Lampung Terima 37.000 Dosis Vaksin untuk Penanganan PMK
Penanganan wabah PMK melalui program vaksinasi mulai dilakukan di Lampung. Vaksin diprioritaskan untuk daerah lumbung ternak. Kelompok peternak bahkan memesan vaksin secara mandiri.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
SARJONO UNTUK KOMPAS
Peternak menyemprotkan disinfektan pada truk yang akan mengangkut sapi di Desa Astomulyo, Kecamatan Punggur, Lampung Tengah, Minggu (26/6/2022).
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Provinsi Lampung menerima sekitar 37.000 dosis vaksin untuk penanganan penyakit mulut dan kuku atau PMK. Vaksin ini mulai didistribusikan dan disuntikkan secara bertahap pada ribuan sapi di 15 kabupaten/kota di Lampung.
”Vaksinasi akan diprioritaskan untuk hewan yang sehat dan berisiko tertular PMK, jadi yang sehat juga harus divaksin. Semoga penanggulangan PMK ini dapat berjalan lancar,” kata Wakil Gubernur Lampung Chusnunia, di Bandar Lampung, Minggu (26/6/2022).
Menurut dia, jumlah vaksin yang didistribusikan pemerintah pusat untuk Lampung merupakan yang terbesar di Sumatera. Hal itu menjadi bukti perhatian pemerintah pusat karena Lampung merupakan salah satu lumbung sapi nasional.
Vaksinasi PMK di Lampung dimulai sejak 25 Juni 2022 hingga 7 Juli 2022. Kegiatan vaksinasi akan dimulai secara serentak di 15 kabupaten dan kota di Lampung.
Peternak menyemprotkan disinfektan di kandang ternak di Desa Astomulyo, Kecamatan Punggur, Lampung Tengah, Minggu (26/6/2022).
Ia menambahkan, vaksinasi PMK harus dilakukan segera untuk menanggulangi penyebaran penyakit PMK di Lampung. Meskipun penyakit tersebut tidak menular pada manusia, PMK berbahaya karena bisa cepat menyebar pada kerbau, sapi, kambing, hingga rusa. Wabah PMK juga dapat menimbulkan kerugian ekonomi peternak dan mengancam krisis daging sapi.
Untuk itu, Pemprov Lampung bekerja sama dengan instansi terkait telah mengambil langkah dalam menangani wabah PMK di Lampung. Selain membatasi lalu lintas ternak dari luar daerah, pemda juga membentuk satgas dan unit reaksi cepat penanggulangan PMK agar tidak terjadi penyebaran dari daerah terjangkit ke kabupaten lainnya.
Kelompok ternak di Desa Astomulyo bahkan telah memesan vaksin PMK secara mandiri. (Sarjono)
Berdasarkan data, wabah PMK telah menyebar di lima kabupaten dan kota, yakni Kabupaten Mesuji, Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat, Lampung Timur, dan Kota Metro. Adapun jumlah ternak yang suspek PMK sebanyak 430 ekor dan positif PMK sebanyak 43 ekor. Adapun jumlah sapi yang sembuh 275 ekor, potong paksa 16 ekor, dan mati 4 ekor.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lampung Lili Mawarti menyampaikan, vaksin PMK telah didistribusikan ke 15 kabupaten/kota di Lampung. Pembagian vaksin berdasarkan populasi sapi. Daerah dengan populasi sapi besar mendapat jatah vaksin lebih banyak.
Ia merinci, tiga daerah dengan distribusi vaksin terbanyak, yakni Lampung Tengah 7.200 dosis, Lampung Selatan 6.500 dosis, dan Lampung Timur 4.500 dosis. Ketiga daerah menjadi prioritas dalam program vaksin PMK karena menjadi lumbung ternak di Lampung. Lebih dari 50 persen populasi sapi di Lampung tersebar di tiga daerah tersebut.
SARJONO UNTUK KOMPAS
Peternak sapi di Desa Astomulyo, Kecamatan Punggur, Lampung Tengah, Lampung, menyimpan berbagai obat-obatan untuk sapi. Langkah itu untuk mengantisipasi wabah PMK.
Selain program vaksinasi, pemda juga terus melakukan sosialisasi pada peternak terkait langkah pencegahan wabah PMK. Selain menjaga kebersihan kandang, peternak juga diminta memperketat lalu lintas pengangkutan hewan ternak dari kandang. Biosekuriti dengan penyemprotan disinfektan juga harus rutin dilakukan.
Terkait vaksinasi PMK, Sarjono (50), peternak asal Desa Astomulyo, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah, mendukung upaya pemerintah dalam penanganan wabah PMK. Ia menyatakan, kelompok ternak di desanya bahkan telah memesan vaksin PMK secara mandiri.
Meski di wilayah itu belum ditemukan wabah PMK, peternak mempercepat vaksin PMK untuk memperkecil risiko penularan dan dampak PMK. Apalagi, saat ini populasi sapi di Desa Astomulyo cukup besar, lebih dari 1.000 ekor.
Selain vaksinasi, peternak juga melakukan upaya pencegahan dengan menyemprotkan disinfektan secara rutin. Tak hanya kandang, mobil pengangkut sapi yang akan masuk juga harus disemprot disinfektan.