Meski sempat terkendala cuaca dan pencemaran lingkungan, pelestarian penyu di Cilacap dan Kebumen, Jawa Tengah, terus bergeliat. Selama beberapa tahun terakhir, ratusan anak penyu telah berhasil dilepasliarkan ke laut.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
CILACAP, KOMPAS — Pelestarian penyu lekang di pesisir pantai selatan Jawa oleh kelompok-kelompok konservasi lingkungan terus berlanjut. Di Kabupaten Cilacap, misalnya, Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja berhasil menetaskan 95 telur penyu. Adapun di Kabupaten Kebumen, Kelompok Pelestari Alam Jogosimo pada Minggu (3/7/2022) melepasliarkan 76 tukik atau anak penyu di Pantai Kaliratu.
”Dari 103 telur yang ada, sebanyak 95 butir sudah menetas,” kata Ketua Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap, Jumawan, saat dihubungi dari Purwokerto, Minggu.
Jumawan menyampaikan, anak penyu atau tukik yang telah menetas ini akan menjalani masa inkubasi sekitar 44 hari dan selanjutnya akan dilepasliarkan kembali ke laut. Pada Minggu ini, lanjut Jumawan, telah dilepasliarkan dua tukik yang berusia sebulan oleh pengunjung di Pantai Sodong.
”Tadi ada dua tukik yang telah berusia sebulan dilepaskan oleh pengunjung. Pengunjung bisa memberi donasi sebagai ganti biaya perawatan dan pakannya,” kata Jumawan.
Dari Kebumen, Ketua Kelompok Pelestari Alam Jogosimo Achmad Munadjat menyampaikan, pada Minggu ini, dilepasliarkan 76 tukik di Pantai Kaliratu dalam rangka ulang tahun salah satu bank berstatus badan usaha milik negara (BUMN).
Bahkan, pada Sabtu (25/6/2022), sebanyak 50 tukik dilepasliarkan kelompok ini bersama Bupati Kebumen Arif Sugiyanto dan Direktur Keuangan Pertamina Foundation Medianto Hermawan dalam rangka pembukaan acara Kebumen International Expo.
Di Kebumen, penetasan telur penyu sempat terkendala curah hujan yang tinggi sehingga sebagian telur penyu rusak atau mati sebelum menetas. Berdasarkan catatan kelompok Konservasi Penyu Kaliratu Kebumen, pada 2 Januari 2022, dari 85 telur penyu yang dievakuasi, yang berhasil menetas hanya lima ekor. Kemudian pada 7 Januari 2022 juga terdapat 76 telur yang rusak.
Jumlah telur menetas yang lumayan banyak tercatat pada 7 April 2022. Saat itu dari 61 butir telur yang dievakuasi, sebanyak 52 telur berhasil menetas.
Pencemaran
Di Cilacap, pelestarian penyu terganggu pencemaran lumpur yang terjadi di Sungai Serayu. Akibatnya, penyu yang biasanya bertelur pada bulan Maret kemudian beralih menuju ke darat pada April. Selain itu, titik pendaratan pun bergeser. Dari biasanya di Pantai Sodong, bergeser ke sisi lebih timur, 5-7 kilometer di Pantai Sidayu dan sekitarnya.
”Penyu suka dengan pantai yang bersih dan jernih. Oleh karena itu, diharapkan semua masyarakat, mulai dari hulu hingga hilir sungai, sama-sama menjaga kebersihan lingkungan, jangan buang sampah sembarangan apalagi di sungai,” tutur Jumawan.
Berdasarkan data Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja, kelompok itu telah melepasliarkan 32 tukik atau anak penyu pada 2019. Pada 2020, ada 176 tukik, pada 2021 ada 648 tukik, dan pada 2022 ada empat tukik.
Sebelum tahun 2019, ancaman perburuan telur penyu untuk konsumsi masih tinggi mengingat sebagian masyarakat menilai telur penyu berprotein tinggi serta bisa meningkatkan stamina dan kecerdasan. Bagi pemilik kuda, telur penyu bahkan dijadikan jamu supaya kuda sehat dan kuat.
Oleh karena itu, kepada para nelayan atau warga yang memburu telur ini, Jumawan melakukan pendekatan personal supaya telur yang mereka dapatkan bisa diserahkan kepada kelompok untuk ditetaskan (Kompas.Id, 20/9/2020).
Selain itu, pencemaran sampah plastik juga jadi ancaman bagi pelestarian penyu. Mei lalu, ditemukan bangkai penyu dewasa di Cilacap dengan sampah plastik di dalam mulutnya (Kompas.Id, 30/5/2022). Penyu itu diduga menelan plastik lantaran tidak bisa membedakan antara ubur-ubur yang biasa dimakannya dan sampah plastik.