Cemas Gempa Susulan, Penyintas Gempa Sulbar Diminta Pulang ke Rumah
Pascagempa berkekuatan Magnitudo 5,8, banyak warga Mamuju, Sulbar, mengungsi. Lokasi yang pada saat gempa 2021 menjadi tempat pengungsian kini kembali dipadati warga.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Penyintas gempa bumi Magnitudo 5,8 di Sulawesi Barat masih cemas terdampak kejadian susulan, Kamis (9/6/2022). Namun, warga diminta pulang meninggalkan pengungsian menuju rumah masing-masing agar tidak kesulitan memenuhi kebutuhan pokoknya.
Penjabat Gubernur Sulawesi Barat Akmal Malik berharap, warga yang mengungsi bisa pulang ke rumah masing-masing. Mereka bisa tinggal di halaman rumah mewaspadai gempa bumi susulan. Dia beralasan, jika di penampungan, kemungkinan warga akan sulit mengakses air bersih atau kebutuhan pokok lain.
”Kewaspadaan menjadi hal yang harus terus dijaga,” katanya, Kamis.
Firdaus, warga Mamuju, memilih mengungsi ke Kalukku. Bersama keluarga, dia memilih menempati tenda pribadi di halaman rumah kerabat. ”Kami khawatir gempa susulan. Untuk jaga-jaga, kami tidak di dalam rumah. Ada tenda darurat di halaman. Jadi, untuk sementara kami disitu dulu sambil melihat situasi,” katanya, Kamis.
Setelah gempa M 5,8 pada Rabu (8/6/2022) siang, tercatat beberapa gempa susulan. Salah satunya terjadi pada Rabu malam berkekuatan M 4,8.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sulbar, 70 rumah warga rusak akibat gempa. Selain rumah warga, sejumlah perkantoran dan rumah ibadah ikut rusak. Tercatat 17 orang terluka tertimpa reruntuhan.
Gempa juga membuat sejumlah titik yang pada gempa 2021 dijadikan lokasi pengungsian sekarang dipadati penyintas. Warga Mamuju memilih mengungsi ke Stadion Manakarra, halaman kantor Bupati Mamuju, jalur dua Kelurahan Mamuju, Terminal Simbuang, Bukit Sese Bia, hingga ke Kecamatan Tappalang Barat.
Sementara itu, warga Majene mengungsi ke SMK Bukit Tinggi, Lamongan Batu, serta Malunda. Ada juga warga yang sementara tinggal di wilayah Maliaya, Mekkatta, Lombong, dan Tubo.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Bambang Setiyo Prayitno mengatakan, kejadian ini merupakan gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif di lepas pantai Mamuju. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike slip).