Nekat ke Kebun, Warga Suoh Terluka akibat Ayunan Belalai Gajah Liar
Kawanan gajah liar dari Taman Nasional Bukit Barisan Selatan kerap mendekati permukiman warga di Kecamatan Suoh, Lampung Barat. Upaya penggiringan satwa liar terus dilakukan oleh tim satgas gabungan.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Seorang warga terluka di kaki dan pinggang setelah terkena ayunan belalai satu individu gajah liar di Suoh, Lampung Barat, Lampung, Minggu (19/6/2022). Dia nekat berkebun ketika kawanan gajah liar sedang dihalau petugas menjauhi permukiman warga.
Sejak Jumat (17/6/2022), tim satuan tugas gabungan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) menggiring 18 gajah liar menjauhi permukiman warga di Suoh. Untuk sementara, gajah-gajah itu akan dijauhkan sekitar 10 kilometer dari permukiman menuju kawasan taman nasional. Upaya menggiring kawanan ini juga melibatkan mitra konservasi dan warga yang tinggal di kawasan perbatasan dengan TNBBS.
Keberadaan gajah-gajah itu dinilai rawan karena rentan memicu konflik dengan manusia. Selain di Suoh, kawanan itu juga kerap berhadapan dengan petani Register 39 di kawasan Hutan Lindung Kota Agung Utara, Kabupaten Tanggamus. Menurut rencana, penggiringan gajah itu akan dilakukan hingga Senin (20/6/2022).
Akan tetapi, pada Minggu pagi, upaya itu tidak sepenuhnya mulus. Marsiah (50), warga Desa Sukamarga, Suoh, terkena ayunan belalai salah satu gajah. Akibatnya, dia terluka di pinggang dan kaki. Saat itu, Marsiah nekat memetik cabai di kebunnya.
Camat Suoh Mandala Harto menuturkan, masyarakat telah diberi tahu tentang penggiringan gajah liar itu. ”Beruntung gajah tidak menyerang korban. Tim satgas juga cepat mengevakuasi korban sehingga selamat dari amukan gajah liar,” kata Mandala saat dihubungi dari Bandar Lampung, Minggu (19/6)/2022.
Kepala Resor Suoh TNBBS Sulki mengatakan, penggiringan gajah didampingi pawang dan menggunakan petasan. Tim juga memantau posisi gajah dari kalung GPS yang telah dipasang beberapa pekan lalu.
”Kami juga mengajak warga ikut meredam konflik dengan satwa liar. Warga diharapkan bisa menggiring gajah tanpa terluka atau melukai gajah,” tuturnya.
Tanam pakan
Anggota Komisi I DPRD Lampung Barat, Sugeng HK Adi, menuturkan, Pemerintah Kabupaten Lampung Barat telah merumuskan solusi jangka panjang untuk meredam konflik gajah dengan manusia di Suoh. Selain penggiringan, bakal dilakukan rekayasa habitat di wilayah perbatasan.
”Masyarakat yang berkebun di wilayah perbatasan hutan diminta menanam pakan gajah. Dengan begitu, gajah diharapkan tidak sampai turun ke permukiman,” kata Sugeng.
Menurut dia, penanaman pakan gajah di permukiman tengah dipelajari dengan mitra konservasi. Saat ini sejumlah pemerhati satwa telah melakukan survei untuk memetakan lokasi penanaman. ”Penguatan mitigasi konflik juga harus diperkuat. Dengan begitu, masyarakat memiliki kapasitas bila ada kawanan gajah liar yang mendekat,” katanya.