Dapat Alokasi Tambahan, Vaksinasi PMK di Jateng Ditargetkan Rampung Pekan Depan
Jawa Tengah mendapatkan tambahan alokasi vaksin penyakit mulut dan kuku sebanyak 75.500 dosis. Di sejumlah daerah, kasus PMK terus bertambah. Bahkan, Grobogan menetapkan status darurat PMK.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Jawa Tengah mendapatkan alokasi vaksin penyakit mulut dan kuku tambahan sebanyak 75.500 dosis, Kamis (23/6/2022). Vaksinasi darurat tahap satu di wilayah tersebut ditargetkan bisa rampung sebelum 2 Juli 2022 atau pekan depan.
Sebelumnya, Jateng mendapatkan alokasi vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) sebanyak 1.500 dosis pada Senin (20/6) malam. Vaksin itu telah distribusikan ke sejumlah daerah, antara lain Boyolali (400 dosis), Kabupaten Semarang (300 dosis), Klaten (200 dosis), Sukoharjo (200 dosis), Salatiga (100 dosis), Kabupaten Magelang (100 dosis), Kota Semarang (100 dosis), dan Wonosobo (100 dosis).
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng Agus Wariyanto menuturkan, vaksinasi yang dilakukan saat ini adalah program vaksinasi darurat. Delapan daerah yang telah mendapatkan alokasi vaksin merupakan daerah dengan populasi sapi perah terbanyak.
”Sapi perah menjadi prioritas karena mereka paling rentan. Fisik mereka tidak sekuat ternak yang lain, seperti sapi potong, sapi lokal atau peranakan ongole, serta kerbau. Selain itu, PMK juga memengaruhi produksi susu sapi perah,” ujar Agus, Kamis malam.
Menurut Agus, puluhan ribu vaksin yang diterima Kamis itu juga akan segera didistribusikan ke wilayah-wilayah lain yang belum kebagian. Sementara ini, vaksin itu masih disimpan di ruang pendingin Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng.
”Kami ditargetkan paling lambat 2 Juli 2022 vaksinasi tahap pertama harus selesai. Selanjutnya, akan datang jatah vaksinasi tahap kedua,” katanya.
Agus menyebut, seluruh kabupaten/kota di Jateng telah siap melakukan vaksinasi PMK. Para vaksinator juga diklaim sudah siap. Namun, Pemerintah Provinsi Jateng akan tetap melakukan pemantauan terhadap kesulitan yang mungkin terjadi di lapangan.
Hingga Kamis, ada sekitar 26.000 hewan ternak di Jateng yang sakit dan memiliki gejala mengarah ke PMK. Dari jumlah tersebut, sebanyak 130 ekor mati dan 5.640 ekor sembuh. Adapun sisanya masih dalam perawatan. Setelah sembuh, hewan-hewan yang sakit itu baru boleh mengikuti vaksinasi.
Berdasarkan data Populasi Ternak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng, ada 8.286.534 ekor ternak berkuku belah yang berisiko terpapar PMK. Jumlah itu terdiri dari sapi sebanyak 2.016.564 ekor, kerbau sebanyak 58.190 ekor, kambing sejumlah 3.790.059 ekor, domba sejumlah 2.333.425 ekor, dan babi sebanyak 88.296 ekor.
Jangkitan meluas
Di Kabupaten Rembang, PMK menjangkiti lebih dari 3.000 sapi. Dari jumlah tersebut, sebanyak 500 sembuh, 6 mati, dan sisanya masih dalam pengobatan. Pemerintah setempat berharap vaksin bisa segera didistribusikan untuk menekan laju penularan.
”Kalau sudah datang, vaksinasi akan kami lakukan kepada ternak-ternak yang sehat dan tidak menunjukkan gejala PMK. Para peternak kami imbau tidak panik. Sembari menunggu vaksin tiba, ternak yang sehat harus dijaga ketat supaya bisa tetap sehat. Sementara sapi yang sakit harus segera disembuhkan,” ucap Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Rembang Agus Iwan Haswanto.
Sementara itu, penyebaran kasus PMK di Kabupaten Grobogan terus meluas. Sebelumnya, kasus PMK hanya ditemukan di beberapa kecamatan. Pada Kamis, kasus PMK ditemukan di seluruh kecamatan di wilayah tersebut. Hal itu yang kemudian menjadi dasar pemerintah setempat menetapkan status darurat bencana PMK.
Selain menetapkan status darurat bencana PMK, Bupati Grobogan Sri Sumarni juga memerintahkan pembentukan satuan tugas penanganan PMK lintas sektor. Dalam satuan tugas tersebut dilibatkan petugas dari berbagai unsur, yakni dinas-dinas terkait, Polri, dan TNI.
Berdasarkan data Pemerintah Kabupaten Grobogan, ada 1.132 kasus aktif PMK di wilayah tersebut. Jumlah itu terdiri dari 1.103 sapi, 26 kerbau, dan 3 kambing.
”Sebagai upaya pencegahan, kami masih menutup tiga pasar hewan yang ada di Grobogan. Penutupan pasar hewan juga akan kami berlakukan sampai batas waktu yang belum ditentukan. Lalu lintas ternak dari dalam dan luar Grobogan juga kami tutup untuk menekan penyebaran kasus,” tutur Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Grobogan Riyanto.