Animo Berkurban di Jatim Tetap Tinggi di Tengah Wabah PMK
Sedikitnya 439.974 hewan kurban disembelih pada perayaan Idul Adha 1443 H di Jawa Timur. Angka tersebut menunjukkan animo masyarakat untuk berkurban tetap tinggi di tengah wabah penyakit mulut dan kuku.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Sedikitnya 439.974 hewan kurban disembelih pada perayaan Idul Adha 1443 H di Jawa Timur. Angka tersebut menunjukkan animo masyarakat untuk berkurban tetap tinggi saat situasi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih akibat pandemi Covid-19. Fenomena ini menjadi berkah bagi peternak ditengah merebaknya wabah penyakit mulut dan kuku.
Pelaksanaan Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah di Jatim berlangsung kondusif. Kebutuhan hewan kurban terpenuhi dengan baik. Bahkan, penyembelihan hewan kurban, baik yang dilakukan di rumah pemotongan hewan maupun secara mandiri di masjid dan rumah warga, berlangsung dengan tetap mematuhi protokol kesehatan terkait dengan wabah penyakit mulut dan kuku.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, secara umum ketersediaan hewan kurban di wilayahnya yang meliputi 38 kabupaten dan kota bahkan surplus. Jumlah ternak kurban yang tersedia di Jatim lebih besar dibanding dengan prediksi jumlah kebutuhan hewan kurban.
”Alhamdulillah, kebutuhan hewan kurban terpenuhi dan lalu lintas hewan ternak berjalan lancar serta tertib,” kata Khofifah dari Mekkah, Sabtu (9/7/2022) malam.
Menurut dia, animo warga Jatim dalam melaksanakan ibadah kurban sangat tinggi. Hal ini dinilai penting karena menepis kekhawatiran sebelumnya bahwa minat umat Muslim berkurban akan menurun di tengah merebaknya wabah PMK. Berdasarkan data Dinas Peternakan Provinsi Jatim, jumlah pemotongan hewan kurban tahun ini sebanyak 439.937 ekor.
Dari jumlah tersebut, sapi sebanyak 80.286 ekor. Sebanyak 1.230 ekor di antaranya dipotong di RPH dan sebanyak 79.056 ekor lainnya dipotong di luar RPH. Untuk hewan kurban kambing sebanyak 300.150 ekor dengan rincian dipotong di RPH 3.690 ekor dan dipotong di luar RPH 296.460 ekor. Adapun total domba sebanyak 59.538 ekor, dengan rincian dipotong di RPH 246 ekor dan dipotong di luar RPH 59.292 ekor.
Khofifah mengatakan, seluruh hewan ternak yang dipotong untuk kurban telah diperiksa dokter hewan yang dibuktikan dengan penerbitan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH). Selain itu, 12 jam sebelum dilakukan penyembelihan terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan antemortem atau pengecekan fisik pada setiap hewan yang akan masuk di RPH. Setelah dilakukan pemotongan juga dilakukan pemeriksaan postmortem.
”Alhamdulillah dari hewan yang akan disembelih tidak ada indikasi terjangkit PMK. Begitu juga setelah dilakukan pemotongan tidak ditemukan adanya bagian hewan yang sakit,” ujarnya.
Sejak dilaporkan pertama kali munculnya wabah PMK di Jatim awal Mei 2022 hingga menjelang perayaan Idul Adha, Pemprov Jatim telah mengeluarkan Surat Edaran Menteri Pertanian Nomor 3 Tahun 2022 tentang Pelaksanaan Kurban dan Pemotongan Hewan dalam Situasi Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (Foot And Mouth Disease).
SE tersebut antara lain menyatakan tempat pemotongan hewan kurban dapat dilakukan di rumah potong hewan ruminansia (RPH-R) dan di luar RPH-R. Seluruh tempat penyembelihan harus mendapat persetujuan dari dinas peternakan kabupaten dan kota serta memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
”Saya telah mengimbau masyarakat dan masjid agar melaksanakan penyembelihan di RPH atau tempat penyembelihan hewan kurban, baik di masjid maupun mushala yang ditunjuk. Ini demi keamanan dan kenyamanan bersama,” jelasnya.
Masyarakat yang ingin melakukan penyembelihan secara mandiri diminta memastikan persetujuan dari dinas terkait khususnya pejabat yang membidangi peternakan seperti pejabat otoritas veteriner (POV). Seluruh camat dan kepala desa juga diminta memastikan agar ada persetujuan dari pejabat dinas terkait jika ada warganya yang ingin melakukan penyembelihan secara mandiri.
”Suasana Hari Raya Kurban tahun ini sangat kondusif. Animo masyarakat cukup tinggi untuk berkurban. Ini menjadi berkah bagi seluruh peternak Jatim, di tengah wabah PMK, kepercayaan warga pada sistem pengawasan hewan kurban di Jatim juga tinggi. Bahwa seluruh hewan kurban yang dijual ke masyarakat dalam kondisi sehat dan aman untuk dikonsumsi,” ujarnya.
Pemeriksaan Intensif
Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Provinsi Jatim Indyah Ariyani menambahkan, pemotongan hewan kurban di wilayahnya dilakukan di 123 RPH dan sebanyak 19.764 tempat di luar RPH. Dia menegaskan semua tempat pemotongan hewan telah melalui proses pemeriksaan antemortem dan postmortem yang didampingi oleh petugas medis dan paramedis menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap.
”Petugas inilah yang akan bertugas melakukan pengecekan terhadap seluruh hewan kurban pada tahun ini. Prinsipnya semua tempat pemotongan hewan terpantau dan dalam pengawasan Disnak Jatim sehingga masyarakat yang akan melaksanakan ibadah kurban tahun ini bisa aman dan nyaman,” ucap Indyah.
Pihaknya mengerahkan total 2.450 orang dengan rincian 950 medis veteriner dan 1.500 paramedis veteriner yang mendukung kegiatan pemeriksaan sebelum dan sesudah pemotongan hewan kurban.
”Mereka dibantu oleh Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya Malang, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, dan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI),” paparnya.
Sementara itu, capaian vaksinasi PMK di Jatim saat ini sudah mendekati 90 persen. Capaian ini merupakan bentuk kerja keras dari semua pihak seperti dunia usaha dan dunia industri yang telah melaksanakan vaksinasi secara mandiri. Saat ini pemerintah daerah terus fokus meningkatkan sarana dan prasarana penunjang seperti ketersediaan vaksin.