Jutaan dosis vaksin ditujukan untuk 600.000-an hewan ternak sasaran. Dosis untuk tiga kali vaksinasi ini diperlukan untuk mengantisipasi laju persebaran penyakit mulut dan kuku.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
KOMPAS/MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
Petugas Rumah Potong Hewan (RPH) Cikartani dari Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang menjemput sapi perah yang hendak dipotong di Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Jumat (10/6/2022).
BANDUNG, KOMPAS — Provinsi Jawa Barat membutuhkan 1,8 juta vaksin untuk menanggulangi penyebaran penyakit mulut dan kuku bagi hewan ternak. Dengan keterbatasan jumlah dosis, vaksinasi bakal diprioritaskan pada sentra sapi perah yang sangat terdampak penyakit tersebut.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jabar M Arifin Soedjayana, di Bandung, Kamis (23/6/2022), menyatakan, vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) yang telah diberikan ke Jabar telah mencapai 120.000 dosis. Vaksin tersebut akan didistribusikan ke sentra sapi perah untuk menekan kerugian di kalangan peternak.
”Sapi perah yang paling terdampak. Tidak hanya nilai investasi yang hilang karena induknya mati, produksi pun saat ini menurun. Penurunan bisa mencapai 80 persen sehingga yang tersisa untuk berproduksi hanya 20 persen,” ujarnya.
Namun, jumlah tersebut masih jauh dari kebutuhan vaksinasi yang mencapai 1,8 juta dosis. Arifin menjelaskan, pihaknya telah meminta 600.000 vaksin untuk dosis pertama. Dia berharap dosis berikutnya bisa didatangkan secepatnya dari pemerintah pusat.
Petugas memotong daging sapi di Rumah Potong Hewan (RPH) Cikartani dari Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang, Desa Sukajaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Jumat (10/6/2022). Potongan daging ini berasal dari sapi perah yang sudah tidak produktif lagi karena terpapar penyakit mulut dan kuku.
Arifin menjelaskan, satu sapi setidaknya mendapat tiga vaksin. Penyuntikan vaksin pertama dan kedua berjarak satu bulan serta untuk vaksin penguat (booster) dibutuhkan enam bulan berikutnya. ”Untuk populasi, kami meminta 600.000 hewan, mulai dari sapi, kambing, hingga domba. Jadi, kebutuhan di Jabar itu mencapai 1,8 juta dosis vaksin. Sekarang baru ada 120.000 dosis dan mudah-mudahan nanti diberikan lagi. Untuk saat ini, prioritas untuk sentra-sentra sapi perah,” ujarnya.
Sentra sapi perah yang menjadi prioritas ini di antaranya berada di wilayah Bandung, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Sumedang, Garut, Kuningan, dan Bogor. Arifin menyatakan, pelaksanaan vaksinasi juga disertai pendataan sesuai dengan identitas KTP setiap peternak.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian melalui situs siagapmk.id, Jabar menempati posisi keempat provinsi terdampak PMK. Dari data yang dihimpun hingga Kamis (23/6/2022) pukul 14.50, sebanyak 232.731 kasus PMK ditemukan di Indonesia.
Dari jumlah tersebut, 27.907 ekor berasal dari Jabar. Kabupaten Bandung menjadi penyumbang hewan terdampak PMK terbanyak yang mencapai 7.430 ekor. Setelah itu, KBB terdampak 4.897 kasus dan Kabupaten Garut sebanyak 3.381 kasus.
KOMPAS/MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
Salah seorang petani berdiri di depan kandang sapi perah miliknya di Desa Sukajaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Jumat (10/6/2022). Keempat sapi miliknya terkena penyakit mulut dan kuku serta salah satunya terpaksa dipotong karena sulit untuk produktif kembali.
Tidak hanya dari sentra sapi perah, Arifin menyatakan, pihaknya juga tengah memantau sentra penjualan dan peternakan sapi potong untuk menghadapi Idul Adha pada Juli 2022. Untuk menghadapi hal tersebut, Pemprov Jabar menurunkan 1.784 petugas dari tim pemeriksa hewan kurban.
”Tim pemeriksa (kurban) itu sebenarnya sudah rutin setiap tahun dan dibentuk di setiap kabupaten-kota. Namun, dengan adanya PMK, dari provinsi mendatangkan dukungan dari berbagai pihak,” ujarnya.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat melepas tim pemeriksa hewan kurban, Kamis (23/6/2022) siang, menyatakan, kondusivitas pangan dapat dilihat dari momen Idul Adha. Oleh karena itu, pelaksanaannya harus dipastikan lancar sehingga kedaulatan pangan masih dalam kendali Pemprov Jabar.
Ridwan Kamil atau kerap dipanggil Emil menyatakan, semua bekerja sama untuk memastikan sekitar 800.000 hewan kurban yang ditargetkan dipotong tahun ini berjalan lancar dan sesuai harapan. Di samping itu, vaksinasi untuk hewan yang sehat hingga pengobatan hewan yang terpapar PMK juga tetap dilakukan.
”Urusan pangan ini sensitif dan salah satu hal yang bisa melihat kondusivitas pangan itu ada di Idul Adha. Jadi, pastikan tidak ada demo, tidak ada protes, atau kejadian yang viral hanya karena negara tidak sensitif dalam melihat potensi problem di Idul Kurban,” ujarnya kepada para petugas.