinasi, kebijakan membatasi mobilisasi ternak dan kemampuan peternak merawat ternak juga semakin membaik.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Provinsi Aceh mendapatkan tambahan 25.100 dosis vaksin penyakit mulut dan kuku atau PMK dari Kementerian Pertanian. Vaksinasi dikebut sebab jumlah ternak yang terpapar kian bertambah.
Kepala Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh Zalsufran, saat dihubungi pada Selasa (19/7/2022), menuturkan, vaksin telah didistribusikan ke 23 kabupaten/kota di Aceh. Sebanyak 1.600 dosis dipakai untuk vaksinasi tahap kedua bagi ternak yang sudah divaksin tahap pertama. Sementara 23.500 dosis digunakan untuk vaksinasi tahap pertama.
”Mulai besok (Rabu) dosis itu sudah dipakai untuk memvaksin ternak. Kita berharap penyebaran PMK dapat tertangani,” kata Zalsufran.
Dia menjelaskan, kasus PMK terus bertambah, tetapi tingkat pertambahannya lebih rendah dibanding sebelumnya. Selain karena vaksinasi, kebijakan membatasi mobilisasi ternak dan kemampuan peternak merawat ternak juga semakin membaik.
Per 18 Juli 2022, jumlah ternak yang terpapar PMK di Aceh sebanyak 38.269 ekor. Dari jumlah itu, sebanyak 245 ekor mati, 29.645 ekor sembuh, 49 ekor dipotong paksa, dan 8.330 ekor dalam perawatan. Sementara pada 2 Juli 2022, jumlah ternak yang terpapar 34.081 ekor. Artinya, dalam rentang 16 hari terjadi penambahan 4.188 ekor ternak yang terpapar atau rata-rata 261 ekor per hari.
Dari 23 kabupaten/kota di Aceh, hanya empat daerah yang masih zona hijau atau bebas kasus, yakni Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Singkil, dan Simeulue. Adapun 17 kabupaten/kota lainnya berstatus zona merah dan satu kabupaten zona kuning. ”Sekarang yang jadi fokus penanganan Kabupaten Aceh Besar karena kasusnya tinggi,” kata Zalsufran.
Di Aceh Besar, dari 7.199 ekor ternak yang terpapar, sebanyak 4.684 ekor masih dalam perawatan. Saat ini Aceh Besar menjadi daerah dengan kasus tertinggi. Sementara Aceh Utara dan Aceh Tamiang kasusnya turun drastis dengan tingkat kesembuhan tinggi.
Pada Selasa (19/7/2022), Penjabat Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto turun ke sentra-sentra ternak untuk mengawasi dan mendorong peternak terlibat aktif mencegah penyebaran PMK. Iswanto mengatakan, kasus di daerahnya cukup tinggi sehingga satgas penanganan PMK harus bekerja keras agar penyakit tidak semakin meluas.
Iswanto mengatakan, Aceh Besar termasuk dalam tiga besar daerah penyebaran PMK. Dia berharap bantuan vaksin, antibiotik, dan obat-obatan diprioritaskan ke Aceh Besar. ”Kami sudah bentuk call center (pusat aduan) di kantor-kantor camat sehingga setiap laporan cepat ditangani,” katanya.
Kepolisian Daerah Aceh juga mengerahkan personelnya untuk melakukan sosialisasi dan melakukan penyemprotan disinfektan ke kandang ternak milik warga.
Sementara itu, di Kabupaten Aceh Tamiang sebagai daerah pertama ditemukan kasus PMK di Aceh, kini kasusnya turun drastis. Keseriusan pemerintah dan peternak mengobati dan mencegah penyebaran penyakit membuahkan hasil.
Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan Aceh Tamiang Safuan mengatakan, mereka bekerja secara gotong royong, mulai dari aparat pemerintah, warga, hingga TNI-Polri. Sebanyak empat posko dibuka selama penanganan PMK. Pasar hewan pun ditutup dan diterapkan karantina skala desa.