Terganggunya Sistem Kelistrikan Sumatera Diduga karena Cuaca Buruk
Padamnya aliran listrik di wilayah Sumatera disebabkan oleh gangguan trip saluran udara tegangan tinggi transmisi 150 kilovolt jalur Lahat-Bukit Asam. Gangguan ini muncul diduga lantaran cuaca buruk.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Padamnya aliran listrik di wilayah Sumatera, Senin (4/7/2022) malam, disebabkan oleh gangguan trip saluran udara tegangan tinggi transmisi 150 kilovolt (kV) jalur Lahat-Bukit Asam. Gangguan ini muncul diduga lantaran cuaca buruk yang terjadi di sekitar saluran udara itu sehingga membuat aliran listrik terputus. Saat ini, sistem kelistrikan di wilayah Sumsel, Bengkulu, Jambi sudah sepenuhnya pulih.
Pelaksana Harian General Manager PLN Wilayah Sumsel, Jambi, dan Bengkulu Adhi Herlambang, Selasa (5/7/2022), menjelaskan, aliran listrik terganggu karena putusnya jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV di Lahat-Bukit Asam. Dugaan sementara hal itu terjadi lantaran cuaca buruk.
”Akibatnya, tenaga listrik dari pembangkit tidak bisa didistribusikan ke pelanggan,” kata Adhi. Sekitar 2,5 juta pelanggan yang tersebar di kawasan Bengkulu, Jambi, dan Sumsel terdampak.
Putusnya jaringan SUTT 150 kV Lahat-Bukit Asam juga terasa hingga wilayah Bangka, Sumatera Utara, Aceh, Lampung, dan Pekanbaru. SUTT ini merupakan salah satu tulang punggung sistem interkoneksi Sumatera. Namun, jaringan interkoneksi Sumatera sudah dilengkapi dengan aspek proteksi sehingga tidak seluruh jaringan sistem kelistrikan di Sumatera mati total.
Untuk membenahi hal tersebut, diperlukan waktu karena pemulihan harus dilakukan secara bertahap. ”Proses pemulihan tidak bisa dilakukan secara serentak karena butuh keseimbangan antara pembangkit dan beban yang harus ditanggung,” ujarnya. Secara keseluruhan, untuk di Sumsel terjadi pemadaman sekitar 699 megawatt.
Proses pemulihan pun dilakukan secara bertahap dimulai dari Bengkulu, Jambi, dan terakhir di Sumatera Selatan. ”Sistem kelistrikan sudah kembali pulih pada Selasa pada pukul 00.28,” ucap Adhi.
Terkait penyebab pasti terganggunya transmisi listrik itu, petugas di lapangan masih melakukan investigasi. Dalam waktu dua hari ke depan, hasilnya akan diketahui. Yang pasti, tegas Adhi, tidak ada kesalahan prosedur atau sabotase dalam kasus ini. ”Murni karena adanya gangguan teknis,” ujar Adhi.
Belajar dari kejadian ini, PLN akan melakukan evaluasi menyeluruh terkait sistem proteksi dan mitigasi agar risiko pemadaman akibat gangguan yang sama dapat ditanggulangi segera. ”Harapannya jika ada kejadian seperti ini, dampak padamnya aliran listrik bisa ditekan seminimal mungkin,” ujarnya.
LRT beroperasi kembali
Perjalanan kereta ringan (LRT) Sumsel kembali beroperasi normal setelah terdampak pemadaman listrik di Palembang karena terjadi gangguan gardu induk PLN pada Senin malam. Kepala Bagian Humas PT Kereta Api Indonesia Divre III Palembang Aida Suryanti mengatakan, padamnya aliran listrik menyebabkan beberapa perjalanan LRT Sumsel terhenti. Namun, kini, aktivitas LRT sudah normal.
Aida menjelaskan, operasional LRT Sumsel yang bergantung pada aliran listrik dan berada di ketinggian (elevated track)memerlukan penanganan khusus apabila terjadi kondisi darurat tertentu(emergency). Gangguan listrik PLN yang terjadi semalam menyebabkan jalur (third rail) dalam kondisi mati (off). Akibatnya, kereta tidak dapat berjalan mengantarkan penumpang sampai ke tujuan akhir.
Evakuasi penumpang menuju stasiun terdekat dari tempat kejadian dilakukan dengan menyusuri jalur darurat (emergency walkway) yang berada di pinggir jalur LRT. Langkah ini sudah sesuai dengan prosedur apabila terjadi kondisi darurat pada kereta.
”Sebelum dilakukan evakuasi, petugas kami telah memastikan kondisi power dalam sistem kelistrikan di jalur sudah aman lantaran ada petugas yang memandu proses tersebut,” kata Aida.