Anggota Brimob Pemburu Teroris Poso Ditemukan Meninggal Terseret Arus Sungai
Anggota Satuan Tugas Operasi Madago Raya di Poso, Sulteng, ditemukan meninggal setelah terseret arus sungai saat bertugas mengejar anggota teroris Poso.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·3 menit baca
PALU, KOMPAS — Seorang polisi anggota Satuan Tugas Operasi Madago Raya, operasi pengejaran teroris di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, ditemukan meninggal setelah terseret arus sungai di Desa Salubanga, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong, Sulteng, saat bertugas. Jenazah anggota Brigade Mobil Kepolisian Daerah Kepulauan Riau itu telah diterbangkan ke Bogor, Jawa Barat, untuk dimakamkan keluarga.
”Arus sangat deras, almarhum terseret arus deras saat menyeberang. Anggota tim sempat menolong dia, tetapi tidak bisa (tertolong),” ujar Kepala Subbidang Penerangan Masyarakat Bidang Humas Polda Sulteng Komisaris Sugeng Lestari di Palu, Sulteng, Senin (27/6/2022).
Korban adalah Brigadir Kepala (Anumerta) Janwar Sobar Wijaya. Ia terseret arus sungai di Desa Salubanga, pada Jumat (24/6/2022) pukul 15.00 Wita saat menyeberang bersama anggota tim yang dipimpinnya, Tim Alfa 19.
Anggota Tim Alfa 19, anggota Kepolisian Sektor Sausu, dan tim dari Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Palu mencari korban sejak dilaporkan terseret arus. Korban ditemukan pada Minggu (26/6/2022) pukul 15.00 Wita dalam kondisi meninggal di titik berjarak sekitar 5 kilometer dari lokasi dia terseret.
Berdasarkan video yang dibagikan Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu, arus sungai tersebut sangat deras. Sungai juga lebar. Sungai dikelilingi hutan lebat.
Jenazah korban telah diberangkatkan dengan pesawat komersial pada Senin pagi. Korban dimakamkan keluarga di Bogor, Jawa Barat.
Sebelum diberangkatkan, Polda Sulteng menggelar upacara penghormatan di Markas Direktorat Brigade Mobil di Palu. Upacara dipimpin oleh Wakil Kepala Polda Sulteng Brigadir Jenderal (Pol) Hery Santoso.
Kejadian yang tergolong kecelakaan tersebut merupakan yang pertama kali terjadi sejak operasi pengejaran anggota teroris digelar pada 2016. Daerah operasi tersebut memang berada di hutan lebat dengan sungai menjadi salah satu elemen alaminya.
Kepala Bidang Humas Polda Sulteng Komisaris Besar Didik Supranoto menuturkan, almarhum dikenal disiplin dan bertanggung jawab dalam menjalani tugas, termasuk saat bertugas di Operasi Madago Raya. Kepolisian kehilangan akan sosoknya.
Janwar bertugas sebagai bagian dari Bawah Kendali Operasi (BKO) Madago Raya. Ia bersama dengan 105 anggota Brimob Polda Kepulauan Riau bertugas sejak awal 2022. Ia memimpin Tim Alfa 19.
Operasi Madago Raya digelar untuk mengejar anggota teroris yang menamakan diri Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Mereka bergerilya di hutan pegunungan Kabupaten Poso, Sigi, dan Parigi Moutong. Saat ini anggota kelompok tersebut terdiri atas dua orang. Anggota lainnya telah tewas ditembak anggota Satuan Tugas Operasi Madago Raya.
Sugeng menyatakan kejadian tersebut tak menyurutkan semangat anggota Satuan Tugas Madago Raya yang masih mengejar anggota teroris kelompok MIT di hutan pegunungan Kabupaten Poso, Sigi, dan Parigi Moutong. ”Pencarian tetap berlangsung dan mereka tetap semangat,” katanya.
Peneliti terorisme di Sulteng, Moh Arfandy, menyatakan meskipun kecelakaan, kejadian tewasnya Janwar menjadi pelajaran bagi anggota Satuan Tugas Operasi Madago Raya untuk berhati-hati di lapangan. Medan operasi cukup berat sehingga dibutuhkan kehatian-hatian dan konsentrasi.