Bee Dances, Kolaborasi Indonesia dan Jerman di BWCC-PKB 2022
Tari kontemporer garapan koreografer Indonesia, Ninus, dan koreografer berbasis di Berlin, Kareth Schaffer akan ditampilkan dalam ajang BWCC 2022 di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali, Kota Denpasar, Sabtu (25/6/2022).
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Kolaborasi koreografer Indonesia, Andhika Anissa, bersama sejawatnya dari Berlin, Jerman, Kareth Schaffer, menghadirkan garapan tari kontemporer bernuansa tradisi Bali berjudul Bee Dances pada ajang Perayaan Kebudayaan Dunia Bali (Bali World Culture Celebration/BWCC) 2022, serangkaian Pesta Kesenian Bali ke-44. Tari kontemporer tersebut terinspirasi dari tari Bali Oleg Tamulilingan dan gerakan koloni lebah.
Duet koreografer Andhika Anissa, yang lebih akrab disapa Ninus, dan Kareth Schaffer mengajak tiga seniman Bali dan dua penari asing lainnya dalam mementaskan Bee Dances tersebut.
Adapun tari Bee Dances karya Ninus dan Kareth Schaffer tersebut dijadwalkan dipentaskan di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali, Kota Denpasar, Sabtu (25/6/2022).
Dalam sesi bincang seniman di galeri seni kontemporer CushCush Gallery, Kota Denpasar, Rabu (22/6/2022), Ninus dan Kareth Schaffer memaparkan proses kreatif mereka menggarap sebentuk pergelaran tari kontemporer berjudul Bee Dances.
Ninus, koreografer Indonesia yang berbasis di Bali, bekerja sama dan berkolaborasi dengan Kareth Schaffer, koreografer yang berbasis di Berlin, Jerman.
Kareth mengaku tertarik dengan tari Bali, bahkan dia juga mempelajarinya di Bali. Kedua koreografer itu lalu meriset dan memetakan keterkaitan antara tari klasik dan tari kontemporer, yang berkembang di Eropa, kemudian merekonstruksi dan membentuk koreografi baru.
Lawatan budaya
Tari Oleg Tamulilingan dipilih karena tari Bali itu merupakan jenis tarian, yang terkenal di Eropa maupun Amerika sebagai tari pertunjukan. Tari Oleg Tamulilingan termasuk tari Bali, yang dipertontonkan dalam rangkaian lawatan budaya di Eropa dan Amerika pada tahun 1950-an.
Tari Oleg Tamulilingan menggambarkan gerakan lebah ketika terbang, menyerbuki bunga, dan berinteraksi dengan pasangannya. Tamulilingan berarti lebah madu.
Bee Dances garapan Ninus dan Kareth merekonstruksi dan menampilkan bentuk koreografi baru dari tari Bali tersebut. Dalam sesi bincang seniman, Rabu malam, Kareth menerangkan tari Bee Dances mengacu pada gerakan lebah madu dan perbendaharaan tari klasik Bali.
Secara umum, Bee Dances terdiri dari empat bagian, termasuk perbendaharaan tari Oleg Tamulilingan gaya Peliatan, Ubud. ”Kami tertarik karena tarian (Oleg Tamulilingan) itu indah. Kami juga terinspirasi dengan tarian lebah (waggle dance) yang memperlihatkan gerakan lebah,” kata Kareth.
Adapun pementasan Bee Dances dalam perhelatan Perayaan Kebudayaan Dunia Bali (BWCC) 2022, serangkaian Pesta Kesenian Bali ke-44, pada Sabtu (25/6), di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali, juga akan diiringi gamelan Semar Pegulingan saih pitu (tujuh nada pelog) yang dikomposisi I Wayan Gede Purnama Gita.
Pertunjukan Bee Dances garapan Ninus dan Kareth Schaffer sekaligus akan mengisi penutupan Perayaan Kebudayaan Dunia Bali yang kali pertama digelar.
Perayaan Kebudayaan Dunia Bali (BWCC) 2022 diikuti 20 sekaa atau komunitas dari Indonesia dan mancanegara, termasuk dari Amerika Serikat, Belanda, Belgia, China, dan Jepang. BWCC 2022 dimulai pada Selasa (14/6/2022).