Pernyataan Kenaikan Harga Tiket Borobudur Picu Kebingungan Pelaku Wisata
Informasi tentang rencana kenaikan harga tiket wisatawan Candi Borobudur meresahkan pelaku wisata di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Oleh
REGINA RUKMORINI, KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Sekalipun belum resmi ditetapkan, pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan tentang kenaikan tarif tiket wisatawan Candi Borobudur, Sabtu (4/6/2022), sudah memicu kebingungan publik, terutama kalangan pelaku wisata. Keraguan berwisata pun mulai muncul dan dikhawatirkan berimbas pada penurunan kunjungan wisatawan bukan hanya ke kawasan Borobudur, melainkan juga ke Kabupaten Magelang secara umum.
Ketua Forum Daya Tarik Wisata Kabupaten Magelang Edwar Alfian mengatakan, sejak Sabtu hingga Minggu (5/6), dirinya menerima pertanyaan dari puluhan biro perjalanan wisata dari berbagai kota. Mereka menanyakan tentang kebenaran informasi kenaikan tarif tiket dan kemudian bingung bagaimana mengemas paket wisata dan tujuan kunjungan ke Kabupaten Magelang.
”Kebingungan jelas terjadi karena selama ini magnet wisata utama di Kabupaten Magelang adalah Candi Borobudur,” ujarnya, Minggu.
Menyikapi itu, Edwar mengatakan, pihaknya segera menginformasikan bahwa di Kabupaten Magelang masih ada ratusan destinasi wisata lain yang menarik untuk dikunjungi. Namun, pengalihan tujuan kunjungan juga tidak bisa dengan mudah dilakukan.
Dia menjelaskan, sebagian destinasi di Kabupaten Magelang, termasuk Nepal van Java di Kecamatan Kaliangkrik, belum dilengkapi sarana dan prasarana pendukung yang memadai. Akses jalan dan area parkirnya belum siap menerima rombongan besar yang datang dengan bus.
Edwar pun menyesalkan pernyataan Luhut yang dianggap terlalu terburu-buru. Terlebih lagi, kenaikan harga tiket tersebut masih sebatas wacana dan belum secara resmi ditetapkan. Ke depan, dia berharap kenaikan harga tiket tidak diputuskan secara mendadak. Pasalnya, bagi sebagian besar masyarakat, kunjungan wisata adalah aktivitas yang harus direncanakan dan dipersiapkan dengan matang.
M Hatta, pemandu wisata di Kabupaten Magelang, berharap kebijakan menaikkan harga tiket tersebut dibarengi upaya menyiapkan destinasi wisata lain, desa-desa wisata, dan warga sekitar candi untuk menerima limpahan kunjungan dari wisatawan yang tidak naik ke bangunan candi. ”Jika potensi sekitar tidak disiapkan dan dinilai tidak menarik untuk dikunjungi, rombongan wisatawan akan secara otomatis mengalihkan kunjungan ke tempat lain di luar kawasan Borobudur,” ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, harga tiket domestik untuk kalangan masyarakat umum yang semula Rp 50.000 per orang kini naik menjadi Rp 750.000 per orang. Harga tiket untuk wisatawan asing, yang semula 22 dollar AS, naik menjadi 100 dollar AS. Adapun harga tiket untuk pelajar yang semula Rp 25.000 per orang kini justru diturunkan menjadi Rp 5.000 per orang. Selain menaikkan harga tiket, jumlah wisatawan yang naik ke bangunan candi nantinya dibatasi hanya 1.200 orang per hari.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, pihak PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko diharapkan segera mengedukasi masyarakat, memberi tahu bahwa kenaikan harga tiket dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk membatasi kunjungan naik ke bangunan candi dan demi alasan konservasi. ”Sampaikan saja bahwa untuk mengelola tingkat kunjungan naik ke candi dilakukan pengendalian kunjungan melalui kebijakan penetapan tarif tiket,” ujarnya.
Kepala Balai Konservasi Borobudur (BKB) Wiwit Kasiyati mengatakan, dari hasil penghitungan yang dilakukan BKB, kapasitas maksimal pengunjung di bangunan candi ditetapkan sebanyak 1.259 orang per hari dan batasan maksimal pengunjung di pelataran ditetapkan 500 orang per hari. Selain demi alasan konservasi, hitungan ini dibuat dengan memperhatikan faktor kenyamanan kunjungan.