Sapi Perah Jadi Sasaran Prioritas, Vaksin PMK di Jateng Dimulai Besok
Vaksinasi hewan ternak di Jawa Tengah direncanakan dimulai pada Kamis (23/6/2022). Sapi perah yang dianggap lebih rawan terpapar penyakit mulut dan kuku diprioritaskan.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Sebanyak 1.500 dosis vaksin untuk penyakit mulut dan kuku sudah tiba di Jawa Tengah. Vaksin-vaksin tersebut diprioritaskan untuk sapi perah yang kondisinya sehat. Setelah didistribusikan ke sejumlah kabupaten/kota, vaksinasi siap dimulai pada Kamis (23/6/2022).
Vaksin untuk penyakit mulut dan kuku (PMK) tiba di Jateng pada Senin (20/6) malam. Vaksin sebanyak 1.500 dosis itu kemudian disimpan di ruang pendingin dengan kapasitas 200.000-500.000 dosis kemudian mulai didistribusikan pada Rabu (22/6). Menurut rencana, penyuntikan vaksin akan dimulai Kamis.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng Agus Wariyanto menuturkan, vaksin yang diterima wilayahnya masih belum cukup untuk memvaksin ternak berkuku belah di Jateng. Dengan demikian, vaksin akan diprioritaskan bagi ternak sehat yang berada di pusat-pusat pembibitan dan sapi perah.
”Di Jateng, populasi sapi perah mencapai 141.395 ekor. Adapun vaksinasi PMK akan kami prioritaskan bagi daerah yang memiliki populasi sapi perah tinggi, antara lain Boyolali, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, dan Klaten,” kata Agus, Rabu petang di Semarang, Jateng.
Menurut Agus, alasan pemilihan target vaksinasi sudah melalui kajian. Sapi perah menjadi prioritas, karena kekuatan fisik mereka dinilai tak sekuat ternak yang lain, seperti sapi potong, sapi lokal atau peranakan ongole, serta kerbau. Selain itu, PMK juga sangat berpengaruh pada produksi susu sapi perah.
Agus menambahkan, ternak-tenak yang akan divaksin harus dalam kondisi sehat. Ternak-ternak yang masih sakit akan diobati dengan penyuntikan vitamin, antibiotik, antihistamin, analgesik, serta pengobatan pada luka yang tampak. Upaya itu akan terus digencarkan sembari menunggu rencana vaksinasi massal dari pemerintah pusat, Agustus mendatang.
Berdasarkan data Populasi Ternak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng, ada 8.286.534 ekor ternak berisiko terpapar PMK. Jumlah itu terdiri dari sapi sebanyak 2.016.564 ekor, kerbau sebanyak 58.190 ekor, kambing sejumlah 3.790.059 ekor, domba sejumlah 2.333.425 ekor, dan babi sebanyak 88.296 ekor babi.
Hingga Rabu, ternak yang terduga mengalami gejala PMK sejumlah 23.487 ekor. Sebanyak 300 di antaranya dinyatakan positif PMK, melalui uji sampel di Balai Besar Veteriner Wates, DI Yogyakarta.
Dari jumlah ternak terduga PMK, sebanyak 20.254 ekor mendapatkan pengobatan. Dari prosedur itu sejumlah 4.949 ekor dinyatakan membaik, sebanyak 259 ekor dipotong dan sebanyak 116 ekor mati. Adapun sisa kasusnya sebanyak 18.163 ekor masih dalam perawatan.
Rencana vaksinasi PMK disambut baik oleh pemerintah kabupaten/kota di Jateng. Mereka terus bersiap untuk menerima distribusi vaksin dan menyuntikkannya kepada ternak. Hingga Rabu, Kota Pekalongan belum mendapatkan alokasi vaksin PMK.
”Masyarakat pemilik ternak kami imbau bersabar menunggu vaksin dan tidak panik. Meski sudah mulai didistribusikan di sejumlah daerah, vaksinasi PMK belum ada yang didistribusikan ke Kota Pekalongan. Sementara ini, vaksin diprioritaskan bagi daerah-daerah zona berat yang kasus penyebaran PMK-nya tinggi,” tutur Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Pekalongan Muadi.
Menurut Muadi, di Kota Pekalongan sudah ada 124 hewan ternak yang tergolong suspek PMK. Dari jumlah tersebut, sebanyak 42 ekor masih dalam pengobatan, sejumlah 58 ekor dinyatakan sembuh dan 24 ekor hewan sisanya mati atau dijual.
”Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Pertanian dan Pangan sudah membentuk Tim Unit Reaksi Cepat. Maka, begitu ada laporan dari masyarakat yang hewan ternaknya terindikasi suspek PMK bisa langsung ditangani sejak dini. Bahkan, petani dan peternak di Kota Pekalongan ini sudah cerdas. Mereka sering memberikan jamu herbal untuk menjaga stamina hewan ternaknya,” papar Muadi.
Masyarakat pemilik ternak kami imbau bersabar menunggu vaksin dan tidak panik.
Sutopo, peternak sapi di Kabupaten Batang, mengaku belum mendapat kejelasan terkait kapan ternaknya akan divaksin. Sembari menunggu arahan untuk vaksinasi, Sutopo melakukan berbagai upaya pencegahan, salah satunya dengan menjaga kebersihan ternak dan kandang.
”Semenjak merebak virus PMK, sapi selalu saya mandikan setiap dua hari sekali. Kandang dan lingkungannya juga saya semprot pakai cairan disinfektan setiap hari,” ujarnya.