Penyakit Mulut dan Kuku Marak, DIY Tak Tutup Perdagangan Ternak
Di tengah maraknya kasus penyakit mulut dan kuku, Pemda DIY akan tetap membuka lalu lintas ternak dari daerah lain. Namun, demi pencegahan penularan PMK, pengawasan akan diperketat.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Dokter hewan bersiap menyuntikkan vaksin untuk sapi di kandang Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Rabu (29/6/2022). Ternak yang dipelihara di kandang itu pada hari tersebut mendapat suntikan vaksin untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK).
YOGYAKARTA, KOMPAS — Di tengah maraknya kasus penyakit mulut dan kuku, Pemerintah Daerah DI Yogyakarta memastikan akan tetap membuka akses lalu lintas dan perdagangan ternak antarwilayah. Hal ini dilakukan karena pemenuhan kebutuhan hewan ternak, termasuk untuk Idul Adha, masih memerlukan pasokan dari daerah lain.
”Kita tidak mungkin memenuhi dengan stok sendiri. DIY masih membutuhkan pasokan ternak dari daerah lain,” ujar Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji saat ditemui di sela-sela acara Satu Abad Perguruan Tamansiswa di Pendopo Agung Tamansiswa, Yogyakarta, Minggu (3/7/2022).
Karena tidak mungkin menutup lalu lintas ternak, Kadarmanta mengatakan, Pemda DIY akan berupaya mengantisipasi penularan PMK dengan cara memperketat pengawasan. Setiap ternak yang masuk ke wilayah DIY wajib disertai dengan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH).
Selain itu, hewan kurban yang akan dipotong pada Idul Adha juga akan diperiksa kesehatannya. Pemeriksaan itu melibatkan Balai Besar Veteriner Wates, Kabupaten Kulon Progo, DIY, yang memiliki kompetensi untuk memeriksa kesehatan hewan.
”Pemeriksaan dan pengecekan secara intensif akan langsung dilakukan pada semua hewan yang mendadak memperlihatkan gejala sakit,” ujar Kadarmanta. Saat ini pemeriksaan secara intensif juga sudah dilakukan di sentra-sentra penjualan hewan kurban.
Petugas dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya melakukan pemeriksaan kepada sapi yang terduga terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) yang dijual di salah satu penjual di Jalan Dr Ir H Soekarno, Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (1/7/2022). Dari pemeriksaan ditemukan satu sapi kurban terduga terjangkit PMK dengan gejala ringan.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY Sugeng Purwanto, mengatakan, kebutuhan hewan kurban di DIY meliputi sapi, kambing dan domba sekitar 24.600 ekor.
Sugeng mengatakan, di tengah maraknya kasus PMK, DIY sebenarnya berharap bisa memenuhi kebutuhan hewan kurban sendiri. Namun, karena stok hewan kurban masih kurang, aktivitas perdagangan dan masuknya hewan ternak dari daerah lain tidak mungkin dihindari atau dicegah.
Sugeng juga mengakui, tidak mungkin mengawasi semua aktivitas keluar masuk ternak lintas daerah. ”Banyak aktivitas pengiriman ternak dilakukan melalui jalan-jalan tikus,” ujarnya.
Bahkan, Sugeng mengatakan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY juga tak memiliki cukup tenaga untuk melakukan pengawasan di titik-titik utama lalu lintas ternak. Di DIY, titik utama lalu lintas ternak itu tersebar di tujuh lokasi.
DIY masih membutuhkan pasokan ternak dari berbagai daerah lain. (Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji)
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Pekerja tidur di atas tumpukan karung berisi rumput untuk pakan sapi di lokasi penjualan hewan kurban di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Minggu (26/6/2022).
Vaksin
Di sisi lain, Sugeng mengatakan, DIY telah menerima 4.800 dosis vaksin PMK. Namun, hingga Minggu (3/7/2022), penyuntikan vaksin belum tuntas terdistribusi atau disuntikkan ke semua ternak.
Sementara itu, jumlah kasus PMK di DIY terdata sekitar 7.000 kasus. Sejauh ini PMK diderita oleh semua hewan berkuku belah kecuali babi. Adapun total jumlah hewan berkuku belah di DIY, mulai dari sapi, kambing, domba, kerbau, dan babi sekitar 850.000 ekor.
Sapi perah saat berlangsung vaksinasi penyakit kuku dan mulut (PMK) di Kelurahan Bendul Merisi, Kecamatan Wonocolo Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (25/6/2022).
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Ery Indraswari mengatakan, sebanyak 600 dosis vaksin yang diterima Kabupaten Magelang telah selesai disuntikkan. Dalam tahap pertama vaksinasi yang dilakukan minggu kemarin, sasaran utama vaksinasi adalah ternak sapi.
Saat ini Ery mengatakan, pihaknya juga terus intens melakukan pemeriksaan kesehatan hewan ternak ke kandang-kandang peternak dan pedagang hewan ternak.
Sehari sebelum Idul Adha dan tepat pada saat hari raya itu, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magelang juga akan menurunkan tim khusus untuk memantau kesehatan ternak yang akan disembelih. Namun, karena keterbatasan tenaga, pemantauan dan pemeriksaan hanya akan dilakukan di sejumlah titik sebagai sampel.