Kompetisi Sepeda Gunung Internasional di Palangkaraya Jadi Berkah UMKM dan Wisata Kalimantan
Kota Palangkaraya bakal jadi tuan rumah penyelenggaraan kompetisi sepeda gunung dunia. Ajang internasional itu perlu dimanfaatkan para pelaku usaha kecil juga wisata Kalteng.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
Wahana mountain slide hadir di obyek wisata hutan pinus Limpakuwus, Banyumas, Jawa Tengah, untuk menarik minat wisatawan dan pengunjung, Rabu (6/4/2022).
PALANGKARAYA, KOMPAS — Kota Palangkaraya di Kalimantan Tengah terpilih sebagai tuan rumah kompetisi sepeda gunung dunia atau yang dikenal dengan sebutan Union Cycliste Internationale Mountain Bike World Cup. Kompetisi yang bakal diadakan Agustus nanti itu bakal menjadi daya tarik wisata dan perlu dimanfaatkan pemerintah sebaik mungkin.
Pemilihan Palangkaraya sebagai tuan rumah sudah ditentukan sejak tahun lalu oleh CEO City Mountain Bike Kristof Broyneel asal Belgia. Kristof bahkan ikut melakukan survei lokasi di Palangkaraya yang dilakukan pada akhir Mei lalu.
Kompetisi sepeda bergengsi dunia itu bakal diikuti 33 negara dengan ratusan peserta yang sudah mendaftar sampai saat ini. Kota Palangkaraya, sebagai tuan rumah, langsung bergerak cepat seusai penetapan, termasuk membangun arena (venue) pertandingan.
Meskipun ajang ini melombakan balap sepeda gunung, dalam penyelenggaraannya bakal digelar di dalam kawasan Kota Palangkaraya, tepatnya di depan Stadion Tuah Pahoe Jalan Tjilik Riwut Kilometer 5.
Sampai saat ini, dari pantauan Kompas pada Rabu (6/7/2022), kawasan itu masih ditutup karena masih dilakukan penambahan beberapa rintangan atau obstacle yang akan dilintasi para peserta. Kawasan ini tidak beraspal dan biasanya dipakai balap motor di tanah berpasir.
Ketua Harian Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) Kalimantan Tengah Rahmat Nasution Hamka mengungkapkan, kompetisi ini merupakan seri ke-8 yang diselenggarakan City Mountain Bike. Indonesia merupakan negara Asia pertama yang menyelenggarakannya.
”Ini sebenarnya agenda sudah ditawarkan tahun lalu, tetapi karena pandemi baru bisa direspons saat ini,” kata Rahmat.
Rahmat menambahkan, penyelenggaraan balap sepeda gunung ini sesuai dengan harapan Presiden Joko Widodo yang memberikan kesempatan kepada daerah di luar Pulau Jawa untuk bisa menghadirkan event internasional, seperti yang sudah dilakukan di Mandalika, Lombok, beberapa waktu lalu.
”Harapannya bisa membangkitkan sport-tourism di daerah-daerah dan menunjukkan gambaran eksotik daerah, khususnya di Palangkaraya,” kata Rahmat.
Sebenarnya agenda ini sudah ditawarkan tahun lalu, tetapi karena pandemi baru bisa direspons sekarang. (Rahmat Nasution)
Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran juga telah meluncurkan situs resmi eliminator Union Cycliste Internationale (UCI) Mountain Bike (MTB) World Cup di Aula Jaya Tingang pada Selasa (5/7/2022). Menurut dia, peluncuran situs resmi itu merupakan bukti kesiapan dan keseriusan pemerintah daerah dalam menyelenggarakan event internasional.
”Saya mengajak semua pihak bergandengan tangan untuk menyatukan tekad dalam menyukseskan acara internasional ini agar Kalteng lebih dikenal di dunia, tidak hanya karena keindahan alamnya, tetapi juga keramahan warganya,” kata Sugianto Sabran, Rabu siang.
Dengan adanya event UCI MTB World Cup ini, lanjut Sugianto, diharapkan dapat memberikan stimulus baru perekonomian Kalteng, khususnya pelaku UMKM, perhotelan, kuliner, dan pariwisata.
Sugianto Sabran juga mengingatkan pemerintah kota beserta jajarannya untuk menyiapkan dan melihat kembali tata kota yang ia nilai belum maksimal, seperti mengantisipasi luapan air di saluran pembuangan, banjir, sampah, hingga pernak-pernik lainnya. ”Ini kegiatan besar jadi harus dimanfaatkan sebaik mungkin,” ujarnya.
Salah satu yang membedakan balap sepeda gunung dengan kompetisi lainnya adalah lintasannya. Sepeda gunung dirancang khusus untuk kendaraan off-road atau di luar aspal. Sepeda jenis ini biasanya memiliki ban yang lebih tebal dibanding sepeda jalan raya atau road bike.
Hal itu membuat sepeda gunung jauh lebih lambat di aspal, tetapi akan sangat membantu di lintasan pasir, tanah, apalagi berlumpur.
UCI MTB World Cup ini merupakan surga bagi para pencinta sepeda gunung. Kompetisi ini pertama kali diadakan di Belgia tahun 2006 dan terus berkembang hingga ke berbagai kota di Eropa.
Kristof saat di Palangkaraya menyebut bahwa kompetisi ini membawa misi menyelenggarakan kompetisi sepeda gunung tingkat dunia ke kota-kota paling bervariasi di dunia.
”Tujuannya tidak hanya soal balapan, tetapi juga membawa para atlet atau peserta lebih dekat dengan publik dan menyatukan budaya yang berbeda,” kata Kristof.