Tak Ada Bantuan Obat, Peternak di Sumut Tunggu Vaksinasi PMK
Akibat serangan penyakit mulut dan kuku, peternak merugi karena bobot ternak yang terjangkit turun 20-40 persen. Peternak menanti vaksinasi hewan ternak di tengah minimnya obat-obatan.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Di tengah ketiadaan bantuan obat-obatan untuk penyakit mulut dan kuku, peternak di Sumatera Utara pilih menunggu percepatan vaksinasi. Peternak semakin merugi akibat terus meluasnya PMK. Kerugian tidak terhindarkan meskipun PMK bisa disembuhkan karena penurunan bobot badan ternak mencapai 20-40 persen.
”Kami kecewa jika pemerintah menyebut PMK (penyakit mulut dan kuku) bisa dikendalikan karena dapat sembuh. Meskipun sembuh, kami sangat merugi karena penurunan bobot badan,” kata Ketua Kelompok Tani Enggal Mukti, M Sugito, di Desa Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumut, Jumat (17/6/2022).
Sugito mengatakan, hampir semua ternak di sentra itu terserang PMK dalam sebulan belakangan. Ternak-ternak seperti menunggu giliran terserang wabah PMK. Awalnya, ternak tidak nafsu makan, demam, sulit berdiri, lalu mulut dan kukunya melepuh.
Jika sudah terserang gejala itu, peternak membeli sendiri obat-obatan dari toko obat hewan, seperti antibiotik, antiseptik, penurun suhu badan, dan vitamin. Mereka juga memberikan jamu seperti jahe, kunyit, dan gula merah. Peternak harus menyiapkan sekitar Rp 500.000 per ekor untuk ternak yang terserang PMK.
Kondisi ternak biasanya membaik setelah tujuh hari. Namun, para peternak anggota kelompoknya saat ini mengeluh karena penurunan bobot badan yang cukup signifikan. ”Banyak ternak yang sudah dipesan jauh-jauh hari untuk Idul Adha akhirnya dibatalkan karena bobot badan tidak sesuai dengan yang ditargetkan,” kata Sugito.
Sugito menyebut, sudah tujuh ternak di Desa Sampali mati terserang PMK. Tahun ini, sentra peternakan itu diperkirakan hanya bisa memasok sekitar 800 ekor ternak untuk Idul Adha. Padahal, mereka biasanya menjual lebih dari 1.600 sapi untuk Kota Medan dan Deli Serdang.
Peternak pun tidak bisa membeli sapi dari Aceh karena penutupan lalu lintas ternak. Para peternak dari Desa Sampali pun mencoba mencari sapi ke daerah lain di Sumut, tetapi hampir semua sentra juga terserang PMK. Mereka pun tidak berani mengambil risiko membeli ternak karena bisa semakin merugi.
Sentra peternakan itu diperkirakan hanya bisa memasok sekitar 800 ekor ternak untuk Idul Adha. Padahal, mereka biasanya menjual lebih dari 1.600 sapi untuk Kota Medan dan Deli Serdang.
Di tengah tidak adanya bantuan obat-obatan, kata Sugito, mereka berharap vaksinasi ternak bisa dipercepat. Menurut dia, sudah ada beberapa ternak yang sampai dua kali terserang gejala PMK di Sampali.
Vaksinasi PMK sudah mulai dilakukan di Jawa Timur sejak Selasa (14/6/2022). Setiap ternak mendapat dua dosis vaksin PMK dengan rentang satu bulan. Jawa Timur pun baru mendapat 1.000 dosis vaksin sebagaimana dilaporkan Kompas.id, Jumat (17/6/2022).
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut Azhar Harahap mengatakan, pasokan obat-obatan PMK dari pemerintah memang sangat terbatas. ”Kami meminta peternak membeli sendiri obat-obatan dari toko obat hewan,” katanya.
Azhar mengatakan, PMK terkendali karena 60 persen kasus infeksi sudah bisa disembuhkan. Sejauh ini, 10 ternak mati karena PMK di Sumut. Sebagian besar ternak yang mati adalah pedet atau anakan sapi yang tidak mendapat air susu karena induknya juga terserang PMK. Menurut Azhar, Sumut pun dalam waktu dekat akan segera mendapat pasokan vaksin PMK.
Azhar mengatakan, sudah 7.987 ternak di 14 kabupaten/kota di Sumut yang terinfeksi PMK. Penularan paling tinggi dalam seminggu belakangan ada di Kabupaten Batubara dengan 4.081 ekor yang terpapar. Daerah lainnya dengan kasus yang cukup tinggi adalah Deli Serdang 1.396 ekor, Langkat 1.205 ekor, Serdang Bedagai 498 ekor, Asahan 437 ekor, dan Medan 137 ekor.
Kepala Dinas Pertanian Pemerintah Kabupaten Deli Serdang Rahman Saleh Dongaran menyebut, dalam beberapa pekan terakhir mereka kehabisan obat-obatan. Para peternak pun meminta kepada mereka agar segera diadakan vaksinasi ternak. Mereka pun membantu menyediakan tenaga untuk menyuntikkan obat.