Dunia pariwisata di Kabupaten Malang terus bergeliat pascapandemi.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Setelah terpuruk oleh pandemi Covid-19, dunia pariwisata di Kabupaten Malang, Jawa Timur, kini kembali bergeliat. Untuk lebih meningkatkan geliat pariwisata, perlu ada keterlibatan pemerintah pusat untuk mengadakan gelaran acara atau event yang dapat memantik kunjungan wisatawan.
Demikian dikatakan Ketua Rombongan Komisi X DPR Zainuddin Maliki di sela-sela kunjungan kerja ke Kabupaten Malang, Jumat (17/6/2022) sore. Komisi X DPR datang ke Kabupaten Malang dalam rangka mencari masukan terkait revisi Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
Selain beberapa anggota Komisi X DPR, turut hadir pada kesempatan ini, antara lain, Sekretaris Daerah Kabupaten Malang Wahyu Hidayat, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Malang Made Arya Wedanthara, serta sejumlah asosiasi dan pelaku pariwisata setempat.
Zainuddin menyebut, salah satu indikasi geliat dunia pariwisata di kabupaten dengan wilayah terluas kedua di Jawa Timur itu bisa dilihat dari tingkat hunian hotel. Pada kuartal pertama 2022 atau tiga bulan, tingkat okupansi hotel di wilayah ini telah mencapai 50 persen dari angka sepanjang tahun 2021.
Jika ditarik dalam periode yang sama, kemungkinan tingkat hunian hotel selama 2022 di wilayah ini bakal naik 1,5-2 kali lipat dibandingkan tahun lalu. ”Dari sisi kunjungan wisatawan juga lebih dari 50 persen dari kunjungan selama 2021. Jadi, ada kebangkitan dalam dunia pariwisata di Kabupaten Malang,” ujarnya.
Untuk lebih meningkatkan dunia pariwisata di Malang, menurut Zainuddin, pihaknya akan mendorong pemerintah pusat bisa ikut terlibat. Bagaimana kementerian terkait bisa mendukung pelaksanaan event-event di setiap destinasi wisata di tempat ini.
Demikian halnya potensi budaya yang melimpah di Malang hendaknya bisa dikemas menjadi sebuah festival yang menarik dan mendatangkan banyak wisatawan. ”Saya kira ini perlu ditangkap oleh pusat, Kementerian Parekraf (Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), misalnya, mendorong membantu event di setiap destinasi,” ucapnya.
Selain memiliki sumber daya alam melimpah, Malang juga memiliki sumber daya manusia yang cukup karena wilayah ini mempunyai banyak perguruan tinggi. ”SDM ini untuk memperkaya inovasi dan kreativitas karena dunia wisata tidak boleh jauh dari kreativitas, imajinasi, dan lainnya untuk pengembangan,” katanya.
Pemerintah daerah di Malang Raya (Kota Batu, Kota Malang, dan Kabupaten Malang) juga harus bersinergi dalam hal pengembangan dunia pariwisata. Ketiga daerah itu harus mengembangkan semangat bersama, sinergi memajukan dunia pariwisata dan bukan berkompetisi.
Made Arya Wedanthara mengatakan, dunia pariwisata di wilayahnya terus bergeliat. Sejumlah kegiatan budaya dan olahraga, salah satunya gelaran Piala Presiden di Stadion Kanjuruhan, juga sudah mulai dihelat dalam sepekan terakhir.
Desa wisata terus kita dorong karena itu melibatkan banyak kegiatan masyarakat.
”Geliatnya mulai lumayan. Lebaran kemarin tingkat okupansi hotel juga tinggi. Harapannya ke depan memang tidak ada lagi peningkatan kasus Covid-19 sehingga dunia pariwisata ini bisa terus bergeliat dan hidup,” ucapnya.
Geliat pariwisata di Kabupaten Malang tidak hanya terjadi pada destinasi wisata alam, tetapi juga desa wisata. Salah satu desa wisata di Kabupaten Malang, yakni Sanankerto, baru-baru ini mendapat penghargaan internasional The 5th Asean Rural Development and Poverty Eradication. Sanankerto terkenal dengan obyek wisata konservasi bambu dan embung Boon Pring.
”Desa wisata terus kita dorong karena itu melibatkan banyak kegiatan masyarakat. Sebelumnya, kegiatan pembinaan terhadap desa wisata sempat terhenti sejak 2020 akibat pandemi,” ucap Wedanthara.
Disparbud Kabupaten Malang saat ini sedang membina lima desa terkait penguatan SDM meski belum begitu maksimal lantaran anggaran yang terbatas akibat pandemi. Menurut rencana, pada tahun 2023 upaya itu akan dimaksimalkan.
Total desa wisata di Kabupaten Malang mencapai 30 desa. Dari jumlah tersebut, sebagian masih rintisan dan berkembang. Sementara yang sudah mandiri ada tiga, yakni Sanankerto di Kecamatan Turen, Pujon Kidul di Kecamatan Pujon, dan Gubugklakah di Kecamatan Poncokusumo.