RSD Gunung Jati Cirebon Kembali Merawat Pasien Covid-19
Rumah Sakit Daerah Gunung Jati, Kota Cirebon, Jawa Barat, kini merawat seorang pasien Covid-19. Padahal, dua bulan terahir, ruangan isolasi di rumah sakit itu kosong.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Setelah dua bulan tidak merawat pasien Covid-19, kini Rumah Sakit Daerah Gunung Jati di Kota Cirebon, Jawa Barat, kembali menangani kasus positif virus korona baru. Pemkot Cirebon menyiapkan ruangan isolasi, tes, hingga pelacakan untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19.
Direktur RSD Gunung Jati Katibi mengatakan, terdapat seorang pasien positif Covid-19 menjalani isolasi di rumah sakit setelah dua bulan ruangan isolasi kosong. ”RSD Gunung Jati terakhir merawat pasien itu 10 April. Dan, ini ada pasien lagi masuk Minggu (12/6/2022) malam,” ucapnya, Selasa (14/6), di Cirebon.
Katibi belum mengetahui pasti sumber penularan dan jenis varian Covid-19 pada pasien tersebut. Namun, pihaknya telah mengantisipasi lonjakan kasus virus korona baru.
Sekitar 200 tenaga kesehatan, seperti perawat hingga dokter spesialis, misalnya, tetap bersiaga. ”Kami juga menyiapkan 24 tempat tidur untuk ruangan isolasi,” ujarnya.
Ketua Harian Satuan Tugas Covid-19 Kota Cirebon Agus Mulyadi mengatakan, sejumlah daerah mengalami kenaikan kasus Covid-19 akibat subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. ”Memang ada kekhawatiran seperti yang terjadi di daerah lain, tetapi mudah-mudahan tidak ada (subvarian tersebut) di Cirebon,” ujarnya.
Dalam sepekan terakhir, kasus harian Covid-19 akibat subvarian BA.4 dan BA.5 terus meningkat dari sekitar 200 kasus per hari menjadi lebih dari 500 kasus per hari. Bahkan, puncak peningkatan kasus Covid-19 diprediksi berlangsung pada minggu kedua bulan Juli (Kompas, 14/6/2022).
Pihaknya telah meminta rumah sakit menyiagakan ruangan isolasi sesuai kebutuhan jika penularan virus korona baru meningkat. Februari lalu, misalnya, kota berpenduduk 340.000 jiwa ini menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 karena tingginya risiko penularan virus korona baru. Sebanyak 265 tempat tidur isolasi disiagakan.
Memang ada kekhawatiran seperti yang terjadi di daerah lain, tetapi mudah-mudahan tidak ada (subvarian tersebut) di Cirebon. (Agus Mulyadi)
Kondisi terburuk pernah terjadi pertengahan 2021, ketika varian Delta menyerang. Saat itu, okupansi ruang isolasi di 11 rumah sakit di Cirebon mencapai 94 persen dari 426 unit. Pasien juga kesulitan mendapatkan tabung oksigen. Pasien juga harus menjalani isolasi mandiri meski bergejala sedang bahkan berat.
Anggaran
”Selain ruang isolasi, kami juga terus melakukan tes dan tracing (pelacakan) kasus. Dananya sudah dialokasikan dari BTT (belanja tak terduga),” ujar Agus yang juga sekretaris daerah Kota Cirebon. Sejak awal Januari 2022, pemkot telah menganggarkan sekitar Rp 2,6 miliar untuk tes, pelacakan kasus, obat-obatan, dan vitamin.
Terkait pembatasan mobilitas warga, pihaknya masih menunggu regulasi dari pemerintah pusat. Apalagi, saat ini, Cirebon masih menerapkan PPKM level 1 yang pembatasannya lebih longgar.
”Kemarin kan arahan dari pusat, jangan berpergian dulu selama dua minggu. Terjemahannya juga belum tahu. Tapi, situasi ekonomi sudah demikian terbuka,” ungkapnya.
Hingga kini, Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Kota Cirebon mencatat, tidak ada kasus positif Covid-19 aktif. Adapun total jumlah kasus selama dua tahun terakhir mencapai 16.056 orang. Sebanyak 567 orang di antaranya meninggal dan 15.489 orang dinyatakan sembuh.