Kasus PMK Merebak di Empat Kabupaten di Lampung, Pemeriksaan Hewan Kurban Diperketat
Penyakit mulut dan kuku merebak di empat kabupaten di Lampung. Pemerintah meningkatkan pengawasan hewan kurban menjelang hari raya Idul Adha.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Hingga saat ini, penyakit mulut dan kuku atau PMK terdeteksi merebak di empat kabupaten di Lampung. Pemeriksaan ternak menjelang hari raya Idul Adha akan diperketat untuk mencegah penyebaran PMK.
Kepala Balai Veteriner Lampung Hasan A Sanyata mengatakan, dari hasil pemeriksaan sampel, ditemukan ada 180 ekor sapi dan kambing yang positif PMK. Wabah PMK ditemukan di empat kabupaten di Lampung, yakni Tulang Bawang Barat, Mesuji, Tulang Bawang, dan Lampung Timur.
Saat ini, sebagian besar ternak yang sakit sudah diobati dan sembuh dari PMK. Kendati begitu, ternak-ternak dari daerah terjangkit tidak boleh dijual ke luar daerah untuk mengantisipasi merebaknya wabah.
”Ternak dari daerah terjangkit tidak boleh dibawa ke luar daerah karena khawatir ada ternak yang pembawa penyakit walaupun sudah tidak menunjukkan gejala,” kata Hasan di Bandar Lampung, Selasa (14/6/2022).
Ia menilai, situasi wabah PMK di Lampung cenderung lebih baik dibandingkan daerah lain di Sumatera bagian selatan. Selain jumlah ternak yang terinfeksi tidak begitu banyak, tingkat kesembuhan ternak juga di atas 90 persen.
Kendati begitu, pihaknya akan tetap meningkatkan pengawasan kesehatan ternak menjelang hari raya Idul Adha. Petugas akan berkoordinasi dengan dinas peternakan dan kesehatan hewan di 15 kabupaten/kota untuk melakukan pemeriksaan secara acak di sejumlah lokasi penjualan ternak. Pemeriksaan ini penting untuk memastikan hewan yang dijual bebas dari PMK.
Selain itu, pemeriksaan juga dilakukan untuk mencegah penyebaran PMK ke kabupaten lain, terutama di sentra peternakan sapi di Lampung, yakni Lampung Tengah dan Lampung Selatan. Kedua kabupaten itu menjadi daerah lumbung ternak sehingga lalu lintas ternaknya harus diawasi secara ketat.
Penyembelihan hewan kurban lebih aman jika dilakukan di rumah pemotongan hewan.
Ia menambahkan, masyarakat juga diminta memastikan kebersihan alat potong dan tempat saat melakukan pemotongan hewan kurban. Penyembelihan hewan kurban lebih aman jika dilakukan di rumah pemotongan hewan.
Suhadi selaku Ketua Kelompok Ternak Sapi di Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Lampung Selatan, menuturkan, sejumlah peternak memilih menjual sapinya lebih awal karena resah dengan wabah PMK. Selain khawatir ternaknya akan terkena penyakit tersebut, peternak juga takut wabah PMK akan berdampak pada turunnya harga penjualan sapi menjelang Idul Adha.
Saat ini, populasi sapi yang ada di delapan desa di Kecamatan Tanjung Sari sekitar 3.500 ekor. Jumlah itu berkurang dibandingkan satu bulan lalu yang jumlahnya mencapai 3.900 ekor. Penurunan populasi sapi karena sebagian besar peternak telah menjualnya.
Menjelang hari raya Idul Adha, peternak memperketat uapaya pencegahan PMK dengan melakukan penyemprotan disinfektan secara rutin di kandang ternak. Peternak juga memilih memberikan pakan lokal untuk sapi-sapi mereka.
Selain itu, peternak juga membatasi akses dari luar ke kandang ternak. Mobil yang akan mengakut ternak dari daerah itu juga disemprot disinfektan. Dengan cara ini, sentra peternakan di Tanjung Sari bebas dari PMK hingga saat ini.
Ia menjelaskan, peternakan di Tanjung Sari juga tidak bergantung pada pembelian ternak dari luar daerah. Pasalnya, peternak di wilayah itu tidak hanya melakukan penggemukan api, tetapi juga pembiakan sapi sehingga bibit sapi juga didapat dari daerah setempat.