Gempa Bermagnitudo 5,8 Guncang Mamuju, Dilaporkan Ada Kerusakan Bangunan dan Korban Luka
Belum sembuh trauma warga akibat gempa M 6,2 tahun 2021 lalu, kini Mamuju kembali diguncang gempa dengan kekuatan M 5,8. Kepanikan warga membuat lalu lintas jalan di Mamuju macet.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN, VIDELIS JEMALI
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Gempa dengan magnitudo 5,8 mengguncang Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Rabu (8/6/2022) pukul 13.32 Wita. Saat ini warga masih mewaspadai gempa susulan dengan mengungsi ke tempat yang lapang dan tinggi. BPBD Mamuju menerima pula laporan kerusakan bangunan dan korban luka.
BMKG melaporkan gempa berkedalaman 10 kilometer di laut dengan jarak 43 kilometer barat daya Mamuju, ibu kota Sulawesi Barat. Lokasi Gempa di sekitar Kecamatan Tappalang, di perbatasan antara Mamuju dan Majene. Otoritas tersebut menyebutkan gempa tak berpotensi tsunami.
”Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif di lepas pantai Mamuju. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike slip),” kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno, sebagaimana tertulis dalam rilis BMKG.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Mamuju dan Majene, gempa ini membuat warga panik dan berhamburan keluar rumah. Kepanikan warga menyebabkan lalu lintas di jalan-jalan utama macet akibat gelombang pengungsian.
Warga, di antaranya, mengungsi ke Stadion Manakarra, Mamuju. Sebagian keluar ke kabupaten tetangga seperti Mamuju Tengah dan Majene. Selebihnya ke lapang dan tempat kosong yang jauh dari bangunan.
Farhanuddin (42), warga Mamuju, menyatakan, gempa terasa kuat dan cukup lama sekitar 10 detik. Warga yang berada di kantor dan rumah berhamburan keluar.
”Sejumlah warga terlihat mulai mendatangi tempat-tempat yang tinggi dan kosong dari bangunan seperti di Jalan Soekarno-Hatta. Mungkin warga masih trauma dengan gempa pada Januari 2021, jadi waspada memang,” katanya di Mamuju, Sulbar, saat dihubungi dari Palu, Sulawesi Tengah.
Kosmas Jati (45), warga Mamuju lainnya, juga memilih mengantisipasi gempa susulan dengan mendirikan tenda sederhana di luar rumah. ”Kami buat tenda untuk jaga-jaga,” ujarnya yang rumahnya tidak rusak akibat gempa tersebut.
Kepala Pelaksana BPBD Mamuju Taslim Sukirno yang dihubungi di Mamuju mengatakan, hingga Rabu sore pihaknya masih mengumpulkan data terkait kerusakan maupun kemungkinan korban.
”Sejauh ini kami banyak menerima laporan tentang gedung-gedung perkantoran yang rusak. Untuk rumah warga masih kami data. Selain itu, juga ada laporan tentang warga yang Iuka-luka,” katanya.
Kepanikan warga saat ini tak lepas dari trauma pada gempa tahun lalu, tepatnya Jumat (15/1/2021). Saat itu gempa dengan magnitudo 6,2 terjadi pada pukul 02.30 Wita saat sebagian warga tertidur pulas.
Gempa kuat tersebut didahului gempa berkekuatan M 5,9 sehari sebelumnya pada siang hari. Gempa tahun lalu menyebabkan banyak korban meninggal karena runtuhan bangunan gedung dan rumah.
Sejauh ini kami banyak menerima laporan tentang gedung-gedung perkantoran yang rusak. Selain itu, juga ada laporan tentang warga yang Iuka-luka.
Seperti tahun lalu, gempa ini tak hanya dirasakan di Sulbar, tapi juga sejumlah wilayah di Sulsel hingga Palu, Sulawesi Tengah, bahkan Kalimantan.
Merujuk rilis yang disampaikan BMKG, gempa pada Rabu siang ini berdampak pada kerusakan sejumlah bangunan di Mamuju dengan skala intensitas V MMI (getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun) dan Kabupaten Majene dengan skala intensitas IV MMI (bila terjadi pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah).
Daerah-daerah sekitar turut terguncang gempa dengan skala daerah III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu) dan MMI II (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Di Kota Palu, getaran terasa sekitar tiga detik. Getaran gempa mengayun kiri dan kanan. Di Kota yang berjarak sekitar 250 kilometer dari Mamuju itu, banyak orang merasakan getaran gempa. Hal itu terpantau dari status di aplikasi percakapan mereka.
Di aplikasi percakapan, beredar video yang memperlihatkan plafon sebuah ruangan besar roboh. Dalam keterangan yang disampaikan pengambil video, ruangan tersebut berada di kompleks kantor Gubernur Sulbar. Gedung itu disebutkan milik Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Sulbar.
Di Sulsel, gempa di antaranya dirasakan di Pinrang, Sidrap, Palopo, Parepare, bahkan sebagian yang berada di gedung tinggi di Makassar, turut merasakan.