Satu Korban Kapal LCT di Kalsel Ditemukan Meninggal, Lima Masih Dicari
Satu korban kecelakaan kapal landing craft tank di perairan Kalimantan Selatan ditemukan meninggal, sedangkan lima korban lain masih dicari. Memasuki hari keempat operasi pencarian, area pencarian terus diperluas.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Satu korban kecelakaan pelayaran kapal landing craft tank di perairan Tanah Laut, Kalimantan Selatan, ditemukan dalam kondisi meninggal pada hari ketiga operasi pencarian. Memasuki hari keempat operasi pencarian, Senin (27/6/2022), pencarian terhadap lima korban lainnya masih dilakukan dan area pencarian diperluas.
Kapal landing craft tank atau LCT Anugerah Indasah tenggelam di perairan Sanipah, Tanjung Selatan, Kecamatan Panyipatan, Tanah Laut, Kamis (23/6/2022) sekitar pukul 20.00 Wita. Kapal tersebut tenggelam saat bertolak dari Banjarmasin, Kalsel, menuju Samarinda, Kalimantan Timur, dengan muatan alat berat. Dalam kecelakaan pelayaran itu, 11 orang menjadi korban dan lima orang di antaranya selamat.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan atau Badan SAR Nasional (Basarnas) Banjarmasin Al Amrad menyampaikan, operasi pencarian terhadap enam korban kecelakaan kapal LCT di Tanah Laut dilakukan sejak Jumat (24/6/2022) setelah Basarnas Banjarmasin menerima informasi tentang tenggelamnya kapal LCT Anugerah Indasah pada Jumat siang.
Basarnas Banjarmasin memberangkatkan dua SRU (Search and Rescue Unit), yaitu petugas SAR yang terlatih dan sarana pendukung yang sesuai dengan kebutuhan operasi SAR ke lapangan. Satu SRU menggunakan kapal SAR KN 407 Banjarmasin dan satu SRU lagi menggunakan armada darat dengan dilengkapi perahu karet.
”Pada pencarian hari ketiga, tim SAR gabungan menemukan satu awak kapal LCT Anugerah Indasah dalam keadaan meninggal. Korban ditemukan lebih kurang 11 mil laut (20,372 kilometer) dari bibir Pantai Batakan, lokasi posko SAR gabungan,” kata Amrad lewat keterangan tertulis di Banjarmasin, Senin (27/6/2022).
Jenazah langsung dievakuasi ke RSUD Hadji Boejasin, Pelaihari, Tanah Laut. Dari hasil identifikasi, korban atas nama Tigor Hutabarat (52) yang bertugas sebagai masinis II di kapal LCT Anugerah Indasah.
”Ada lima korban lain yang masih dalam proses pencarian. Tim SAR gabungan akan terus melakukan upaya pencarian terhadap korban. Semoga kelima korban secepatnya ditemukan,” ujarnya.
Lima korban yang masih dalam pencarian adalah Marajohan Siahaan (58) selaku nakhoda kapal; Jimmy Carter (44), mualim I; Priyono (57), kepala kamar mesin; Haris Adityo (32), juru mudi; dan Marthinus Tuhalauruw (46) selaku juru minyak.
Adapun lima korban selamat adalah Abdul Aziz Setiawan (25) selaku mualim II, Shaifullah Safri (25) selaku mualim III, Benny Hidayat (44) selaku juru mudi, Valentino V Paruntu (30) selaku juru mudi, dan Novri Pontolawokang (30) selaku juru masak.
Kepala Subseksi Operasi Kantor Pencarian dan Pertolongan Banjarmasin Amri Zuna Kurniawan mengatakan, kelima korban selamat sudah dibawa ke Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Kotabaru-Batulicin di Batulicin, Tanah Bumbu.
Di sana, mereka menjalani pemeriksaan kesehatan dan dimintai keterangan terkait kecelakaan pelayaran yang dialami. ”Pihak agen kapal LCT Anugerah Indasah juga sudah bertemu dengan kelima korban selamat di Batulicin,” ujarnya.
Cuaca buruk
Berdasarkan keterangan dari lima korban yang selamat, lanjut Amri, kapal LCT Anugerah Indasah mengalami kecelakaan pelayaran akibat faktor cuaca buruk di perairan. ”Kapal tenggelam karena dihantam gelombang tinggi,” ujar Amri.
Pada prospek cuaca mingguan, yang berlaku 22-28 Juni 2022, Stasiun Meteorologi Kelas II Syamsudin Noor menyebutkan adanya potensi gelombang tinggi. Perahu nelayan, kapal tongkang, dan kapal feri harus waspada terhadap adanya potensi gelombang tinggi mencapai 2-3 meter di perairan selatan Kalimantan (Laut Jawa bagian Tengah dan Timur) pada 22-24 Juni 2022.
Suwarto selaku koordinator lapangan Basarnas Banjarmasin menambahkan, SRU 1 yang terlibat dalam pencarian korban terdiri dari Basarnas Banjarmasin dan Palang Merah Indonesia Tanah Laut bertugas menyisir Pantai Sanipah dengan menggunakan perahu karet hingga sejauh 10 mil laut atau 18,52 km.
Adapun SRU 2 yang terdiri dari Basarnas Banjarmasin, Direktorat Kepolisian Air dan Udara (Polairud) Polda Kalsel, TNI Angkatan Laut, dan KSOP bertugas menyisir di sekitar lokasi kejadian dengan menggunakan kapal KN SAR 407 Banjarmasin hingga sejauh 35 mil laut atau 64,82 km. ”Tim SAR gabungan terus memperluas area pencarian korban,” katanya.