Sidoarjo Buka Lalu Lintas Hewan Kurban 10 Hari Jelang Idul Adha
Pemkab Sidoarjo, Jatim, terus berupaya menangani wabah penyakit mulut dan kuku pada hewan berkuku belah di wilayahnya. Hingga saat ini lalu lintas ternak masih dilarang dan baru akan dibuka 10 hari menjelang Idul Adha.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS - Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, terus berupaya untuk menangani wabah penyakit mulut dan kuku atau PMK pada hewan berkuku belah di wilayahnya. Hingga saat ini lalu lintas ternak masih dilarang dan baru akan dibuka 10 hari menjelang Idul Adha. Itu pun hanya dikhususkan bagi penyedia hewan kurban.
Berdasarkan data Dinas Peternakan Provinsi Jatim, populasi hewan ternak yang terpapar PMK terus bertambah. Sampai dengan 7 Juni 2022, sebanyak 37.788 ekor ternak terkena PMK, sebanyak 4.258 ekor dinyatakan sembuh, 161 ekor dipotong paksa, dan 179 ekor mati. Adapun sebaran penyakit tersebut berada di 31 kabupaten dan kota.
Populasi ternak yang terkena PMK itu meningkat lebih dari dua kali lipatnya dibandingkan dengan sebelumnya. Sampai dengan 29 Mei 2022, jumlah kasus PMK di Jatim mencapai 17.934 ekor yang tersebar di 25 daerah dari total 38 kabupaten/kota. Dari jumlah tersebut, 15.521 ekor sapi dilaporkan sakit, 2.289 ekor sembuh, dan 124 ekor mati. Tingkat kesembuhan mencapai 12 persen, sedangkan angka kematiannya 0,6 persen.
Dari 37.788 ekor hewan ternak yang terkena PMK, populasi terbanyak dilaporkan dari Kabupaten Lumajang dengan jumlah mencapai 5.157 ekor dan paling sedikit kasus di Kabupaten Madiun sebanyak 8 ekor. Adapun di Sidoarjo dilaporkan sebanyak 1.442 ekor hewan ternak terkena penyakit menular tersebut.
Kepala Bidang Produksi Peternakan Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo Tony Hartono mengatakan, penanganan wabah terus dilakukan dengan cara mengobati ternak yang sakit, mengisolasi ternak di kandang agar tak menyebarkan penyakit, dan memberikan vitamin bagi ternak yang sehat untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya.
”Penanganan wabah PMK yang dilakukan selama ini sudah sesuai prosedur. Indikasinya, tingkat kesembuhan tinggi, yakni lebih dari 500 ekor. Penambahan jumlah hewan ternak yang sakit masih ditemukan, tapi tidak sebanyak pada Mei lalu,” ujar Tony.
Dia menambahkan, sudah banyak peternak yang menerima sosialisasi tentang PMK, terutama ciri-ciri atau indikasinya. Hal itu memudahkan deteksi dini sehingga tingkat keparahan bisa dikendalikan. Ternak juga lebih cepat disembuhkan sehingga tingkat kematian bisa ditekan.
Tony mengatakan, meski penanganan wabah PMK menunjukkan hasil yang semakin membaik, Sidoarjo masih ditetapkan sebagai daerah wabah berdasarkan keputusan Menteri Pertanian. Oleh karena itu, untuk mencegah sebaran penyakit semakin meluas, kebijakan karantina kandang tetap diterapkan.
Peternak dilarang melalulintaskan hewan ternaknya dari kandang satu ke kandang lain. Lalu lintas ternak ke pasar hewan juga dilarang. Seluruh pasar hewan masih ditutup. Adapun lalu lintas hewan ternak yang sehat ke tempat atau rumah potong hewan (RPH) diawasi secara ketat oleh aparat kepolisian dan TNI.
Lalu lintas hewan ternak akan dibuka pada H-10 Idul Adha. Kebijakan itu ditempuh untuk memenuhi kebutuhan hewan kurban masyarakat Sidoarjo yang tinggi. Pada perayaan kurban tahun 2021, misalnya, jumlah sapi yang dipotong lebih dari 6.000 ekor.
Kebutuhan hewan kurban ini akan dipenuhi dari Sidoarjo sendiri dan luar daerah. Pedagang hewan kurban dari luar daerah diizinkan masuk dengan syarat membawa Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari daerah asal. Setibanya di Sidoarjo, tim kesehatan hewan akan memeriksa ulang kondisi ternak tersebut.
Pedagang diminta menyiapkan tempat berjualan yang bersih dan menjaga sanitasinya dengan mengelola kotoran ternaknya agar tak mencemari lingkungan sekitar. Untuk lalu lintas ternak lokal, menurut rencana baru dibuka dua hari menjelang Idul Adha. Hal itu demi mencegah sebaran penyakit karena Sidoarjo merupakan daerah dengan tingkat penularan tinggi.
Panitia kurban bisa memesan hewan kurban kepada peternak lokal. Namun, pengambilan dilakukan saat menjelang pemotongan. Terkait pemotongan hewan kurban, dianjurkan agar dilakukan di RPH. Namun, jumlah RPH sangat terbatas dengan kapasitas 100-200 ekor sapi per hari.
Sementara itu, masyarakat Kabupaten Madiun diimbau agar tidak panik menyusul ditemukannya kasus PMK pada hewan ternak. Bupati Madiun Ahmad Dawami mengatakan, pengalaman dua tahun menghadapi pandemi Covid-19 menjadi guru terbaik saat ini.
Meski terdapat delapan kasus PMK di wilayahnya, Dawami menginginkan pasar hewan tetap buka. Upaya pengendalian sebaran penyakit harus dikedepankan dengan cara memperkuat rasa gotong royong antara para pedagang dan peternak. ”Ditutup atau tidak pasar hewan itu tergantung pada pedagang sapi dan peternak. Penyekatan tetap dilakukan. Akan tetapi, pencegahan terbaik adalah masyarakat tidak membeli hewan yang sakit,” ujarnya.