Tjahjo Kumolo Dinilai Sangat Peduli pada Kesetaraan Masyarakat
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo dinilai merupakan sosok yang memiliki kepedulian besar pada masalah kesetaraan masyarakat.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan dukacita mendalam atas meninggalnya Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo. Almarhum dinilai merupakan sosok yang memiliki kepedulian besar pada masalah kesetaraan masyarakat.
”Atas nama masyarakat Jatim dan Pemerintah Provinsi Jatim, kami mengucapkan innalillahi wainnailaihi rojiun. Mudah-mudahan seluruh amal ibadah beliau diterima oleh Allah SWT dan khilafnya diampuni,” ujar Khofifah, Jumat (1/7/2022).
Di mata Khofifah, almarhum merupakan sosok birokrat yang peduli terhadap kepentingan masyarakat, terutama di lapisan menengah ke bawah. Pada saat menjadi Menteri Dalam Negeri, misalnya, Tjahjo senantiasa memperhatikan unregistered people. Jangan sampai ada masyarakat yang tidak teregistrasi sehingga mereka tidak bisa mengakses program perlindungan sosial.
”Artinya, hati beliau kuat sekali dan sangat menyentuh pada kesetaraan masyarakat sebagai warga bangsa,” katanya.
Khofifah mendoakan semoga Tjahjo dipanggil dalam keadaan husnul khotimah. Menurut dia, meninggal pada hari Jumat menjadi penanda kebaikan-kebaikan almarhum semasa mengabdi di berbagai lini. Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama ini mengaku telah mengenal Tjahjo sejak masih menjadi pengurus KNPI.
Perkenalan mereka kian akrab karena sama-sama menjadi anggota DPR. Selain itu, Khofifah dan Tjahjo kembali dipertemukan dan menjadi lebih intim saat bergabung dalam kabinet Presiden Joko Widodo. Saat itu, Tjahjo menjabat Menteri Dalam Negeri, sedangkan Khofifah sebagai Menteri Sosial.
Interaksi
Interaksi dan komunikasi Khofifah berlanjut saat dia menjabat Gubernur Jatim, sementara Tjahjo menjadi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Sebagai pejabat daerah, Khofifah merasakan langsung dampak dari kebijakan di kementerian. Salah satunya sikap egalitarian Tjahjo Kumolo. Almarhum senantiasa mendahulukan kepentingan yang lebih besar dibandingkan dengan kepentingan sendiri.
”Mudah-mudahan beliau menjadi bagian dari hamba-hamba yang dipanggil Allah dalam keadaan husnul khotimah dan bersama-sama akan masuk surga Allah. Amin,” ucapnya.
Seperti diberitakan, setelah menjalani perawatan intensif selama lebih dari dua pekan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo mengembuskan napas terakhir.
Jenazah politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu akan disemayamkan terlebih dahulu di rumah dinasnya di Jalan Widya Chandra, Jakarta, sebelum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, sore ini.
Kabar kepergian Tjahjo Kumolo dikonfirmasi oleh Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur, dan Pengawasan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Erwan Agus Purwanto.
Selama lebih dari dua pekan, Tjahjo menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta. Mantan Sekretaris Jenderal PDI-P itu dirawat setelah meninjau fasilitas pelayanan publik di Istanbul, Turki.
Artinya, hati beliau kuat sekali dan sangat menyentuh pada kesetaraan masyarakat sebagai warga bangsa. (Khofifah Indar Parawansa)
Pelaksana Tugas Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana menyampaikan, sejak 13 Juni 2022, Tjahjo dirawat di RS Abdi Waluyo. ”Sepertinya ada infeksi di paru-paru,” ujarnya.
Bima mendapat informasi bahwa Tjahjo berpulang pada Jumat ini pukul 11.10 WIB di RS Abdi Waluyo. Ia pun menyampaikan belasungkawa atas kepergian Tjahjo. Ia berharap, keluarga besar yang ditinggalkan dapat diberi tambahan ketabahan dan kesabaran.