Rawan Kebakaran di Laut, Kepri Butuh Kapal Pemadam
Dua kali kebakaran kapal dalam satu minggu terakhir menjadi alarm bagi pemerintah agar segera meningkatkan kesiapan penanggulangan bencana di perairan Kepulauan Riau.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
BATAM, KOMPAS — Dua kali kebakaran kapal terjadi dalam satu minggu terakhir di Kepulauan Riau. Dua orang tewas dalam peristiwa tersebut. Hal itu menjadi alarm bagi pemerintah agar segera meningkatkan kesiapan penanggulangan bencana di laut.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kepri Sirajudin Nur, Selasa (14/6/2022), mengatakan, Pemerintah Provinsi Kepri harus segera mengalokasikan anggaran untuk membeli kapal pemadam kebakaran. Idealnya, kapal pemadam harus selalu bersiaga di perairan yang rawan kebakaran, terutama di Kota Batam dan Kabupaten Karimun.
”Kapal pemadam adalah kebutuhan yang harus diprioritaskan di Kepri. Wilayah provinsi ini 96 persennya merupakan laut, tetapi pelayanan tanggap bencana di laut belum juga menjadi prioritas,” kata Sirajudin.
Sebelumnya, pada 8 Juni 2022, kapal penumpang Dumai Line 5 terbakar di perairan dekat Pelabuhan Sekupang, Batam. Peristiwa itu mengakibatkan satu anak buah kapal meninggal, satu orang hilang, dan lima orang lainnya luka-luka.
Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Tanjung Pinang Slamet Riyadi, Kamis (9/6/2022), mengatakan, pemadaman kebakaran Dumai Line 5 dilakukan Kapal Negara (KN) SAR Purworejo-101. Saat itu kapal Dumai Line 11 milik swasta yang berada dekat lokasi kejadian membantu upaya pemadaman.
Kemudian, pada 12 Juni lalu, kapal motor (KM) Bintang Surya terbakar saat mengangkut bahan makanan dari Singapura menuju Kabupaten Karimun, Kepri. Nakhoda kapal meninggal dan 17 anak buah kapal terluka dalam peristiwa itu.
Pemadaman api di KM Bintang Surya dilakukan oleh KN Pulau Dana-323 milik Badan Keamanan Laut (Bakamla). Menurut Komandan KN Pulau Dana-323 Letnan Kolonel Hananto Widhi Nugroho, sejumlah kapal swasta yang melintas juga membantu upaya pemadaman.
Ketergantungan kepada kapal-kapal swasta untuk menanggulangi kebakaran juga terjadi saat kobaran api melumat 19 rumah di Pulau Buluh, Batam, 21 Januari lalu. Saat itu petugas pemadam kesulitan menjangkau lokasi karena tidak memiliki kapal khusus. Akhirnya, api dipadamkan oleh delapan kapal tunda milik swasta yang tengah melintas dekat lokasi.
”Kalau nanti tidak ada kapal milik swasta yang sedang melintas di dekat lokasi kebakaran bagaimana? Pemerintah harus bertanggung jawab soal penanggulangan kebakaran ini, jangan terus-menerus mengandalkan swasta,” ujar Sirajudin.
Menurut dia, sebelumnya, pengadaan kapal pemadam kebakaran telah beberapa kali dibahas. Di Kepri, seharusnya minimal ada tiga kapal pemadam kebakaran yang masing-masing ditempatkan di Batam, Karimun, dan Natuna.
Kalau nanti tidak ada kapal milik swasta yang sedang melintas di dekat lokasi kebakaran bagaimana?
”Kapal pemadam kebakaran itu sangat penting. Itu kebutuhan yang harus diprioritaskan di Kepri, maka kami akan dorong (pengadaan kapal pemadam) ini supaya segera terealisasi,” ucap Sirajudin.
BPBD Kepri hingga kini belum memberi jawaban ketika dikonfirmasi soal rencana pengadaan kapal pemadam kebakaran.