Pusat Kuliner Merdeka Walk di Lapangan Merdeka Medan Akhirnya Dikosongkan
Merdeka Walk di Lapangan Merdeka Medan akhirnya dikosongkan. Koalisi Masyarakat Sipil mengapresiasi langkah awal revitalisasi Lapangan Merdeka itu. Revitalisasi harus dilakukan dengan perencanaan matang.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
KOMPAS/NIKSON SINAGA
Para pekerja mengosongkan restoran dan kafe di Merdeka Walk di sisi barat Lapangan Merdeka Medan, Sumatera Utara, Senin (20/6/2022). Merdeka Walk akhirnya dibongkar setelah hampir 10 tahun diprotes masyarakat sipil karena mengokupansi ruang terbuka publik.
MEDAN, KOMPAS — Semua restoran dan kafe di Merdeka Walk yang menempati sisi barat Lapangan Merdeka Medan akhirnya dikosongkan. Koalisi Masyarakat Sipil Medan-Sumatera Utara mengapresiasi langkah awal untuk merevitalisasi Lapangan Merdeka itu. Koalisi mengingatkan agar revitalisasi dilakukan dengan perencanaan yang lebih matang.
”Pengosongan Merdeka Walk perlu diapresiasi sebagai langkah awal untuk mengembalikan fungsi Lapangan Merdeka. Yang paling penting ke depan adalah mengembalikan lapangan menjadi hamparan hijau tanpa bangunan komersial, perkantoran, dan tempat parkir,” kata Koordinator Koalisi Masyarakat Sipil (KMS) Medan-Sumut Miduk Hutabarat, Senin (20/6/2022).
Pantauan Kompas, semua restoran dan kafe di Merdeka Walk sudah menghentikan penjualan pada Senin siang. Para pekerja tampak sibuk mengangkat barang-barang mereka, seperti kursi, peralatan dapur, dan lainnya. Bagian-bagian bangunan pun sudah mulai dibongkar dan diangkut.
Pemerintah Kota Medan sebelumnya memberikan tenggat waktu pengosongan bangunan di Merdeka Walk paling lama 20 Juni. Dalam sepekan ini, pengosongan sudah mulai dilakukan secara bertahap. Merdeka Walk yang berdiri sejak 2005 itu tutup total pada Senin ini.
Para pekerja mengosongkan restoran dan kafe di Merdeka Walk di sisi barat Lapangan Merdeka Medan, Sumatera Utara, Senin (20/6/2022). Merdeka Walk akhirnya dibongkar setelah hampir 10 tahun diprotes masyarakat sipil karena mengokupansi ruang terbuka publik.
Sebagian toko buku di gedung parkir yang ada di sisi timur juga sudah mulai tutup. Namun, sebagian toko buku bekas itu tampak masih tetap berjualan. Demikian juga dengan kantor pemerintahan dan pos polisi masih tetap beroperasi di Lapangan Merdeka Medan.
Miduk mengatakan, hal yang paling utama dalam melakukan revitalisasi ke depan adalah mengembalikan Lapangan Merdeka Medan menjadi hamparan lapangan luas tanpa area komersial, perkantoran, dan gedung parkir. Rencana pembangunan gedung bawah tanah untuk area komersial dan tempat parkir pun diminta untuk dikaji karena dianggap bisa mengganggu unsur cagar budaya.
Revitalisasinya pun harus bersandar pada prinsip pada perlindungan cagar budaya. (Miduk Hutabarat)
”Pemerintah Kota Medan sudah menetapkan Lapangan Merdeka Medan menjadi cagar budaya. Revitalisasinya pun harus bersandar pada prinsip pada perlindungan cagar budaya,” kata Miduk.
Ada beberapa unsur utama yang harus dilindungi di lapangan yang dibangun pemerintahan Hindia Belanda pada 1880 itu, yakni hamparan lapangan, pohon trembesi berusia 140 tahun, serta memori sejarah berbentuk fisik ataupun non fisik di dalamnya. Selama belasan tahun, unsur cagar budaya itu terimpit area komersial.
Wali Kota Medan Bobby A Nasution mengatakan, pengosongan Merdeka Walk akan diikuti dengan pembongkaran gedung-gedung itu. Pembongkaran itu untuk mengembalikan lapangan menjadi hamparan.
KOMPAS/NIKSON SINAGA
Warga berolahraga di Lapangan Merdeka Medan, Sumatera Utara, Selasa (6/10/2020). Lapangan itu kian sempit karena didominasi kawasan komersial.
Bobby menyebut, revitalisasi akan mendengar aspirasi dari masyarakat. ”Revitalisasi belum dimulai karena belum selesai tendernya. Mudah-mudahan bisa dilakukan sesuai jadwal dan berjalan terus,” kata Bobby.
Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Penataan Ruang (PKPPR) Pemkot Medan Endar Sutan Lubis mengatakan, semua bangunan komersial dan perkantoran di atas hamparan lapangan akan dibongkar seperti pusat jajanan Merdeka Walk, toko buku dan area parkir, pos polisi, dan beberapa kantor Pemkot Medan. Hanya Monumen Perjuangan Kemerdekaan Nasional Indonesia dan pohon trembesi yang akan dipertahankan di atas hamparan. Selain itu, akan dibangun juga pendopo menggantikan pendopo lama.
Pembangunan gedung bawah tanah dilakukan agar bisa mempertahankan hamparan lapangan dan pohon trembesi. ”Satu pun unsur cagar budaya di Lapangan Merdeka tidak akan dikorbankan. Revitalisasi ini justru untuk melindungi Lapangan Merdeka Medan yang telah ditetapkan menjadi cagar budaya,” kata Endar.