908 Kasus PMK Ditemukan di Sleman, Stok Obat Menipis
Hingga Rabu (8/6/2022), tercatat 908 kasus penyakit mulut dan kuku yang tersebar di 12 kecamatan di Kabupaten Sleman. Di tengah penularan itu, stok obat untuk penanganan PMK yang dimiliki Pemkab Sleman mulai menipis.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Penyebaran penyakit mulut dan kuku atau PMK di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, terus meluas. Hingga Rabu (8/6/2022), tercatat ada 908 kasus PMK yang tersebar di 12 kecamatan di Sleman. Di tengah penularan itu, stok obat untuk penanganan PMK yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Sleman mulai menipis.
”Penyebaran virus PMK yang terus bertambah saat ini telah masuk di wilayah Kabupaten Sleman. PMK di Sleman sudah ditemukan di 12 kecamatan. Jadi, tinggal lima kecamatan yang belum ada kasus PMK,” kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Sleman, Nawangwulan, dalam konferensi pers, Kamis (9/6/2022), di Sleman.
Kasus PMK di Sleman ditemukan pertama kali pada pertengahan Mei 2022. Awalnya, hanya ada sembilan ekor domba di Kecamatan Berbah, Sleman, yang dinyatakan positif PMK. Namun, penularan PMK di Sleman kemudian meluas dan hewan yang sakit pun bertambah banyak.
Nawangwulan memaparkan, dari total 908 kasus PMK di Sleman, 882 kasus berstatus suspek dan 26 kasus berstatus terkonfirmasi positif melalui tes reaksi rantai polimerase (PCR). Dari 908 kasus tersebut, 3 kasus akhirnya mati, 8 kasus sembuh, dan 897 kasus masih dalam penanganan.
Dia juga menyebut, 882 hewan ternak yang berstatus suspek itu mengalami beberapa gejala klinis yang mengarah ke PMK. Sejumlah gejala itu, misalnya, demam, keluar air liur yang berlebihan atau hipersalivasi, serta lepuh-lepuh pada gusi dan lidah. Hewan-hewan yang berstatus suspek itu langsung ditangani sesuai prosedur penanganan PMK tanpa harus dilakukan tes PCR.
Hal itu dilakukan karena ketersediaan reagen untuk tes PCR PMK sangat terbatas sehingga tes PCR diutamakan untuk peneguhan diagnosa awal di suatu wilayah. Selama ini, tes PCR untuk PMK di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dilakukan di Balai Besar Veteriner Wates, Kabupaten Kulon Progo, DIY.
Menurut Nawangwulan, Sleman sebenarnya hanya mendapat jatah 20 tes PCR PMK di Balai Besar Veteriner Wates. Saat ini, jatah tersebut sudah habis karena sudah lebih dari 20 sampel hewan ternak di Sleman yang dilakukan tes PCR. ”Untuk Kabupaten Sleman, sudah melampaui jatah karena jatah kami hanya 20 tes,” ujarnya.
Hewan-hewan yang mengalami gejala PMK akan diberi vitamin selama 4-5 hari. Apabila setelah itu kondisinya belum membaik, hewan-hewan tersebut akan diberi obat antibiotik.
Selain itu, hewan-hewan tersebut juga diberikan obat analgesik antipiretik untuk mengurangi rasa sakit dan menurunkan demam. Pemberian obat analgesik antipiretik itu penting agar hewan ternak tidak gelisah dan mau makan.
Penyemprotan disinfektan itu pencegahan yang paling efektif saat ini. (Taufik Mawaddani)
Nawangwulan menuturkan, stok obat untuk penanganan PMK yang dimiliki Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Sleman mulai menipis karena jumlah hewan yang harus ditangani juga banyak.
Dia menambahkan, khusus untuk obat analgesik antipiretik, Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Sleman mengalami kesulitan untuk menambah stok karena ketersediaan obat itu secara nasional juga minim.
”Karena memang yang kita tangani banyak dan ketersediaan obat kami sedikit, ini sudah mulai menipis. Khususnya untuk obat analgesik antipiretik, stok nasional memang sudah menipis dan kami sudah agak kesulitan mencari,” ungkapnya.
Upaya pencegahan
Pemilik peternakan Merapi Farm di Sleman, Taufik Mawaddani (32), mengatakan, salah satu cara untuk mencegah PMK adalah dengan menyemprotkan disinfektan ke kandang hewan ternak. Penyemprotan disinfektan itu dilakukan minimal dua hingga tiga hingga kali dalam seminggu. ”Penyemprotan disinfektan itu pencegahan yang paling efektif saat ini,” katanya.
Taufik menambahkan, cara pencegahan lainnya adalah membatasi orang yang masuk ke dalam kandang. Hal ini dilakukan karena orang yang berkunjung kandang itu bisa saja membawa virus penyebab PMK.
”Kami membatasi pengunjung masuk kandang. Kalau ada tamu, kami sediakan tempat lain sehingga dia tidak boleh masuk kandang. Apalagi, hari-hari ini kan menjelang Idul Adha, pasti banyak orang yang roadshow (keliling) dari kandang ke kandang,” ujar Taufik.
Upaya pencegahan lainnya adalah dengan meningkatkan imunitas hewan ternak. Menurut Taufik, upaya peningkatan imunitas itu bisa dilakukan dengan pemberian vitamin dan nutrisi yang lebih. ”Kalau dulu pemberiannya satu bulan sekali, sekarang bisa dimajukan seminggu sekali misalnya,” katanya.
Dengan berbagai upaya itu, Taufik menyebut, 350-400 kambing dan domba di Merapi Farm tidak ada yang tertular PMK sampai saat ini. ”Lebih baik kita mencegah karena kalau mengobati itu jauh lebih susah,” kata pemilik peternakan yang berlokasi di Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, itu.