Pasokan Berkurang, Harga Komoditas Pangan di Lampung Melonjak
Menurunnya pasokan membuat harga sejumlah komoditas pangan di pasar tradisional di Lampung melonjak. Kondisi itu membuat pengeluaran masyarakat untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga makin besar.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Harga berbagai komoditas pangan utama, seperti cabai, bawang merah, dan telur, di Lampung melonjak selama sepekan terakhir. Kenaikan harga pangan satu bulan setelah Lebaran itu dipicu berkurangnya pasokan di berbagai sentra pertanian.
Berdasarkan pantauan Kompas di sejumlah pasar tradisional di Bandar Lampung, harga cabai merah keriting menyentuh Rp 80.000 per kilogram. Adapun harga cabai rawit hijau Rp 70.000 per kg dan cabai rawit merah Rp 75.000 per kg.
Sementara itu, harga bawang merah Rp 60.000 per kg dan telur Rp 30.000 per kg. Harga tomat juga cukup tinggi, yakni mencapai Rp 20.000 per kg. ”Pasokan cabai berkurang dari agen sehingga harganya naik,” ujar Hartini (45), pedagang cabai di Pasar Way Halim, Kota Bandar Lampung, Jumat (10/6/2022).
Menurut dia, saat ini harga cabai naik dua kali lipat dibandingkan sebelum hari raya Idul Fitri 2022. Sebelum Lebaran, harga cabai merah cenderung stabil, berkisar Rp 25.000-Rp 30.000 per kg. Begitu juga dengan harga cabai rawit hijau dan cabai rawit merah yang berkisar Rp 35.000-Rp 40.000 per kg.
Ia mengatakan, kenaikan harga ini berdampak besar terhadap penjualan cabai di pasar. Sebagian besar pelanggannya mengurangi pembelian hingga separuh karena harga melonjak. Penjualannya pun berkurang dari 50 kilogram menjadi 20 kilogram per hari.
Sebagian besar pedagang cabai di pasar tradisional di Lampung masih bergantung pada pasokan dari Jawa Tengah dan Jawa Barat. Sementara pasokan cabai dari sentra pertanian di Lampung, seperti Lampung Barat, Tanggamus, dan Lampung Selatan, hanya memenuhi 35 persen dari total kebutuhan cabai masyarakat.
Hal serupa diungkapkan Mujiono (40), pedagang bawang di Pasar Induk Tamin, Kota Bandar Lampung. Menurut dia, kenaikan harga bawang merah juga dipicu berkurangnya pasokan dari petani di wilayah Brebes, Jawa Tengah. ”Infonya saat ini belum masuk musim panen dan ada yang terdampak hujan deras,” ujarnya.
Ia mengatakan, kenaikan harga bawang merah di Lampung sudah berlangsung sepekan terakhir. Harga bawang merah saat ini juga lebih tinggi dibandingkan harga jual jelang Idul Fitri yang hanya Rp 35.000 per kg.
Kenaikan berbagai harga komoditas pangan itu dikeluhkan oleh Amalia (38), warga Bandar Lampung. Menurut dia, pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan makan keluarga jadi membengkak. ”Uang belanja Rp 200.000 tidak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhan dapur selama seminggu karena harga cabai, bawang merah, telur, sampai minyak goreng semuanya mahal,” katanya.
Ia berharap, pemerintah daerah bisa mengambil langkah cepat untuk menstabilkan harga pangan. Ibu dari empat anak itu merasa kewalahan mengatur kebutuhan rumah tangga saat harga bahan pokok naik seperti sekarang ini.
Ispandi (40), petani sayuran di Kabupaten Lampung Barat, menuturkan, kenaikan harga cabai dan tomat hanya menambal kerugian petani. Saat musim panen tomat tiga bulan lalu, harga jual tomat di tingkat petani anjlok menjadi Rp 500 per kg. Merosotnya harga tomat membuat sejumlah petani memilih membuang begitu saja hasil panennya di kolam ikan atau pinggir jalan.
Menurut dia, saat ini harga jual cabai merah di tingkat petani sebesar Rp 50.000-Rp 60.000 per kg, bergantung pada kualitasnya. Sementara harga jual tomat di tingkat petani berkisar Rp 10.000-Rp 12.000 per kg.
”Petani sayuran seperti kami belum tentu untung setiap panen. Kami bersyukur harga cabai dan tomat sedang bagus saat ini,” katanya. Ia membenarkan, kenaikan harga komoditas pangan saat ini dipicu berkurangnya pasokan. Pasalnya, sebagian besar petani baru akan memanen cabai dan tomat 2-3 bulan lagi.