Terlambat ”Input”, Data Kematian Ternak di Jateng Meroket
Grafik kematian ternak di Jateng yang tercatat di Kementerian Pertanian menunjukkan peningkatan lonjakan drastis, Jumat, akibat keterlambatan memasukkan data. Kematian terus ditekan dengan pengobatan dan vaksinasi.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Kematian ternak yang sakit dengan gejala mengarah ke penyakit mulut dan kuku di Jawa Tengah tercatat melonjak drastis pada Jumat (24/6/2022). Penyebab kenaikan jumlah kasus kematian itu diklaim karena adanya keterlambatan input data.
Dalam laman Siaga Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Kementerian Pertanian disebutkan, jumlah ternak sakit akibat PMK sebanyak 272.759 ekor pada Minggu (26/6/2022). Ternak yang sakit tersebar di 19 provinsi, termasuk di Jateng, sebanyak 29.425 ekor. Dari 29.425 ekor ternak yang sakit, sebanyak 8.454 ekor dinyatakan sembuh, sebanyak 20.411 ekor belum sembuh, 382 ekor dipotong bersyarat, dan 178 ekor mati.
Masih menurut laman Siaga PMK, grafik kematian ternak akibat PMK di Jateng menunjukkan kenaikan yang signifikan pada Jumat, yakni sebanyak 42 ekor. Jumlah itu tergolong naik drastis dari rata-rata kenaikan jumlah kasus kematian ternak pada hari-hari sebelumnya, yakni 1-13 ekor per hari.
”Tingkat kematian ternak di Jateng itu rendah, sekitar 0,6 persen dari total ternak sakit. Tingginya data kematian yang tercatat pada Jumat kemungkinan terjadi karena adanya keterlambatan peng-input-an data. Kematian dari hari-hari kemarin atau minggu-minggu lalu baru di-input, jadi seolah-olah langsung melonjak seperti itu,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng Agus Wariyanto, Minggu.
Menurut Agus, ternak-ternak yang sakit akan diobati untuk menekan tingkat keparahan dan kematian. Pengobatan dilakukan dengan cara penyuntikan vitamin, antibiotik, dan obat penurun demam. Selain itu, penyemprotan terhadap ternak-ternak yang kakinya terluka juga dilakukan untuk mempercepat penyembuhan luka.
Sementara itu, ternak-ternak yang dalam kondisi sehat dijaga supaya tetap sehat. Ternak-ternak yang sehat itu didata untuk selanjutnya divaksin dengan vaksin PMK. Hingga kini Jateng telah mendapatkan alokasi vaksin PMK sebanyak 77.000 dosis. Vaksin-vaksin itu telah didistribusikan ke seluruh kabupaten/kota. Vaksinasi di Jateng ditargetkan rampung pada Sabtu (2/7/2022).
Mayoritas yang divaksin adalah sapi-sapi sehat terutama sapi perah. (Agus Wariyanto)
”Jumlah ternak yang telah divaksin sekitar 3.017 ekor. Mayoritas yang divaksin adalah sapi-sapi sehat terutama sapi perah. Sapi jenis ini paling rawan dan tingkat morbiditasnya cukup tinggi,” ujar Agus.
Di Kota Salatiga, vaksinasi PMK dimulai pada Jumat (24/6/2022). Hingga Minggu, jumlah ternak yang divaksin sekitar 86 ekor. Dari jumlah tersebut, sebanyak 49 ekor merupakan sapi perah dan 37 ekor sapi potong.
”Kami mendapatkan alokasi vaksin 1 botol atau sekitar 100 dosis vaksin PMK. Kami memulai vaksinasi di Kecamatan Tingkir karena di wilayah ini tidak ada ternak yang terpapar PMK. Sisanya akan kami suntikkan secepatnya,” ucap Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kota Salatiga Henni Mulyani.
Henni menyebut, dalam waktu dekat, Kota Salatiga akan kembali mendapat tambahan alokasi vaksin PMK sebanyak 55 botol. Vaksin itu bisa digunakan untuk memvaksinasi 5.500 ekor sapi.
Vaksin PMK juga sudah diterima oleh Pemerintah Kabupaten Batang. Wilayah itu menerima 3.000 dosis vaksin. Pemerintah setempat menargetkan bisa memvaksinasi 300-500 ekor ternak setiap hari. Sama dengan Kota Salatiga, Kabupaten Batang juga memulai vaksinasi PMK di desa-desa yang masih bebas PMK, seperti Desa Kalipancur di Kecamatan Blado dan Desa Kalisari serta Desa Pacet di Kecamatan Reban.
”Hingga Minggu, ada 391 ekor sapi perah dan sapi pembibitan yang sudah divaksin PMK. Selanjutnya vaksinasi akan terus kami gencarkan supaya bisa tuntas sebelum Idul Adha,” kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Batang Syam Manohara.
Syam mengimbau peternak yang sapi-sapinya telah divaksin untuk tetap menjaga kesehatan sapinya dan memperhatikan kebersihan kadang ternaknya. Pemberian jamu untuk meningkatkan kekebalan tubuh ternak juga dianjurkan untuk tetap dilakukan.