Para Tokoh dan Ribuan Pelayat Antar Ulama Karismatik Dimyati Rois Berpulang
Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa KH Dimyati Rois meninggal dunia, Jumat (10/6/2022), lantaran sakit. Sejumlah tokoh agama dan pejabat menghadiri pemakaman ulama karismatik tersebut.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
KENDAL, KOMPAS — Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa KH Dimyati Rois meninggal dunia, Jumat (10/6/2022) dini hari, di Rumah Sakit Telogorejo, Kota Semarang, Jawa Tengah. Sebelum meninggal, pengasuh Pondok Pesantren Al-Fadlu Wal-Fadlilah Kaliwungu, Kabupaten Kendal, itu sempat mengeluhkan nyeri dada. Sejumlah tokoh dan ribuan warga NU mengantar berpulangnya ulama karismatik tersebut.
Menurut keluarga, Dimyati yang meninggal dalam usia 77 tahun itu sudah lama menderita gangguan jantung. Namun, kondisinya dalam beberapa bulan terakhir terbilang baik, penyakit tidak pernah kambuh.
Pada Kamis (9/6/2022) malam, Dimyati tiba-tiba mengeluhkan nyeri dada. Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu kemudian dibawa ke RS Telogorejo Semarang untuk mendapatkan pertolongan. Dimyati yang sempat ditangani selama lebih kurang dua jam akhirnya mengembuskan napas terakhir sekitar pukul 00.30.
”Kondisi beliau sebelum meninggal itu sehat dan kelihatan sangat bahagia sekali. Beliau juga sempat berujar kepada istrinya bahwa beliau sangat menanti-nantikan malam Jumat. Katanya, malam Jumat itu hari yang baik,” kata Dodi Romeo, kerabat Dimyati, Jumat siang.
Kepada keluarga, Dimyati kerap berpesan agar mereka turut menjaga kesatuan dan persatuan bangsa. ”Kita harus bersatu, jangan tercerai-berai karena bangsa membutuhkan kita,” ujar Dodi menirukan Dimyati.
Kita harus bersatu, jangan tercerai-berai karena bangsa membutuhkan kita. (Dimyati Rois)
Dimyati dimakamkan di kompleks Pondok Pesantren Al Fadllu 2 Brangsong, Kendal, pada Jumat pukul 13.00. Sebelum dimakamkan, jenazahnya disemayamkan di kediamannya, Kompleks Pondok Pesantren Al-Fadlu Wal-Fadlilah Kaliwungu.
Berdasarkan pantauan, ribuan pelayat datang silih berganti. Mereka berasal dari sejumlah daerah di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jateng. Ada yang datang bersama keluarga, ada pula yang beserta rombongan. Mayoritas dari mereka pernah menjadi santri di pondok pesantren yang dikelola Dimyati.
Tak hanya masyarakat biasa, sejumlah tokoh, mulai dari tokoh agama, politisi, hingga pejabat, juga melayat. Mereka yang datang antara lain Ketua Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar, mantan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin, dan Bupati Kendal Dico M Ganinduto.
Ganjar menilai, Dimyati merupakan ulama karismatik yang mampu memberikan kesejukan melalui petuah-petuahnya. Menurut Ganjar, bangsa Indonesia amat kehilangan Dimyati.
”Saya pernah sowan dan beliau banyak memberikan petuah yang menyejukkan. Yang menarik, pada event politik yang posisinya tidak selalu sama, saya merasa tidak ada sedikit pun jarak. Beliau selalu memberikan kesejukan untuk semua, bikin adem,” ucapnya.
Sementara itu, Katib Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jateng KH Munif Abdul Muchit mengatakan, kaum nahdliyin merasa sangat kehilangan dengan wafatnya Dimyati. Menurut dia, perjalanan hidup dan riwayat perjuangan Dimyati Rois layak diteladani generasi muda NU.
”Meski aktif berpolitik, almarhum tetap konsisten membesarkan pesantren. Warga NU kami harapkan untuk takziah dan berdoa semoga kesalahan almarhum diampuni Allah dan keluarga serta santri yang ditinggalkan tetap istiqamah berjuang di NU. Nahdliyin yang tidak sempat takziah diharapkan menggelar shalat gaib,” tutur Munif.