Risma Lecut Semangat Penerima Manfaat PKH untuk Berwirausaha
Keluarga penerima manfaat Program Keluarga Harapan musti lebih berdaya.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
Menteri Sosial tengah berbicara saat peluncuran program pemberdayaan terhadap 2.500 keluarga penerima manfaat sekaligus briefing pendampingan Program Keluarga Harapan (PKH) di wilayah Malang Raya, Sabtu (25/6/2022), di Kabupaten Malang, Jawa Timur.
MALANG, KOMPAS — Menteri Sosial Tri Rismaharini melecut semangat keluarga penerima manfaat bantuan sosial Program Keluarga Harapan se-Malang Raya di Jawa Timur untuk makin berdaya. Menurut Risma, mereka bakal lebih berdaya dan memiliki kapasitas lebih besar jika mau berwirausaha.
”Saya berharap mereka tidak lagi menerima bantuan karena, sekali lagi, kalau hanya menerima bantuan, dia hanya menerima Rp 200.000. Tetapi, kalau mereka usaha, kapasitas mereka akan menjadi lebih besar,” ujarnya.
Risma mengatakan hal itu saat meluncurkan program pemberdayaan terhadap 2.500 keluarga penerima manfaat sekaligus briefing pendampingan Program Keluarga Harapan (PKH) di wilayah Malang Raya, Sabtu (25/6/2022). Kegiatan yang berlangsung di Pendopo Kabupaten Malang itu dilakukan secara hibrid.
Program pemberdayaan ini sendiri merupakan kolaborasi antara Kementerian Sosial (Kemensos) dan Bank Indonesia (BI). Tujuannya adalah mendorong kemandirian finansial guna meningkatkan kesejahteraan keluarga secara bertahap.
Hadir pada kesempatan ini, antara lain, anggota Komisi XI DPR Andreas Eddy Susetyo yang menjadi insiator program ini, Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto, dan Kepala Kantor Perwakilan BI Malang Samsun Hadi.
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
Menteri Sosial Tri Rismaharini (tengah) bersama anggota Komisi XI DPR Andreas Eddy Susetyo (kiri) dan pimpinan Kantor Perwakilan BI Malang Samsun Hadi (dua dari kanan) bersiap menjawab pertanyaan wartawan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (25/6/2022).
Menurut Risma, pihaknya akan memberikan dukungan peralatan bagi kelompok penerima manfaat untuk memulai usaha. Dia pun berharap pemerintah daerah bisa ikut membantu mewujudkan program tersebut.
Risma mencontohkan sejumlah orang yang pada akhirnya bisa keluar dari jerat kesulitan ekonomi setelah berusaha, dengan inovasi tentunya. Dalam perkembangannya, mereka kemudian sukses, bahkan melebihi kebanyakan orang yang bekerja di sektor formal.
Andreas Eddy Susetyo mengatakan, pihaknya bersama BI telah memiliki program untuk mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku UMKM.
”Seperti halnya dikatakan Ibu Risma, kalau hanya mengandalkan bantuan sosial, tentu daya belinya tidak meningkat. Oleh karena itu, kita berharap bisa meningkatkan daya beli tersebut,” katanya.
Selama ini, lanjut Andreas, dalam program pemulihan ekonomi nasional salah satu untuk mendukung daya beli melalui peningkatan anggaran untuk perlindungan sosial. ”Tetapi, bagaimana sekarang uang itu bisa ditransformasikan,” ujarnya.
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
Menteri Sosial tengah berbicara saat peluncuran program pemberdayaan terhadap 2.500 keluarga penerima manfaat sekaligus briefing pendampingan Program Keluarga Harapan (PKH) di wilayah Malang Raya, Sabtu (25/6/2022), di Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Menurut Andreas, apa yang dilakukannya bersama BI dan Kemensos saat ini adalah kolaborasi. Dia pun meyakini bahwa hal itu bisa membantu pertumbuhan ekonomi. Jika daya beli meningkat, pertumbuhan ekonomi juga akan meningkat.
”BI kita ingin bukan sekadar menjalankan kebijakan moneter, tetapi juga kita dorong (melakukan hal lain). Misalnya, ada kemandirian dari setiap daerah soal ketahanan pangan, bagaimana ini juga bisa dilakukan oleh BI,” ujarnya.
Mengenai anggaran yang disediakan, Samsun Hadi mengatakan, pihaknya masih akan melihat hasil pemetaan dan aspek apa saja yang perlu dikembangkan. Kantor Perwakilan BI Malang akan memberikan pendampingan dan pelatihan.
”Nanti kita dorong dengan sarana dan prasarana. Selama ini adalah kelompok yang tidak berkesempatan untuk naik. Dengan didorong, mereka berkesempatan untuk naik menjadi wirausaha. Mereka tidak bergantung, tetapi bisa mendapatkan kesempatan untuk menikmati kue ekonomi yang ada,” ucapnya.
Didik Gatot Subroto berharap ada sinergi antara perbankan, Kemensos, dan pemerintah daerah. ”Yang akan dilakukan daerah adalah memfasilitasi. Mungkin, kita akan undang toko-toko modern dan lainnya. Ini menjadi bagian dari sinergi yang musti dipersiapkan,” ujarnya.