Puncak Pulau Pandar dicapai setelah melewati 815 anak tangga. Puncak itu menawarkan pesona lekukan teluk yang saling membelakangi. Bersama Pulau Komodo, Padar biasa ditawarkan sebagai destinasi kepada wisatawan.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·4 menit baca
Suhu terik sekitar 37 derajat celsius terus menikam, semantara puncak anak tangga terakhir masih jauh di atas sana. Bayangan kematian mereka yang pernah meniti jalur itu terus meneror. Atur napas dan teguk air. Teruslah mendaki hingga langkah kaki mencapai tangga ke-815, lalu berbaliklah ke belakang.
Tampak punggung bukit panjang melengkung saling membelakangi. Di atasnya tanaman liar yang sudah kecoklatan akibat dibakar terik, tumbuh di antara celah batu karang. Di kaki bukit itu terbentang pasir putih yang melekat dengan laut biru bening. ”Puas,” ujar Benny (30) di puncak Pulau Padar, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tengara Timur, Jumat (24/6/2022).
Wajah capek saat mendaki tangga sepanjang lebih lebih kurang 500 meter tadi seketika hilang. Raut sisa kepanikan saat perahu motor diguncang gelombang selama lebih dari dua jam dari Labuan Bajo, pun tak lagi berbekas. Benny dan kawan-kawannya kini sibuk mengambil gambar dengan telepon seluler.
Kalau ada riwayat jantung, jangan naik. Bisa berbahaya.
Selama lebih kurang satu jam rombongan mereka berada di puncak itu. Mereka berpose dengan berbagai gaya, sendiri maupun kelompok. Sepuasnya di sana sebelum diminta turun oleh petugas Taman Nasional Komodo yang berwenang di kawasan itu. Di atas pukul 12.00 waktu setempat, suhu di sana melampaui 40 derajat celsius. Ini membahayakan keselamatan.
Pada Maret lalu, seorang wisatawan meninggal di pulau itu, lantaran diduga kelelahan. Selain kondisi fisik yang mungkin tidak prima, faktor cuaca ikut memperburuk kondisi kesehatannya. Karena itu, sebelum mendaki ke puncak, petugas mengingat wisatawan agar tidak memaksakan diri.
”Kalau ada riwayat jantung, jangan naik. Bisa berbahaya,” kata salah satu pemandu. Mendengar peringatan itu, beberapa wisatawan memilih tidak mendaki sampai ke puncak. Mereka hanya sampai sekitar 100 anak tangga saja. Toh, pemandangan dari titik itu tetap menarik untuk diabadikan.
Pulau Padar merupakan satu dari beberapa titik persinggahan wisatawan yang mengambil paket wisata di Pulau Komodo. Titik lain yang disinggahi seperti Pantai Pink. Di sana boleh berenang sambil menikmati pasir berwarna pink. Dan yang paling dituju adalah Pulau Komodo. Di sana mereka melihat reptil yang masih bertahan hidup sejak zaman dinosaurus masih berkeliaran di Bumi ini.
Menurut data Balai Taman Nasional Komodo, luas Pulau Padar 1.409 hektar dari keseluruhan luas daratan sekitar 58.152 hektar di dalam taman nasional. Padar juga menjadi satu dari lima pulau yang dihuni reptil komodo. Tahun 2021, di pulau itu terdapat 19 ekor komodo. Selain itu ada juga rusa yang menjadi makanan komodo.
Namun, komodo jarang dijumpai di Padar. Jangankan wisatawan, petugas taman nasional pun sulit melihatnya. Terlebih lagi, pada Juni hingga Agustus, komodo menghabiskan waktu di sarangnya karena sedang dalam musim kawin. Hanya anak komodo yang berkeliaran pada musim kawin.
Tujuan utama wisatawan datang ke Pulau Padar adalah untuk berpose. ”Saya hanya mau foto di puncak pulau ini. Saya lihat foto-foto Pulau Padar yang beredar di media sosial, bagus sekali,” ujar Benny wisatawan asal Surabaya, Jawa Timur, itu.
Paket wisata Pulau Komodo ini menjadi titik akhir petualangan Benny selama lebih dari dua pekan menikmati pesona alam di NTT. Setelah menjelajah Pulau Timor, ia ke Maumere di Pulau Flores. Dari Maumere ia menempuh jalur darat ke Labuan Bajo yang kini menjadi destinasi superprioritas. Komodo merupakan magnet bagi wisatawan ke Labuan Bajo.
Benny mengaku baru pertama kali ke NTT dan puas. Tak hanya pesona alam, lewat perjalanan itu ia tahu tentang budaya NTT yang beragam seperti berbagai motif tenun ikat dan bahasa daerah yang berbeda-beda. ”Juga tentang sejarah Pancasila yang ditemukan oleh Bung Karno di Ende. Paket lengkap,” ujarnya.
Susan (40), wisatawan asing asal Singapura juga mengaku terkesan dengan pesona Pulau Padar. Ia bersama keluarga sebanyak sepuluh orang. Mereka berpose selama lebih kurang 30 menit di atas puncak kemudian melanjutkan perjalanan ke Pulau Komodo. Mereka menyewa kapal selama dua hari.
Menurut Susan, mereka sudah merencanakan liburan ke sana tahun 2020, tetapi tertunda akibat pendemi Covid-19. Bagi Susan, pesona Pulau Padar dan reptil komodo menjadi alasan ia datang ke sana. Ia pun mengibaratkankan, reptil komodo di Pulau Komodo itu sebagai raja bagi wisatawan, sementara permaisurinya adalah pesona Pulau Padar. Paket wisata dengan komposisi yang sempurna.
Hartono, petugas taman nasional di Pulau Padar, mengatakan, jumlah maksimum pengunjung di pulau itu mendekati 1.000 orang per hari. Ada yang datang pagi sampai siang, ada pula yang datang sore hari. Bahkan, ada yang datang untuk menyaksikan terbitnya matahari dari puncak pulau itu.
Kini, pandemi mulai reda, arus wisatawan yang datang semakin banyak. Pihak Balai Taman Nasional Komodo berencana melakukan pembatasan jumlah pengunjung. Idealnya, kuota dalam satu tahun sekitar 219.000 pengunjung. Alasannya, untuk menjaga ekosistem di sana. Sejauh ini, rekor pengunjung terbanyak pada tahun 2019, yakni mencapai 221.000 orang.
Setiap wisatawan yang hendak masuk ke sana harus mendaftar terlebih dahulu agar pihak balai mengatur jadwal kunjungan berdasarkan kuota yang tersedia. Setiap yang mendaftar tentu dapat menikmati keindahan alam di sana termasuk memandang keanggunan ”permaisuri” komodo dari puncak Pulau Padar.