Satu-satunya Penerbangan ke Wakatobi Dihentikan, Dampak Ekonomi Menghantui
Maskapai Wings Air menghentikan satu-satunya jadwal penerbangan ke Wakatobi hingga batas waktu yang belum ditentukan. Penghentian ini dikhawatirkan berdampak banyak ke wilayah ini, utamanya sektor pariwisata.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KOMPAS/ HERU SRI KUMORO
Penumpang pesawat berjalan menuju terminal penumpang Bandara Matahora, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Senin (20/6/2016).
KENDARI, KOMPAS — Maskapai Wings Air menghentikan satu-satunya jadwal penerbangan ke Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, hingga batas waktu yang belum ditentukan. Penghentian ini dikhawatirkan berdampak banyak ke wilayah ini, terutama sektor pariwisata yang menjadi andalan daerah kepulauan tersebut dan prioritas nasional.
Danang Mandala Prihantoro, Corporate Communications Strategic Wings Air, dalam rilis yang dikirimkan pada Rabu (6/7/2022), menuturkan, penghentian sementara penerbangan rute Kendari-Wakatobi berlaku mulai Jumat (8/7/2022). Penghentian ini hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Menurut Danang, keputusan ini diambil sebagai langkah penataan ulang kinerja pada rute tersebut. Pihak Wings Air akan terus melakukan evaluasi dan berharap dapat kembali membuka layanan yang mendukung aktivitas perekonomian, mobilitas warga, dan barang di Wakatobi.
”Wings Air menyampaikan permohonan maaf kepada calon penumpang, baik itu masyarakat, pebisnis, wisatawan, maupun pihak lainnya. Untuk sementara, penumpang bisa melalui penerbangan sekitar, yaitu dari Makassar ke Baubau, atau menggunakan pesawat carter,” kata Danang. Sejumlah pertanyaan yang dikirimkan melalui pesan pendek belum dijawab hingga Rabu petang.
IQBAL BASYARI
Anak-anak Kampung Mola, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, menghabiskan waktu dengan berenang di pesisir tempat tinggal mereka, Rabu (8/6/2022).
Penerbangan dari dan ke Bandara Matahora, Wakatobi, selama beberapa waktu ini hanya dilayani satu penerbangan, yaitu Wings Air rute Kendari-Wakatobi pergi-pulang. Beberapa tahun sebelumnya, maskapai Citilink pernah melayani rute ini, tapi berhenti setelah beberapa waktu pada 2019.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Wakatobi Nadar menyampaikan, pihaknya baru mengetahui adanya rencana penghentian sementara penerbangan ini pada Selasa malam. Hal tersebut setelah adanya unggahan dari maskapai melalui media sosial.
Setelah mendapatkan informasi ini, pada Rabu siang, pihaknya melakukan koordinasi dengan Wings Air di Wakatobi. Dari penjelasan pihak terkait, disebutkan bahwa langkah ini diambil karena operasional penerbangan yang sulit, khususnya rute yang dilalui pesawat baling-baling berkapasitas hingga 70 orang tersebut.
”Menurut mereka, sejauh ini penerbangan dari dan ke Wakatobi cukup banyak. Namun, karena pesawat ini juga meneruskan penerbangan ke Baubau dan Makassar, operasional cukup tinggi hingga akhirnya diputuskan untuk dihentikan sementara,” kata Nadar.
Penghentian penerbangan ini, ia melanjutkan, akan berdampak besar terhadap banyak sektor di Wakatobi. Salah satu yang pasti terdampak adalah sektor pariwisata yang mulai menggeliat belakangan ini setelah melandainya pandemi Covid-19. Sejumlah kunjungan akan menyesuaikan seiring penghentian penerbangan.
Di Wakatobi, ada dua bandara yang beroperasi. Bandara Matahora di Pulau Wangi-wangi merupakan bandara komersial yang melayani penerbangan umum atau carteran. Satu bandara lain berada di Pulau Tomia, tapi itu merupakan bandara privat yang melayani kunjungan khusus.
Pak Bupati Wakatobi yang saat ini berada di Jakarta juga telah meminta laporan dan segera menindaklanjuti.
Oleh sebab itu, tambah Nadar, penghentian penerbangan otomatis akan berdampak ke kunjungan wisatawan secara luas. Padahal, Wakatobi merupakan daerah pariwisata yang masuk dalam 10 daerah prioritas nasional. Wakatobi terkenal dengan keindahan alam bawah lautnya dan menjadi surga wisata menyelam dan snorkeling.
”Namun, kami tentu tidak diam. Pak Bupati Wakatobi yang saat ini berada di Jakarta juga telah meminta laporan dan segera menindaklanjuti. Sebab, penerbangan ini adalah urusan lintas sektor, mulai dari pemerintah daerah, kementerian, dan swasta,” tuturnya.
KOMPAS/JANNES EUDES WAWA
Pesawat Wings Air mendarat di Bandara DC Saudale, Pulau Rote, NTT, pada 2019.
Nadar berharap, rencana penghentian penerbangan ini segera ada solusi terbaik. Dengan begitu, jalur transportasi udara dari dan ke Wakatobi segera terbuka yang memudahkan banyak masyarakat.
Seto, pelaku wisata selam di Wangi-wangi, menjelaskan, pihaknya sangat khawatir dengan rencana penghentian penerbangan Wings Air ini. Sebab, kondisi pariwisata yang mulai membaik akan kembali memburuk seiring terputusnya jalur transportasi udara.
Di periode Juli hingga Agustus ini saja, pihaknya memiliki rencana mendatangkan tiga kelompok wisatawan dari Jakarta. Kunjungan ini bisa mendatangkan manfaat ekonomi bagi banyak lapisan masyarakat hingga pemerintah.
”Paling dekat ini pekan depan ada tamu dari Jakarta. Kami sudah sampaikan ke wisatawan kondisi penerbangan, tapi sambil berharap pemerintah mengambil langkah cepat untuk menyelesaikan hal ini. Masalah yang utama karena hanya ada satu maskapai yang masuk ke sini, jadi tidak ada opsi lain bagi masyarakat,” ujarnya.