Gempa mengguncang kawasan selatan Jawa Timur dengan pusat di barat daya Lumajang. Gempa tidak memicu tsunami.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS — Rentetan 24 kali gempa bumi mengguncang selatan Malang, Jawa Timur, Sabtu (9/7/2022), sejak pukul 02.28 hingga 07.30. Gempa utama terjadi pukul 03.27, berkekuatan M 5,2, dan tidak berpotensi tsunami.
Pusat gempa utama ada di 175 kilometer barat daya Lumajang. Kedalamannya 47 kilometer di 9,68 derajat Lintang Selatan dan 112,89 Bujur Timur.
Guncangan gempa terasa di Karangkates dan Kepanjen di Malang hingga Lumajang serta Blitar. Dengan skala intensitas II MMI, getarannya dirasakan beberapa orang serta benda yang tergantung terlihat bergoyang.
Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), peristiwa ini merupakan gempa bumi dangkal. Gempa memiliki mekanisme oblique naik (oblique-thrust fault).
Kepala Stasiun Geofisika Kelas 3 Malang Ma’muri menjelaskan, sebelum gempa utama, terjadi tiga kali gempa dengan parameter terbesar M 4,9. Setelah gempa utama, terjadi 18 gempa susulan, antara M 2,6-5,0.
Dari 18 kali gempa susulan, parameter cukup besar terjadi pukul 03.38 (M 4,2), 05.25 (M 4,0), 05.50 (M 5,0), 06.10 (M 4,0), 06.57 (M 4,2), 07.06 (M 4,5), dan 07.14 (M 4,1). Pusat gempa susulan berdekatan dengan gempa utama.
”Gempa-gempa susulan tidak dirasakan warga. Hanya alat kita yang bisa mendeteksi dengan magnitudo variatif,” ujarnya.
Menurut Ma’muri, rentetan gempa seperti itu hal biasa, khususnya saat gempa bumi bermagnitudo cukup kuat. BMKG terus memonitor dampak gempa susulan sampai patahan lempeng tersebut stabil.
Selanjutnya, BMKG merekomendasikan masyarakat tetap tenang dan memeriksa kondisi tempat tinggal masing-masing. Bila ada kerusakan, titik itu harus segera dihindari.
Iim Rifai (40), warga Desa Dilem, Kepanjen, mengatakan, dirinya tidak merasakan guncangan gempa. ”Karena waktunya masih pagi, banyak orang tidur sehingga tidak merasakan guncangan. Apalagi saat ini udara di Malang cukup dingin jadi orang cenderung pulas. Beda kalau siang, mungkin banyak orang yang merasakan,” ujarnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Malang Sadono mengatakan, tidak ada laporan kerusakan bangunan. ”Juga tidak ada kepanikan,” ujarnya.
Dari catatan Kompas, kejadian ini adalah gempa keempat di selatan Malang dengan magnitudo di atas 5 sepanjang tahun 2022. Salah satunya M 5,2 di tenggara Kabupaten Malang pada 28 Januari.
Adapun sepanjang tahun 2021, Stasiun Geofisika Malang mencatat 44 kali gempa bumi. Dari sejumlah kejadian itu, tiga gempa merusak dan berdampak korban jiwa di Jatim, yakni gempa M 6,1 pada 10 April. Selain itu, juga ada gempa M 5,9 pada 21 Mei dan M 5,1 pada 16 Desember.